Ghalib mengambil bungkusan kain yang sudah dipersiapkannya tadi pagi. Ia mengeluarkan selembar kulit kambing. Sebuah kuas kecil dan tinta yang disimpan dalam botol kaca kecil.
“Ini, pergunakanlah untuk menggambar peta mu.” ucap Ghalib.
“Terimakasih…”balas Manaf.
Dalam ketenangan malam itu, dengan bantuan sebuah cahaya lampu minyak tempel yang diambil dari pojok ruangan. Manaf menggambar peta saluran air di Al Siq. Sedangkan Ghalib membantu Manaf menunjukkan tempat mana saja yang harus dialiri air. Karena Ghalib telah mengamati keadaan dinding Al Siq tadi sore. Jadi ia tahu betul letak yang bagus untuk saluran air itu.
Dalam dua jam, pekerjaan membuat peta saluran air Al Siq telah selesai. Mereka berdua akhirnya bisa beristirahat.
“Akhirnya selesai juga Tuan. Ini berkat bantuan Tuan.” jawab Manaf.
“Tidak Manaf, ini semua berkat semangatmu yang besar.” ucap Ghalib sambil tersenyum kepada Manaf.
Lampu minyak dimatikan. Hingga tersisa satu saja. Cahaya ruangan menjadi sedikit redup.
“Selamat istirahat Tuan. Selamat malam.” ucap Manaf.
“Kau juga Manaf. Semoga pekerjaan kita lancar besok.” balas Ghalib.
Malam semakin larut. Bintang dan bulan menghiasi langit Kota Petra. Serigala gurun mulai berbunyi. Meramaikan malam yang sepi. Di jalanan kota hanya nampak beberapa orang lalu lalang. Mereka sedang sibuk dengan urusannya yang belum selesai. Memaksa mereka untuk tetap terjaga malam itu.