Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Zamani (Part 32)

5 November 2018   09:31 Diperbarui: 5 November 2018   09:46 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tenanglah kawan, kita tidak boleh menyerah. Kita pasti akan mendapatkannya. Beberapa hari yang lalu aku berhasil menangkap seekor rusa jantan disini. Jadi kali ini kita pasti akan mendapatkannya juga."

Hari mulai gelap. Matahari tersisa separuh di ufuk Barat. Langkah kaki pemburu itu berhenti ketika sampai di depan sebuah gua kecil diatas bukit. Di dekat gua itu mengalir sebuah mata air yang jernih, dikelilingi oleh tumbuhan perdu yang menghijau. Suara gemericik air membuat suasana menjadi tenang dan damai.

"Tempat apa ini? Indah sekali."

"Apa kau pernah kemari sebelumnya?"

"Tidak, baru kali ini aku kemari bersamamu."

"Oh, aku kira kau pernah kemari."

"Sudahlah lupakan. Ayo kita beristirahat didalam gua itu. Aku sangat lapar dan lelah."

Kedua pemburu itu melangkah menuju gua yang ada didepan mereka. Sesampai didepan mulut gua, mereka beristirahat. Angin yang berhembus pelan membuat mereka mengantuk.  Pelan -- pelan mata mereka mulai menutup. Waktu terus berjalan.

Matahari telah lenyap. Langit terlihat gelap. Asap putih tipis menyeruak keluar dari dalam gua. Menguarkan aroma amis menusuk hidung. Pelan -- pelan kedua pemburu itu membuka mata mereka. Dalam keadaan setengah sadar, mereka melihat sekelompok ular berbagai ukuran keluar dari dalam gua. Ular -- ular itu makin banyak. Mendesis melewati mulut gua. Melewati kaki -- kaki pemburu itu.

Karena tidak tahan dengan bau amis yang semakin menyengat, kedua pemburu itu membuka mata mereka. Seketika itu juga mereka berteriak -- teriak ketakutan melihat  ular -- ular itu telah merayap masuk kedalam jubah mereka. Menggeliat -- geliat diantara kedua paha dan naik menuju leher mereka.

"Ulaaar.... Ulaaaaarrr..." teriak mereka hampir bersamaan sambil mengibas -- ibaskan jubah. Lalu mereka berlari meninggalkan gua dan menghilang di kegelapan hutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun