Para Tenaga Pengajar dengan status 'honorer' tidak akan diancam untuk 'dihapus' seperti isu-isu media yang pernah beredar di negara tetangga. Sebaliknya, kalian akan diberi pelatihan khusus sebagai tenaga penunjang akademik alternatif jangka-panjang oleh Kementerian Pendidikan dengan label istimewa 'Pejuang Pendidikan' meski tingkatannya agak sedikit di bawah gelar 'Doktor' yang S3 itu dan 'Magister' yang S2. Sebab, tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua orang ingin menjadi guru karena dianggap "terlalu berat" dengan 1001 alasan.
Namun dengan upah yang 'tidak dicanda-tawakan' oleh segelintir kaum skeptik/haters negara (yang kerap mengeluh karena gaji pas-pas an), Anda sudah menunjukkan semangat untuk membangun karakter generasi penerus bangsa dan Tanah Air Internet kita tercinta. Kurang lebih, visualisasi rancangan dan penerapan sistem ter-update ini mampu menunjang pertumbuhan dan perkembangan Pendidikan di negara ini, bagi masyarakat dan para proklamator masa depan untuk menuntaskan kolonialisme purba teoritik yang kerap mempersenjatai ilmu pengetahuan dengan seperangkat operasional 'ilmiah' sehingga menjadi bom atom bagi zona praktik berpikir konseptual yang lebih maju.
Ilmu pengetahuan sebenarnya tidak mampu memperbudak manusia, tetapi manusia lah yang terlalu 'polos' untuk mengikuti prosedural-akademik yang 'mengekang kreativitas berteori dan berpraktik ilmiah' manusia pada tataran praktis-kontekstual. Jadilah 'tanah liat' yang kemudian akan menjadi 'batu sandaran' bagi fondasi bangunan Negeri ini sebagai bukti Anda, saya, dan kita semua mencintai Tanah Air Internet kita ini. Sekian!
______________
Surat Edaran Resmi Menteri Pendidikan "IDEALIS" bagi Masyarakat Tanah Air Internet Tercinta yang berisi sebagai berikut:
Ada satu tingkatan pendidikan "khusus" yang sudah dirancang dan dipersiapkan bagi siapa saja yang ber-KTP Warga Negara Tanah Air Internet yang pada zaman kolonialisme pendidikan zaman purba dari negara tetangga dianggap 'terpaksa' (dan mungkin 'dipaksa' untuk bersekolah) demi memenuhi ekspetasi keluarga dan masyarakat, yang mungkin juga hanya sebagai bentuk pelarian dari 'penunjang sertifikat istimewa' yang dikenal dengan ijazah kuno, namun belum kunjung mendapatkan pekerjaan selama ini, akan kami tunjang dengan perubahan curriculum vitae Anda.
Yakni dengan menambahkan status riwayat pendidikan terakhir dengan form yang sedikit istimewa, yakni tingkat satuan pendidikan buruh dan tenaga kerja, sebagai bentuk revolusi keadilan bagi masyarakat yang merasa 'dikhianati' oleh sistem pendidikan yang gagal pada zaman dahulu kala untuk menjadikan Anda sebagai 'batu bangunan' bagi bangsa tercinta ini.
Dengan demikian, Anda sekali lagi diizinkan untuk mengikuti pendidikan khusus pada taraf semi-adaptif, antara metode pematerian pendidikan semi-tingkat menengah atas dan pengaplikasian metode berpikir dan bertindak pada taraf semi-perguruan tinggi.
Harap Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementeriaan Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta lembaga-lembaga negara yang terkait dengan itu semua diminta untuk turut berkontribusi penuh dalam memenuhi kebutuhan masyarakat kita sendiri demi kesejahteraan seluruh lapisan kehidupan makhluk berakal budi di negara kita yang tercinta ini - dengan kami, Kementerian Pendidikan "IDEALIS" Negara Tanah Air Internet, sebagai kepala utama penanggung jawab penuh atas kebijakan dan implementasi yang nyata ini.
Bukan sekadar berkoar-koar seperti para pemimpin di negara tetangga - memimpin cuman pake strategi 'hitam di atas putih', praktik kerja-nyata dipermainkan dengan menciptakan kritik yang awalnya dijadikan sebagai alat pendukung kinerja yang konstruktif justru diprovokasi oleh masyarakat (yang suka senyum dengan notifikasi m-banking atau e-wallet di sosmed sebagai cuan buat 'beli rokok') melalui kecacatan moral dalam menafsirkan produk media berita (dan bisa saja memang rancangan 'media massa'), serta oknum-oknum yang "bebas-bersyarat" (tidak meremehkan kinerja kerja nyata pemerintah).
karena kata-kata dan tulisannya yang cenderung ilmiah, teoritik, dan valid (sah) secara akademik yang secara 'gratis' diterima dan diwartakan oleh media tetapi gagal menciptakan pemahaman bagi seluruh lapisan masyarakat di tanah mereka sendiri bahwa negara tetangga senantiasa 'tidak ada yang beres' padahal oknum-oknum ini justru kalau berdiri di posisi yang di-kritik PASTI PASTI PASTI PASTI DAN PASTI GAGAL 1001% dalam menanggulangi kompleksitas persoalan yang terjadi di negara tetangga itu sendiri (ngomong doang kok tapi strategi bacotan-nya mentok di kertas doang, nggak lebih).