Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Perekonomian Lesu, Kembangkan Ekonomi Komunitas

25 Agustus 2015   05:55 Diperbarui: 25 Agustus 2015   07:41 1181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari segi nilai ekonomis, gambaran di atas menunjukkan daya serap pasar masih tinggi, suplai produksi tetap terjaga, dan keuntungan dapat diraih. Dilihat dari segi nilai edukatif, Adam berkenan membagi pengetahuan kepada komunitas dan memastikan pasarnya, sedangkan para anggota plasma menjaga kualitas dan jumlah produksinya.

[caption caption="Alur Proses Penyetoran Cacing dalam Adam Community/Dok. Pribadi"]

[/caption]

Dari sinilah kemudian muncul sikap saling membutuhkan dan saling percaya (trust). Dalam interaksi sosial tersebut terjadi saling berbagi pengetahuan dan keuntungan (sharing), saling mengkoneksikan sumber daya (connecting), dan sekaligus saling menjaga mata rantai produksi dan pemasaran (networking). Gambaran ini menunjukkan bahwa modal sosial terbangun dalam komunitas Adam Community.

Konsep Modal Sosial

Bahwa kesuksesan bisnis tidak semata-mata tergantung pada modal berbentuk uang atau modal fisik. Masih ingatkah dengan Kaplan dan Norton? Keduanya sekitar tahun 1996 pernah merumuskan model pengukuran kinerja perusahaan dengan menyeimbangkan aspek keuangan dan non keuangan yang disebut “balanced scorecard”. Intinya, untuk menilai keberhasilan suatu perusahaan tidak cukup diukur dengan seberapa banyak uang yang dihasilkan (tangible asset). Selain kinerja keuangan, peranan aset tak tampak (untangible asset) seperti proses bisnis internal, proses belajar, dan loyalitas pelanggan merupakan aset tak ternilai bagi perusahaan. Uang datang karena proses bisnis internalnya sehat, karyawannya mau terus belajar dan berkinerja, serta pelanggannya percaya (loyal).

Secara ekonomi, modal merupakan sesuatu yang jika ditanam (diinvestasikan) akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar. Karena itu, di era knowledge society, pengetahuan dianggap sebagai modal berharga yang melekat pada sumber daya manusia. Dalam situasi persaingan seperti dewasa ini, modal pengetahuan (knowledge capital) memiliki peranan yang penting dalam memenangkan pasar.

Namun perlu diingat, pengetahuan tidak akan berubah menjadi modal sosial (social capital), manakala pengetahun itu tidak disharing. Jika individu tidak mau berbagi dengan individu lainnya, maka pengetahuan itu hanya akan menjadi kekayaan pribadi semata, seolah seperti etalase pengetahuan yang kurang memiliki nilai guna sosial.

Modal sosial merupakan kekayaan yang melekat dalam komunitas. Modal itu dihasilkan dalam proses interaksi antar sesamanya. Orang merasa betah berinteraksi dalam komunitas, selama mereka saling percaya (trust), ada norma (norms) yang diyakini baik dan dipelihara. Interaksi yang terus menerus itu akan membentuk jejaring (networking) yang lebih luas, baik ke samping (horizontal), maupun ke atas (vertical).

Itulah yang dilakukan Adam. Mungkin dia tidak menyadarinya, bahwa dengan melakukan edukasi tentang bagaimana memelihara cacing yang baik, muncul trust dalam bentuk harapan (manfaat ekonomi), lalu banyak yang bergabung. Apalagi manfaat itu benar-benar dapat dirasakan oleh para anggota komunitas setelah menjalankan usahanya, seperti yang dirasakan oleh anggota plasma dari Mojokerto di atas.

Adam juga menekankan pentingnya norma, dengan membuat aturan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) yang dipajang di depan gudang produksinya. Norma-norma ini digunakan untuk menjaga kelestarian kehidupan cacing, agar produksinya optimal, sekaligus ramah lingkungan.

[caption caption="Adam (Baju Batik), di Gudang Produksi Cacing. Budayakan 5R/Dok. Pribadi"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun