Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

"I'm Unpredictable Person" | Membongkar 'Mimpi' Generasi Muda yang "Sok Dewasa" Jaman Now

25 Januari 2023   12:50 Diperbarui: 25 Januari 2023   15:12 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.abvsolicitors.co.uk/wp-content/uploads/2019/01/Anon-article-image-1.jpg

Alasannya sederhana - bagaimana mungkin luka yang dirasakan saya sendiri adalah 'kebenaran yang dijadikan kebohongan' oleh gen.-60an s/d 80an dengan dalih 'motivasi' tapi kemudian menoleh belakang pribadi yang menunggu kesempatan untuk berjalan sendiri tanpa ragu meski sudah pernah merasakan kegagalan hebat tanpa tameng pelindung? 

Dengan demikian, tidak mengherankan bila saya dengan senyum inteligentia psikologis cenderung amat-sangat-gampang menarik kisah-kisah motivatif dan inspirasi masa lampau untuk mem-feeding perhatian orang yang lebih tua agar 'lebih mudah' diajak bicara bak teman nongkrong padahal beda umur yang amat jauh. 

Dari pecahnya 'rantai-karat', saya meneliti psikologi Generasi Tua dari semua jenis perspektif praktis dan konvensional agar memastikan bahwa 'saya tidak salah orang' untuk diajak ngopi dan ngudud bareng di depan teras setiap rumah yang dikunjung sebagai 'tamu dapur harian'. Uniknya, jalur pacu psikologi yang diajarkan dalam praktek head-to-head yang saya lakukan beberapa kali ternyata melahirkan 'kepercayaan psikologi istimewa' dari beberapa orang tua - itulah meaning dasar dari kata 'tidak biasa'. 

Bahkan, ada beberapa dari mereka yang curhat tentang rumah tangga 'yang sebenarnya privat' kepada saya dengan harapan bahwa saya bisa membantu berbagi-beban pikiran - bukan tentang solusi, tetapi cukup mendengarkan. Kalau dalam situasi seperti ini, saya tidak dapat memungut lembaran pengalaman dari brankan 'idea' saya lalu dijadikan proposal motivasi karena saya belum pernah mencapai 'zona itu seorang diri'.

Lebih dari itu, saya lebih mengalirkan daya berpikir bypass untuk mengurangi retensi pusing dari para orang tua yang kerap mengeluh dengan berbagai latar belakang 'sms provider' masalah hidup yakni dengan menulis 'amplop Tuhan' setiap pagi dan malam, sebagai ajakan sederhana meski hanya 5 menit saja - mulai dengan mengurangi sedikit demi sedikit 'laju neuron otak' untuk memicu daya berpikir resolutif dengan melihat Sang Pencipta daripada ingin sekali 'langsung selesai' tetapi faktanya semakin memilukan. 

Petak demi petak sejenis ini masuk dalam 'konstruksi berpikir skeptik' bagi Generasi Berikutnya, di mana saya tidak perlu ragu dengan probabilitas fenomena interpersonal yang akan tersaji di hadapan lapangan hidup 'calon orangtua masa depan' bakal seperti apa. Mungkin singkat saja cerita saya mengenai 'pengalaman semi-halusinasi' yang mendekati nilai 'imajinasi pra-realitas' para orang dewasa yang tumbuh, berkembang, dan hidup sampai hari ini. 

Pesannya hanya satu: saya akan selalu 'memperingatkan Anda' sebagai 'motivator hidup' yang patut diberi penghargaan atau tanpa tanda jasa nyata dengan penghargaan moral personal yang sederhana - sekalipun terkadang 'suka protes', saya akan selalu mencium tangan Anda sekalipun 'tangan ini' lebih banyak menampar dengan pikiran & perkataan yang tidak sesuai dengan ekspetasi Anda (saya tetap 'berlutut' di hadapan wakil tangan Tuhan yang paling sederhana dan nyata untuk menempa saya 'menjadi apa ke depannya').

Bagaimana dengan gen. muda era-90an sampai hari ini? hah, 'orangtua di masa depan?' Saya rasa bukan itu istilah yang lebih cocok dengan 'menyejajarkan' status situasional kelompok generasi ini dengan para generasi sebelumnya. Saya lebih suka jika menyebut generasi ini dengan 'orangtua paradoksal' - kelompok calon generasi senior yang akan semakin penat menghadapi nasib hidup ke depannya. Silahkan 'nakal dahulu dari sekarang', karena HIV/AIDS dan Ebola adalah 'misi masa lampau' yang akan menjadi sebuah senjata penghancur massal (bio-weapon) versi 'terupdate'di masa depan. 

Mistifikasi takhayul seperti ini mungkin untuk tahun 2023 dianggap sepele, tetapi karena 'saya sudah terlanjur' membaca 'proposal hitam' yang kebetulan dibuang dari belakang pintu internet  pada akhirnya menyadarkan saya bahwa 'the next world pandemi' adalah seputar 'seksualitas manusia'. Saya tidak lagi peduli dengan ketersesatan psikologi generasi era ini sampai pada detik ini dalam proses 'dikontrol dan dikendalikan' oleh gadget dan internet, apalagi bagi yang 'masa bodoh' dengan cerita-cerita diary seperti ini.

Toh, saya dan beberapa oknum lebih memilih 'tersenyum' saja daripada 'berbicara terlalu banyak mengenai dunia akademik' yang jelas-jelas hanya berakhir di 'kursi dan meja kerja' sebagai 'pekerja' (anak buah, apalagi babu) dan bukan sebagai 'pemimpin' bagi banyak orang. Bukan perkara profesi atau status yang diperjuangkan untuk dicapai, tetapi karena motivasi akan 'uang kertas canggih' yang lebih mudah berbicara daripada mulut sendiri untuk menyadarkan masalah moral yang kini, sedang, dan akan dihadapi setiap saat tanpa mengenal 'kehabisan baterai jam dinding untuk terus memutar jarum detiknya'. 

Saya mengenal generasi ini sebagai 'generasi pemberontak tingkat dasar dan menengah' karena lebih mencintai action dan sering kelupaan nulis di diary harian ketika mendengar sesuatu 'yang sepele namun berarti'. Meskipun masih sedikit merasakan sejuknya 'dingin embun malam dari generasi sebelumnya' dan segala model atau bentuk entertainment klasik pra dan semi-digital, generasi ini "masih saja" dengan mudahnya diprovokasi oleh media-media perantara informasi canggih untuk mengubah 'gaya hidup' yang terkesan dipaksakan supaya 'dilihat orang lain'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun