“Suwanto….. Saaaah”
“Pak Wahyu…. Saaaah”
Hati Suwanto berdegup kencang tak karuan. Wajahnya mulai pucat. Keringat dingin menetes di leher dan dahinya. Melihat kenyataan di depan mata. Kenyataan yang tak sesuai harapannya.
“Ibu guruuuuu…. Sekar kejang bu…” teriak seorang teman disebelah tempat Sekar duduk.
Melihat keadaan Sekar yang mengejang dengan tubuh kaku dan bibir membiru, guru itupun memutuskan untuk mengantar Sekar pulang kerumahnya. Karena puskesmas terdekat ada di Desa Pakis. Satu desa dengan rumah Sekar.
Sesampai dirumah Sekar, ibu guru itu gegas masuk kedalam rumah. Srining yang saat itu sedang menyapu ruang tamu langsung berteriak histeris.
“Ada apa Sekar… kenapa kau Naaaak”
Sekar dibaringkan diatas kursi kayu di ruang tamu. Srining hanya bisa mengelus kepala Sekar yang penuh dengan tetesan keringat dingin. Ibu guru gegas ke dapur mengambil air hangat dan kain lap.
“Sekaaaaarrr… kamu kenapa Nak? Isak ibunya seraya mendekap Sekar.
Mata Sekar membelalak, bibirnya perlahan terbuka.
“Ibu…. Ratu itu datang lagi bu…. Dia ada di belakang ibu” bisik Sekar kepada ibunya.