Mohon tunggu...
M Rizqi Ulin Nuha
M Rizqi Ulin Nuha Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa

Awali dengan bismillah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengidentifikasi Aspek Psikologis Para Koruptor

6 Januari 2020   01:39 Diperbarui: 6 Januari 2020   01:38 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mengidentifikasi Aspek Psikologis Para Koruptor

Judul Buku       : Psikologi Korupsi

Penulis             : Zainal Abidin dan A. Gimmy Prathama Siswadi

Penerbit          : PT. Remaja Rosdakarya

Tahun              : 2015

Tebal               : 225 Halaman

ISBN                 : 798-979-692-645-9  

Harga              : Rp45.000,00                                                      Sumber gambar: dokumen pribadi

Korupsi, merupakan masalah terbesar yang dialami oleh negara kita bahkan bisa jadi semua negara mengalaminya. Mengapa demikian, karena kasus korupsi ini telah mendarah daging dan telah menggerogoti seluruh aspek kehidupan masyarakat, khususnya di Indonesia. Indonesia ini adalah satu dari banyak negara yang menderita karena perilaku korup yang dilakukan oleh para koruptor. Saat ini, banyak buku maupun studi kasus yang ditulis oleh para ahli mengenai kasus korupsi. Namun demikian, studi-studi dan buku-buku tersebut lebih banyak ditulis berdasarkan perspektif non-psikologi.

Dalam buku Psikologi Korupsi ini,dijelaskan mengenai studi tentang korupsi yang diuraikan berdasarkan perspektif Psikologi. Menurut penulis (Zainal abidin & A. Gimmy P.S) Korupsi adalah salah satu gejala psikologis, karena salah satu komponen dari adanya korupsi adalah pelaku, dan salah satu penyebab pelaku melakukan korupsi adalah faktor psikologis. Ada kurang lebih 2 jenis korupsi ditinjau dari jumlah uang yang dikorupsi dan asal atau kelas para pelaku korupsinya yaitu, buerucratic corruption atau petty corruption (korupsi kelas teri), dan political corruption atau grand corruption (korupsi kelas kakap). Dalam studi ini penulis buku ingin mencari tahu mengenai 3 hal utama, yakni bagaimana gambaran profil psikologis para pelaku korupsi, bagaimana pola-pola korupsi yang dilakukan oleh para koruptor, bagaimana KPK menangani kasus korupsi tersebut, dan korupsibagaimana pola-pola korupsi yang dilakukan oleh para koruptor.

Pada awalnya kita harus mengenali gambaran profil psikologis para pelaku koruptor. Dalam hal ini penulis buku melakukan penelitian yang hasilnya ada 3 kesimpulan, yaitu (1) Kepribadian para koruptor tampak secara umum lebih mengutamakan keharmonisan atau conformity dengan orang lain dan bukannya memberi prioritas pada prestasi dan keterbukaan pada masa depan. Selain itu, mereka pun menunjukkan kepatuhan terhadap otoritas dan daya kerja sebagai seorang pelaksana. (2) Motif atau motivasi dari pelaku korupsi sangat tinggi, kebutuhan mereka sudah bukan lagi pada taraf fisiologis (physiological need), rasa aman (safety need), dan menjalin relasi dengan orang lain (social need), melainkan pada taraf kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan dihargai atau esteem need. (3) Locus of control atau pusat kendali. Jika pusat kendali perilaku nya internal maka yang menentukan perilaku individu tersebut adalah dirinya sendiri. Sebaliknya, jika pusat kendalinya eksternal, maka yang banyak mempengaruhi perilaku individu tersebut adalah faktor luar atau lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun