Setelah mengatur nafasnya dan menenangkan dirinya. Lelaki itu mengamati keadaan disekelilingnya untuk yang kedua kali. Ia berusaha mencari sumber air untuk ia minum. Wajar saja jika ia memikirkan air, bukan yang lain. Sebab ia telah kehilangan banyak tenaga dan merasa sangat haus akibat kejaran para penduduk Petra.
Kemarahan para penduduk itu disebabkan oleh meninggalnya salah satu putra pemimpin mereka saat menjalani pengobatan dari seorang dukun.
"Kau telah membunuh anakku. Sihirmu dan ramalanmu telah membuatnya meninggal. Kau harus bertanggungjawab!" teriak Farwan -- salah seorang pemimpin dan pembesar di Kota Petra.
Tak menunggu lama, para pengawal Farwan segera menangkap dukun itu.
Melihat keadaan yang tidak berpihak kepadanya dan ia merasa ini bukan kesalahannya, sang dukun segera berlari meninggalkan tempat itu. Ia menerobos barisan pengawal Farwan yang berusaha menghadangnya. Hingga akhirnya ia berhasil lolos dari kejaran para pengawal Farwan dan beberapa penduduk Petra yang menginginkan nyawanya.
Cukup lama ia mengamati keadaan di sekitar tempatnya berdiri, akhirnya ia menemukan sebuah sumber air. Ia meneguk air itu sepuasnya. Lalu duduk di tepian sumber air yang airnya terlihat sangat jernih.
Tiba -- tiba saja matanya tertuju pada sebuah bentuk benda yang terlihat jelas diatas permukaan air. Sebuah benda persegi yang menyerupai wajah manusia.
Dengan cermat ia mengamatinya. Lalu mencari dari mana asalnya.
Dan tanpa bersusah payah, ia telah menemukannya. Ia berdiri dan berjalan menuju benda berbentuk kotak itu.
"Apa ini?" ucapnya lirih sambil tangan kanannya meraba pahatan wajah lelaki yang dipahat di dinding gua. Sesosok wajah yang mirip dengan Dewa Zeus.
Cukup lama ia mengamati pahatan berbentuk persegi itu. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk melakukan sesuatu. Ia berusaha menggerak -- gerakkan pahatan itu dengan kedua tangannya. Mencari tahu ada apa dibalik pahatan itu.