Namun, dia menemukan satu tambahan persamaan (karena ada satu dimensi tambahan). Ketika dia melihat persamaan tambahan itu, persamaan tersebut tidak berbeda dengan persamaan yang telah diketahui para ilmuwan untuk menjelaskan gaya elektromagnetik. Luar biasa. Itu terjadi begitu saja.
Kaluza sangat gembira dengan hal ini bahwa ia telah menemukan teori unifikasi. Jelas sekali bahwa Kaluza adalah seorang yang sangat serius dengan teori. Namun, untuk orang-orang yang berpikiran lebih praktis, dua pertanyaan langsung muncul dari ide Kaluza tersebut.
Pertama, jika ada lebih dari tiga dimensi ruang, di manakah dimensi-dimensi tambahan itu? Kita tidak dapat melihat satupun di antaranya. Kedua, apakah teori ini benar-benar bekerja sampai ke hal-hal detail ketika dicoba diterapkan di dunia di sekitar kita?
Pertanyaan pertama dijawab pada tahun 1926 oleh seorang yang bernama Oskar Klein. Dia mengusulkan bahwa dimensi-dimensi dapat berwujud dengan dua variasi, dimensi yang besar dan dapat dilihat dan dimensi yang begitu kecil sehingga tidak dapat dilihat. Sederhananya, hal ini dapat digambarkan sebagai berikut.
Bayangkan kita melihat benda seperti kabel atau tali penyangga yang terentang. Kabel tersebut akan dari jarak yang tidak terlalu dekat tampak seperti benda satu dimensi, yaitu hanya memiliki panjang, tidak punya lebar dan kedalaman.
Sementara kita sendiri tahu bahwa kabel tersebut memiliki ketebalan yang sulit dilihat dari jauh. Jika kita perbesar kabel tersebut dan mengambil perspektif dari semut-semut yang merayapi kabel, kita akan dapati bahwa semut begitu kecil sehingga dapat mengakses semua dimensi kabel.
Ini menggambarkan bahwa dimensi memiliki dua tipe, besar dan kecil, dan bahwa selain dimensi besar di sekitar kita yang dapat kita lihat, terdapat kemungkinan adanya dimensi tambahan yang sangat mengkerut seperti bagian melingkar dari kabel tersebut yang begitu kecil sehingga sejauh ini tetap tak terlihat.
Jadi, berdasarkan ide ini, jika kita melihat ruang, sebagai kumpulan dari kubus-kubus yang tersusun sebagaimana dijelaskan Einstein, lalu kita bedah terus sampai kebagian yang lebih kecil, lebih kecil, dan lebih kecil lagi hingga kedalaman ultramikroskopik dari ruang itu sendiri, kita bisa mendapatkan dimensi tambahan dalam bentuk-bentuk seperti lingkaran yang sangat kecil.
Jika kita adalah semut ultramikroskopik, kita akan dapat berjalan-jalan pada dimensi tersebut dan melihatnya sebagai dimensi besar tanpa perlu menggunakan peralatan apapun. Bahwa dengan definisi dari bentuk ruang itu sendiri, ide tentang dimensi tambahan dapat terbentuk dan dijelaskan secara rasional.
Lalu bagaimana dengan pertanyaan kedua? Apakah teori ini benar-benar bekerja jika dicoba diterapkan pada dunia nyata? Nampaknya, Einstein, Kaluza, dan banyak lainnya bekerja untuk membentuk kerangka kerja ini dan menerapkannya pada fisika alam semesta dan mereka memahami bahwa saat itu, dalam hal detail, teori ini tidak bekerja.