Rasa panik merasuki pikiran Ratu Mehnaz. Penglihatan Usranat tentang masa lalu maupun masa mendatang tidak pernah meleset sedikitpun. Bahkan boleh dikata, nasib Kerajaan Jin bergantung pada ramalan jin wanita suci itu.
"Ia kembali lagi Yang Mulia." ucap Usranat dengan nada bergetar.
"Siapa yang kau maksud Usranat?"
Seisi ruangan menjadi diam. Hanya keheningan yang ada. Serta desiran angin dingin menyebar ke seluruh ruangan menerpa wajah -- wajah para jin yang hadir di ruangan itu.
***
- Teana dan Almeera telah sampai di Penginapan Al Anbath. Mereka bergegas menuju kamar mereka tanpa berbicara kepada siapapun. Termasuk kepada Shahed yang menyambut kedatangan mereka di penginapan.
"Maafkanlah Tuan Shahed, Tuan sedang ada masalah." ucap Almeera ketika melihat Teana mengacuhkan sambutan Shahed. Shahed mengangguk. Lalu Almeera pergi.
Teana menyuruh Almeera untuk segera menutup pintu kamarnya. Didalam kamar, ia merebahkan diri diatas ranjang. Ia masih tidak percaya dengan penglihatannya. Baru kali ini ia menemui makhluk aneh seperti itu. Laba -- laba sebesar telapak tangan, manusia berbadan ular dan manusia singa berekor kalajengking . Semuanya terasa aneh baginya. Keanehan itu seperti yang ia rasakan ketika pertama kali ia bertemu Dalath.
Teana masih ingat ketika ia melompat kedalam lingkaran pentagram yang dibuat oleh Yodh. Tubuhnya seperti terbakar dalam bara api. Rasa panasnya berlipat -- lipat dari rasa panas yang biasa ia rasakan.
"Jangan -- jangan rasa panas yang sering aku alami akhir -- akhir ini ada hubungannya dengan mereka." gumam Teana dengan mata terpejam.
Belum juga Teana berhenti memikirkan hal itu, tiba -- tiba sebuah suara menggema dalam kepalanya.
"Tuan benar, rasa panas itu berasal dari makhluk yang Tuan temui di Kompleks Al Djinn. Makhluk Bangsa Bawah yang hendak melenyapkan peradaban Bangsa Nabataea. Tuan harus berhati -- hati dengan mereka."