“Ratu siapa Naaaak?” tanya Srining dengan bibir bergetar karena takut.
“Ibu… Ratu itu mengajakku pergi kerumahnya” jawab Sekar lirih.
“Jangan Nak, kau jangan mau” teriak ibunya histeris sambil mengguncang – guncang tubuh Sekar.
Di balai desa Pakis makin panas. Perebutan kursi kepala desa berlangsung makin mendebarkan. Hingga tiba saat penghitungan suara. Yang akhirnya dimenangkan oleh Suwanto.
“Selamat Suwanto, akhirnya kau terpilih jadi kepala desa Pakis” Jawab Gito.
“Terimakasih Gito” balas Suwanto dengan senyum terukir di bibirnya.
Dalam hati, Suwanto tidak habis pikir mengapa dirinya yang muncul menjadi pemenang. Karena jelas – jelas surat suara yang dimasukkan kedalam kotak berbunyi Pak Wahyu. Namun saat perhitungan suara, dirinyalah yang menang.
“Pasti sesajenku telah diterima ibu ratu” pikir Suwanto.
Tiba – tiba bahu Suwanto berguncang. Ada seseorang menepuknya dari belakang dan membisikkan sesuatu di telinganya.
“Pak, putri anda baru saja meninggal dunia. Bapak ditunggu ibu dirumah”