Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Simkath (Part 15)

9 Januari 2018   08:17 Diperbarui: 9 Januari 2018   08:41 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teana - Dokumen Pribadi

"Benda ini sangat merepotkan. Tidak ada untungnya aku membawa benda ini. Apalagi sekarang aku telah memiliki batu rubi hijau yang sangat indah." umpatnya sambil mengamati pahatan batu di tangan kirinya.

Kemudian lelaki itu beranjak pergi meninggalkan reruntuhan gua setelah meletakkan pahatan patung berbentuk wajah seorang lelaki didepan mulut gua tempat ia masuk.

Setelah berjalan beberapa langkah ia memandang reruntuhan gua itu.

"Selamat tinggal semuanya. Selamat tinggal Petra, suatu saat Simkath akan kembali lagi untuk menuntut balas atas perbuatan yang telah kalian lakukan kepadaku." ucap Simkath dengan mata memerah memancarkan amarah.

***

Berhari -- hari ia melangkahkan kakinya tak tentu arah, kini sudah tidak ada yang bisa ia percaya lagi. Simkath pergi meninggalkan Kota Petra. Ia melanjutkan perjalanannya menuju Kota Hadera di Israel. Dari Hadera, ia akan melanjutkan perjalanannya menuju ke sebuah pulau kecil yang tak jauh dari Hadera. Yakni Pulau Siprus. Pulau para penyihir.

Hanya butuh waktu dua hari perjalanan unta untuk sampai di Kota Hadera.

Setelah sampai disana, Simkath segera mencari sebuah pasar. Ia membutuhkan uang untuk keperluannya selama di Pulau Siprus nanti. Jadi ia memutuskan untuk menjual keahlian meramalnya di pasar itu.

Keberuntungan berpihak kepadanya, dalam sehari ia berhasil mendapatkan sepuluh hingga lima belas orang di pasar. Keahlian membaca nasib orang yang dimilikinya cukup membuat pengunjungnya merasa puas. Uang hasil meramalnya itu ia gunakan untuk menyewa sebuah rumah kecil. Sekedar untuk ia tidur di malam hari.

Keesokan harinya...

"Terimakasih Tuan, semoga kali ini panen kurmaku tidak gagal lagi seperti tahun lalu. Aku akan menuruti nasehat Tuan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun