Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Taw (Part 27)

2 Oktober 2018   16:51 Diperbarui: 2 Oktober 2018   17:12 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

       Pagi itu Teana bangun lebih awal. Ia berendam di dalam bak mandi yang terbuat dari batu cadas merah berbentuk cekungan sedalam kurang dari satu meter. Di sekeliling bak mandi itu menyala beberapa lilin untuk menerangi ruangan. Hangatnya air yang bercampur aroma Myrrh membuat pikiran Teana menjadi tenang. Sambil menarik napas dalam -- dalam dan memejamkan matanya, ia menikmati uap air yang mengepulkan aroma wangi yang menenangkan pikirannya. Kali ini ia benar -- benar menikmati kesendiriannya.

"Patung itu memiliki kekuatan. Kekuatan yang akan menjadikan pemiliknya tidak terkalahkan. Kekuatan magis dalam patung itu bisa menghancurkan Bangsa Nabataea jika disalahgunakan oleh Bangsa Bawah."

       Teana seketika terbangun dari lamunannya. Ia tersentak ketika kepalanya hendak tenggelam didalam bak mandi dan air hampir saja memasuki lubang hidungnya. Suara Peramal Simkath tiba -- tiba menggema didalam telinganya. Jantungnya berdtak dengan cepat. Ia mengambil napas panjang. Dan perlahan mulai mengatur kembali napasnya.

"Patung... Kekuatan... Laba -- laba... Apa maksudnya?" gumam Teana pelan.

***

       Perjamuan makan pagi telah disiapkan. Beberapa pelayan Penginapan Al Anbath sibuk keluar masuk dapur untuk menyajikan berbagai macam makanan. Irisan tipis daging kambing bakar, ayam kalkun berbumbu rempah pedas dikelilingi aneka sayuran nampak mengkilat kecoklatan dengan lelehan madu diatasnya. Bertumpuk -- tumpuk roti gandum lengkap dengan saus lada hitam siap disantap dengan irisan tipis daging kambing bakar. Sajian itu sangat menggoda selera. Sajian untuk para saudagar kaya yang menginap disana memang tidak main -- main. Semuanya benar -- benar sempurna.

"Almeera... Siang ini kita akan ke Kota Hegra. Aku tidak mau menundanya lebih lama lagi." ucap Teana sambil mengiris daging ayam kalkun diatas meja.

"Baik Tuan, akan hamba persiapkan keperluan Tuan."

"Siapkan pakaianku yang biasa saja Almeera, aku tidak mau penampilan kita terlihat mencolok. Dan jangan terlalu banyak membawa barang -- barang."

"Baik Tuan,"

"Satu lagi, bungkus patung itu serapi mungkin. Sisipkan didalam barang -- barang yang lain. Aku tidak mau penjaga gerbang kota melihat patung itu. Sebab akan menimbulkan masalah bagi kita." bisik Teana pelan kepada Almeera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun