Mohon tunggu...
M Miftahul Firdaus
M Miftahul Firdaus Mohon Tunggu... Insinyur - Pengagum Soekiman Wirjosandjojo

Pembelajar, Engineer, pengagum Soekiman Wirjosandjojo

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sekali Lagi Multisemesta

14 Mei 2017   12:27 Diperbarui: 14 Mei 2017   12:34 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Contoh hal detail tersebut adalah mereka tidak dapat memperoleh hal spesifik seperti massa elektron dapat bekerja dengan benar pada teori ini. Banyak orang mencobanya, tapi pada tahun 50-an, ide yang aneh tapi menarik tentang unifikasi hukum-hukum fisika ini, mulai menghilang. Sampai hal yang luar biasa terjadi di masa kita.

Pada era kita, terdapat pendekatan baru untuk melakukan unifikasi hukum-hukum fisika yang dibawa oleh para ahli fisika yang disebut sebagai teori benang (superstring theory). Hal yang menakjubkan adalah, sekilas, teori benang ini, pada awalnya tidak berhubungan apapun dengan ide tentang dimensi ekstra.

Namun, saat dipelajari lebih lanjut, para ilmuwan menemukan bahwa teori benang ini kembali mengajukan ide tentang dimensi ekstra tersebut, dalam bentuk yang sama sekali baru. Lalu apakah teori benang itu sendiri?

Teori benang ini adalah teori yang muncul ketika orang-orang berusaha menjawab pertanyaan tentang konstituen dasar yang tidak terbagi yang menyusun semua hal di dunia kita, termasuk menyusun atom dan partikel subatom.

Teori tersebut menyatakan, bahwa setiap benda tersusun atas atom yang terdiri dari elektron yang mengelilingi inti. Inti atom sendiri terdiri dari proton dan neutron yang masing-masing disusun oleh quarks. Ini merupakan tempat berhenti dari teori konvensional.

Teori benang menelusuri lebih jauh ke konstituen yang lebih kecil yang menyusun quarks dan menyatakan di sana terdapat suatu filamen energi yang bergetar. Setiap filamen memiliki tingkat energi yang berbeda sehingga memiliki pola getar yang berbeda. Pola getar tersebut akan menentukan sifat dari partikel yang dibentuknya sehingga membentuk jenis partikel yang berbeda yang menyebabkan keragaman yang terjadi di dunia sekitar kita.

Karena ide ini menyatakan semua benda berbeda yang ada di semesta, termasuk elektron, quark, partikel radiasi, foton, graviton, dan lain-lain, disusun oleh satu konstituen terkecil yang sama, maka ide ini juga menjadi teori unifikasi. Hasil akhirnya, semua gaya yang berpengaruh di semesta akan berada dalam satu rubrik general yang sama, benang-benang yang bergetar.

Namun, ada satu hal yang menarik di sini. Jika dipelajari lebih dalam, matematika teori benang tidak sepenuhnya bekerja dalam semesta yang hanya memiliki tiga dimensi ruang. Ini juga tidak bekerja di semesta dengan empat, lima, atau bahkan enam dimensi ruang. Akhirnya, teori ini bekerja hanya pada semesta dengan sepuluh dimensi ruang dan satu dimensi waktu.

Ini membawa kembali kepada ide Kaluza dan Klein bahwa dunia kita memiliki lebih banyak dimensi daripada yang kita lihat. Sekarang bagaimana ide tentang semesta multidimensi ini dapat berhubungan dengan ide tentang dunia multisemesta? Hal ini akan dibahas pada tulisan selanjutnya.

Bersambung.

Tulisan ini dimuat di http://www.qureta.com/post/sekali-lagi-multisemesta-1 atau kunjungi blog penulis di https://firdausmiftahulm.blogspot.co.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun