"Benda ini sangat merepotkan. Tidak ada untungnya aku membawa benda ini. Apalagi sekarang aku telah memiliki batu rubi hijau yang sangat indah." umpatnya sambil mengamati pahatan batu di tangan kirinya.
Kemudian lelaki itu beranjak pergi meninggalkan reruntuhan gua setelah meletakkan pahatan patung berbentuk wajah seorang lelaki didepan mulut gua tempat ia masuk.
Setelah berjalan beberapa langkah ia memandang reruntuhan gua itu.
"Selamat tinggal semuanya. Selamat tinggal Petra, suatu saat Simkath akan kembali lagi untuk menuntut balas atas perbuatan yang telah kalian lakukan kepadaku." ucap Simkath dengan mata memerah memancarkan amarah.
***
Berhari -- hari ia melangkahkan kakinya tak tentu arah, kini sudah tidak ada yang bisa ia percaya lagi. Simkath pergi meninggalkan Kota Petra. Ia melanjutkan perjalanannya menuju Kota Hadera di Israel. Dari Hadera, ia akan melanjutkan perjalanannya menuju ke sebuah pulau kecil yang tak jauh dari Hadera. Yakni Pulau Siprus. Pulau para penyihir.
Hanya butuh waktu dua hari perjalanan unta untuk sampai di Kota Hadera.
Setelah sampai disana, Simkath segera mencari sebuah pasar. Ia membutuhkan uang untuk keperluannya selama di Pulau Siprus nanti. Jadi ia memutuskan untuk menjual keahlian meramalnya di pasar itu.
Keberuntungan berpihak kepadanya, dalam sehari ia berhasil mendapatkan sepuluh hingga lima belas orang di pasar. Keahlian membaca nasib orang yang dimilikinya cukup membuat pengunjungnya merasa puas. Uang hasil meramalnya itu ia gunakan untuk menyewa sebuah rumah kecil. Sekedar untuk ia tidur di malam hari.
Keesokan harinya...
"Terimakasih Tuan, semoga kali ini panen kurmaku tidak gagal lagi seperti tahun lalu. Aku akan menuruti nasehat Tuan."