Mohon tunggu...
M Zulham T Maradjabesi
M Zulham T Maradjabesi Mohon Tunggu... Lainnya - Kepala Sub Bagian Umum KPPN Tahuna

Seorang ASN yang senantiasa mengasah keterampilan dan mengembangkan diri. Dalam perjalanan eksplorasi saya, menulis telah menjadi sarana kreatif yang memungkinkan saya untuk mengekspresikan ide-ide dan wawasan yang terpendam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Behavioural Economics: Ketika Psikologi Menentukan Kebijakan Fiskal Daerah

29 Agustus 2023   10:53 Diperbarui: 29 Agustus 2023   10:56 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
funeasypopular.com/5-things-you-should-know-about-behavioral-economics/

Framing dan presentasi informasi memainkan peran krusial dalam mempengaruhi keputusan dan persepsi warga terhadap sistem perpajakan. Dengan memahami dan memanfaatkan prinsip-prinsip framing, pemerintah daerah dapat meningkatkan efektivitas komunikasi, meningkatkan kepatuhan pajak, dan memperkuat hubungan dengan warganya.

Efek Bandwagon dan Kepatuhan Pajak

Efek bandwagon merujuk pada kecenderungan individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan keyakinan atau tindakan orang lain. Dalam konteks perpajakan, efek ini dapat diterapkan dengan menunjukkan bahwa sebagian besar orang telah mematuhi kewajiban pajak mereka, sehingga memotivasi mereka yang belum membayar untuk mengikuti jejak mereka.

Efek bandwagon dapat dilihat sebagai manifestasi dari kebutuhan manusia untuk berkonformitas dengan norma-norma sosial atau untuk menjadi bagian dari kelompok mayoritas. Individu sering kali merasa lebih nyaman dalam mengambil tindakan ketika mereka percaya bahwa banyak orang lain juga melakukan hal yang sama.

Ada beberapa cara di mana efek bandwagon dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kepatuhan pajak:

  • Informasi Statistik: Menyediakan informasi bahwa sebagian besar warga di suatu daerah telah mematuhi kewajiban pajak mereka dapat mendorong mereka yang belum membayar untuk melakukan hal yang sama.
  • Testimoni: Menggunakan testimoni dari warga biasa yang telah membayar pajak mereka dapat memberikan gambaran personal dan manusiawi tentang pentingnya kepatuhan pajak.
  • Kampanye Media Sosial: Menggunakan platform media sosial untuk mempromosikan kepatuhan pajak dan membangun komunitas di mana orang-orang dapat berbagi pengalaman mereka dapat memanfaatkan efek bandwagon secara digital.

Memanfaatkan efek bandwagon dalam strategi perpajakan memiliki beberapa keuntungan:

  • Peningkatan Kepatuhan: Seperti yang telah disebutkan, mengetahui bahwa orang lain telah mematuhi kewajiban pajak mereka dapat mendorong lebih banyak warga untuk melakukan hal yang sama.
  • Membangun Solidaritas: Menekankan bahwa kepatuhan pajak adalah norma sosial yang diterima dapat memperkuat rasa solidaritas dan tanggung jawab bersama di antara warga.
  • Mengurangi Perasaan Ketidakadilan: Salah satu alasan orang mungkin enggan membayar pajak adalah persepsi bahwa banyak orang lain tidak membayar. Dengan menunjukkan bahwa sebagian besar warga mematuhi, pemerintah daerah dapat mengurangi persepsi ini.

Efek bandwagon, ketika diterapkan dengan cerdas dalam konteks perpajakan, dapat menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Memanfaatkan kecenderungan alami manusia untuk mengikuti norma kelompok dapat membantu pemerintah daerah memastikan pendapatan pajak yang konsisten dan memperkuat hubungan dengan warganya.

Biases dan Investasi Daerah

Bias dalam behavioral economics merujuk pada kecenderungan sistematis dalam pengambilan keputusan yang menyimpang dari norma-norma keputusan rasional. Dalam konteks investasi daerah, pemahaman tentang bias-bias ini dapat membantu pemerintah daerah merancang strategi yang lebih efektif untuk menarik investasi dan memastikan alokasi sumber daya yang optimal.

Bias Umum dalam Investasi antara lain :

  • Overconfidence Bias: Kepercayaan berlebihan terhadap kemampuan pribadi atau informasi yang dimiliki. Pemerintah daerah mungkin terlalu optimis mengenai proyek investasi tertentu tanpa mempertimbangkan risiko dengan cermat.
  • Status Quo Bias: Kecenderungan untuk mempertahankan keadaan saat ini dan menghindari perubahan. Hal ini mungkin mencegah daerah dari beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kondisi pasar atau teknologi.
  • Confirmation Bias: Kecenderungan untuk mencari atau menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan kepercayaan atau pendapat yang sudah ada. Ini dapat menghambat inovasi dan keterbukaan terhadap pendekatan baru.

Untuk  Mengatasi Bias dalam Investasi Daerah dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut :

  • Diversifikasi Proyek: Daripada mengandalkan satu proyek besar, daerah mungkin membenefit dari diversifikasi proyek investasi untuk mengurangi risiko dan mengatasi overconfidence bias.
  • Keterlibatan Stakeholder: Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam proses pengambilan keputusan dapat memberikan perspektif yang lebih beragam dan mengatasi beberapa bias.
  • Evaluasi Berkala: Melakukan evaluasi berkala terhadap proyek dan strategi investasi dapat membantu mendeteksi kesalahan awal dan memastikan bahwa daerah bergerak dalam arah yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun