Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

"KEGAGALAN BESAR" Sains dan Ilmu Pengetahuan dalam (menggagalkan pamahaman manusia atau) Memecahkan Misteri Manusia sebagai "Makhluk Mistik"

18 Januari 2023   03:15 Diperbarui: 21 Januari 2023   06:34 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mari kita tinggalkan sejenak kemampuan manusia dalam memahami berbagai hal yang berkaitan dengan hal-hal yang berbau akademis dan bercanda-tawa dengan nalar kita masing-masing. Saya akan bercerita dengan Anda tentang "sains dan KEGAGALAN BESAR ilmu pengetahuan" dalam memecahkan setiap persoalan yang dihadapi oleh manusia - ini lebih kepada sesuatu yang secara teoritis dan ilmiah tidak dapat dijelaskan secara PASTI - yakni tentang "sisi mistik" dari diri Anda dan saya, lebih kepada hal-hal yang berbau "jiwa" yang terpisah dari tubuh/badan/raga sebagai manusia. Ilmu pengetahuan dan sains menemukan 'titik buntu' ketika memberanikan diri untuk mendefinisikan manusia dari dua sudut pandang, yakni aspek raga dan aspek jiwa. Mereka berhasil mendefinisikan secara teoritis dan konseptual tentang manusia "secara fisik", tetapi tidak "secara rohani". Oleh karenanya, sekali lagi mereka melakukan kecurangan sederhana dengan mengutip pikiran-pikiran para filsuf dan ilmuwan untuk melanggengkan sifat ke-ilmiah-an mengenai pembahasan yang sebenarnya SUDAH GAGAL untuk dijelaskan dengan tumpukan-tumpukan rancangan teori yang telah lama dibangun dengan menyimpulkan salah satu term yang mungkin tidak asing di telinga Anda dan saya - alam bawah sadar. Untuk memahami 'permainan nalar ini', mari saya ceritakan.

_________

Saya memulai cerita saya dengan definisi ilmu pengetahuan dan sains (biologi) tentang manusia terlebih dahulu. Yang saya dengar dari ilmu pengetahuan, definisi tentang manusia secara biologis ternyata berisi validasi ilmiah yang membingungkan, seperti sebuah pernyataan sebagai berikut:

Manusia adalah makhluk hidup yang termasuk dalam kelas Mammalia dan famili Hominidae. Mereka memiliki tubuh yang berdiri tegak dan memiliki otak yang besar dan kompleks, yang memungkinkan mereka untuk melakukan berbagai aktivitas kompleks seperti berpikir, merancang, dan berkomunikasi. Manusia juga memiliki tangan yang fleksibel dengan jari-jari yang memungkinkan mereka untuk mengejar dan menggunakan alat. Keberadaan manusia di bumi sudah ada selama sekitar 200.000 tahun.

 200.000 tahun? spekulasi ilmiah ini sebenarnya datang dari mana? apakah dalam cerita mimpi semalam? sama seperti 'kalian' berspekulasi atas tulisan-tulisan saya? Silahkan bela argumentasi itu dengan 1001 rumus teori yang sudah ada dari zaman ke zaman, termasuk rumus matematika atau teori sosial-politik Anda yang akan-amat-sangat tidak berguna dan hanya sekedar membuat banyak telinga menangkap bahwa 'itu masuk akal' tetapi itu adalah kebohongan ilmiah dari manusia sendiri yang mencoba memvalidasikan pernyataannya secara ilmiah supaya sah dan diterima oleh publik pada tataran akademik (ilmu pengetahuan dan sains).

Saya akan memosisikan diri sebagai opposite dari trik sederhana konsep neokolonialisme - merusak, lalu mendamaikan (dan saya adalah kebalikannya dari itu) sehingga Anda dan saya dapat memahami bagaimana ilmu pengetahuan sebenarnya pada taraf advanced sebenarnya merupakan "pagar pembatas" kemampuan bernalar manusia "yang tidak terbatas". Saya memulai cerita saya dengan membela scientifics ilmu pengetahuan dan sains yakni memaparkan argumentasi (atau lebih tepatnya spekulasi) ilmiah tentang teori Charles Darwin:

Teori evolusi oleh Charles Darwin menyatakan bahwa semua organisme hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan berubah secara alami melalui proses seleksi alami dari generasi ke generasi. Teori ini menjelaskan bagaimana organisme hidup yang berbeda di muka bumi ini berkembang dari waktu ke waktu. Darwin menyatakan bahwa organisme yang lebih sesuai dengan lingkungannya akan lebih mungkin bertahan dan menyebarkan gen-gen yang menyebabkan sifat-sifat yang bermanfaat itu ke generasi berikutnya. Dengan demikian, organisme yang lebih sesuai dengan lingkungan akan lebih mungkin untuk berkembang dan beradaptasi dibandingkan dengan organisme yang kurang sesuai. Darwin mengembangkan teorinya setelah melakukan perjalanan selama 5 tahun pada kapal HMS Beagle, di mana ia mengamati berbagai jenis organisme di berbagai wilayah di seluruh dunia. Setelah kembali ke Inggris, Darwin menulis buku "On the Origin of Species" (1859) yang menjelaskan teori evolusinya dan menyediakan bukti yang kuat untuk menguji teorinya. Teori evolusi Darwin menyebabkan perubahan besar dalam cara kita memahami dunia dan mengubah bagaimana kita melihat diri kita sendiri sebagai makhluk hidup.

Apa saja isi dari bukunya itu (secara ringkas)?

"On the Origin of Species" (1859), yang ditulis oleh Charles Darwin, adalah buku yang menjelaskan teori evolusi dan memberikan bukti kuat untuk mendukung teori tersebut. Dalam buku tersebut, Darwin menunjukkan bahwa semua organisme hidup berasal dari nenek moyang yang sama dan berubah secara alami melalui proses seleksi alami dari generasi ke generasi. Darwin menyajikan banyak bukti untuk mendukung teorinya, termasuk contoh dari organisme yang menunjukkan variabilitas dan kesamaan antar spesies, serta bukti dari evolusi yang ditunjukkan oleh fosil. Ia juga menjelaskan konsep seleksi alami, yang menyatakan bahwa organisme yang lebih sesuai dengan lingkungannya akan lebih mungkin bertahan dan menyebarkan gen-gen yang menyebabkan sifat-sifat yang bermanfaat itu ke generasi berikutnya. Darwin juga menjelaskan bahwa evolusi tidak selalu berlangsung secara linear, tapi bisa juga berlangsung secara acak. Ia juga memberikan beberapa kontroversi, seperti menyatakan bahwa manusia berasal dari nenek moyang yang sama dengan primata lainnya, yang merupakan ide yang sangat menentang keyakinan religius pada saat itu. Secara keseluruhan, "On the Origin of Species" adalah buku yang sangat penting dalam sejarah ilmu pengetahuan dan menyediakan dasar yang kuat untuk memahami evolusi organisme hidup saat ini.

Kenapa harus Teori Darwin? Kenapa buka teori lainnya? Oke, saya mengambil teori ini sebagai salah satu materi. Teori lain ada porsinya dan akan coba saya usut 'penyakit para ilmuwan' dalam menciptakan teori tersebut. 

Teori evolusi oleh Charles Darwin adalah teori ilmiah yang diterima secara luas oleh komunitas ilmiah dan diakui sebagai dasar dari biologi modern. Namun, seperti dengan setiap teori ilmiah, ada beberapa kesalahpahaman atau kaprah yang sering terjadi terkait dengan teori evolusi Darwin. Salah satu kesalahpahaman yang umum adalah bahwa evolusi berarti perubahan dari yang lebih sederhana menjadi yang lebih kompleks. Sebenarnya, evolusi tidak selalu bergerak dalam arah yang sama, tetapi dapat bergerak ke arah yang berbeda sesuai dengan lingkungan dan tekanan seleksi. Kesalahpahaman lain adalah bahwa evolusi berarti "perubahan untuk yang lebih baik". Sebenarnya, evolusi hanya berarti perubahan genetik dari satu generasi ke generasi, dan tidak selalu mengarah pada organisme yang "lebih baik" atau lebih sesuai dengan lingkungan. Beberapa orang juga menganggap evolusi sebagai proses yang berlangsung dengan cepat, tetapi sebenarnya evolusi berlangsung secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu, ada juga kesalahpahaman tentang evolusi manusia, di mana ada yang menganggap teori evolusi sebagai menyinggung keyakinan agama, padahal evolusi adalah teori ilmiah yang tidak memiliki kaitan dengan agama. Itu adalah beberapa kesalahpahaman yang umum terkait dengan teori evolusi Darwin. Namun, kesalahpahaman ini tidak mempengaruhi validitas teori evolusi itu sendiri dan tetap diakui sebagai dasar dari biologi modern.

Kenapa saya memberikan model transform Bold pada kalimat-kalimat tertentu? Karena sebagian besar umat manusia sejatinya mengalah atas produk ciptaannya sendiri - ilmu pengetahuan yang ilmiah - yang justru semakin lemah dengan 'membela' kekuatan ilmu pengetahuan yang 'menyesatkan' ini pada taraf tertentu, yakni dengan melahirkan konsep "pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan". Padahal, nalar yang tajam itu seharusnya mampu memotong 'pembungkus' yang menutup rapat fakta yang ada di balik diskursus yang lahir dari kontestasi (perdebatan) mengenai kedua hal di atas - ilmu pengetahuan dan agama (mistik). Saya mengatakan hal demikian karena saya tidak setuju bahwa ilmu pengetahuan 'selalu benar' atas setiap hal yang ada di atas muka bumi ini. Terus, kenapa kajian problematika tersebut tidak dapat dipecahkan? kenapa teori yang dimaksudkan justru menyinggung, bukan membantu? Saya melanjutkan cerita saya dengan membalikkan posisi yang sebelumnya membela scientifics menjadi provokator ilmu pengetahuan dan sains.

Bagaimana ilmu pengetahuan sekali lagi melangkahi kegagalan tersebut? Para ilmuwan pun berpikir tentang bagaimana cara mengikis keyakinan banyak orang tentang agama dan sekelebat awan mistik yang mengitarinya (yang sampai hari dan detik ini tidak dapat dijelaskan secara ilmiah)? Maka dari situlah, ilmu pengetahuan menciptakan sebuah konsep humanisme-natural sebagai kelompok tandingan kaum religius yang dikenal hingga sekarang - Atheisme.

Atheisme adalah keyakinan atau pandangan bahwa tidak ada Tuhan atau entitas supernatural. Orang yang menganut atheisme dianggap tidak percaya atau tidak memiliki keyakinan dalam Tuhan atau entitas supernatural. Atheisme dapat diartikan sebagai negasi atau ketidakpercayaan dalam Tuhan, atau sebagai keyakinan bahwa Tuhan tidak ada. Atheisme telah ada selama ribuan tahun dan muncul dalam berbagai bentuk dalam sejarah. Beberapa filsuf kuno seperti Epicurus dan Lucretius menulis tentang keyakinan mereka dalam tidak adanya Tuhan. Pada abad ke-18 dan ke-19, filsuf seperti David Hume dan Immanuel Kant mengeksplorasi konsep atheisme dalam filsafatnya. Namun, atheisme sebagai gerakan sosial dan intelektual baru muncul pada abad ke-19. Salah satu tokoh yang dianggap sebagai "pencetus" atheisme adalah Charles Bradlaugh, seorang aktivis politik Inggris yang berjuang untuk hak-hak non-religius dan mempublikasikan buku yang mempromosikan atheisme pada abad ke-19. Atheisme saat ini juga diakui sebagai pandangan yang dapat diakui secara hukum dan diakui sebagai hak asasi dalam negara-negara yang menganut sistem demokrasi, meskipun masih ada beberapa negara yang melarang atau mengekang penyebaran atheisme.

Masih ragu? Bahkan Anda yang membacanya boleh berspekulasi bahwa saya adalah orang gila dan tidak masuk akal. Tetapi, saya 100% yakin bahwa Anda sebagai pembaca tidak menyangka bahwa konsep alam bawah sadar yang dikemukakan oleh Sigmund Freud merupakan salah satu 'tameng dan senjata' ilmu pengetahuan untuk memerangi pengetahuan tentang jiwa yang senantiasa dikumandangkan oleh agama-agama di seluruh dunia. 

Teori alam bawah sadar dikemukakan oleh Sigmund Freud, seorang psikiater dan penulis Austria yang dikenal sebagai salah satu pendiri psikoanalisis. Freud mengembangkan teori ini pada awal abad ke-20 dan menyatakan bahwa alam bawah sadar adalah bagian dari pikiran yang tidak sadar yang mengandung pengalaman, ingatan, dan dorongan yang tidak dapat diakses oleh pikiran sadar. Ia menyatakan bahwa alam bawah sadar mengendalikan banyak perilaku dan dorongan manusia, dan bahwa masalah psikologis dapat diakibatkan oleh konflik antara alam bawah sadar dan pikiran sadar. Freud juga mengembangkan konsep dasar dari psikoanalisis, yaitu bahwa masalah psikologis dapat diakibatkan oleh trauma masa lalu yang tidak disadari dan masih terkait dengan dorongan-dorongan instingtif yang tidak terpenuhi. Ia menyatakan bahwa terapi psikoanalisis dapat digunakan untuk mengatasi masalah-masalah ini dengan mengeksplorasi dan mengidentifikasi konflik alam bawah sadar. Teori alam bawah sadar Freud menjadi sangat penting dalam psikologi dan psikiatri, meskipun ada kritik yang diterima dari beberapa kalangan. Namun, banyak dari konsep dan metodenya yang digunakan dalam terapi dan kajian psikologi saat ini.

Kenapa saya katakan demikian bahwa "konsep alam bawah sadar yang dikemukakan oleh Sigmund Freud merupakan salah satu 'tameng dan senjata' ilmu pengetahuan untuk memerangi pengetahuan tentang jiwa (aspek mistik manusia) yang senantiasa dikumandangkan oleh agama-agama di seluruh dunia ?". Anda juga tidak akan menyangka bahwa Sigmund Freud juga merupakan bagian 'orbitan eksplisit' ilmu pengetahuan dari Atheisme. Sigmund Freud adalah seorang pencetus teori alam bawah sadar dan psikoanalisis (pasti banyak yang tidak tahu secara pasti apakah ia seorang Atheis atau tidak). Namun, dalam beberapa karya dan catatannya, dia menunjukkan beberapa pandangan yang menunjukkan ketidakpercayaannya pada Tuhan atau entitas supernatural. Dalam beberapa catatannya, Freud menyatakan bahwa keyakinan pada Tuhan adalah proyeksi dari dorongan-dorongan manusia yang tidak terpenuhi, dan menyatakan bahwa keyakinan pada Tuhan hanyalah bentuk ilusi yang digunakan oleh manusia untuk mengatasi ketakutan akan kematian. Dia juga menyatakan bahwa agama adalah produk dari proses psikologis yang sama seperti neurosis, dan bahwa keyakinan pada Tuhan hanyalah bentuk ilusi yang digunakan oleh manusia untuk mengatasi ketakutan akan kematian. Meskipun demikian, Freud juga menyatakan bahwa keyakinan pada Tuhan merupakan bagian dari kultur manusia dan dapat memiliki fungsi yang positif dalam kehidupan seseorang. Dia juga menyatakan bahwa keyakinan pada Tuhan dapat digunakan sebagai metode untuk mengatasi masalah psikologis. Secara keseluruhan, pandangan Freud tentang Tuhan dan agama cukup kompleks dan tidak dapat didefinisikan dengan jelas sebagai atheisme atau theisme. Ia lebih fokus pada aspek psikologis dari keyakinan pada Tuhan dari pada aspek spiritual.

"Kenapa pada bagian bahasan mengenai alam bawah sadar Sigmund Freud justru Anda masukkan di dalam tulisan ini? Itu sangat tidak masuk akal!" - terima kasih atas tanggapan Anda tetapi saya tidak peduli, karena intervensi Anda terkesan seperti makhluk yang namanya manusia yang sudah kecanduan dogma teoritis sehingga nalar Anda mati dan saya menyukai ketersesatan Anda dalam menggunakan nalar. Anda tahu saya sedang bercerita, bukan?  Anda tidak sadar bahwa ketika Anda mengikuti alur cerita saya, Anda masih saja dibayang-bayangi oleh struktur menulis ilmiah yang 'menghantui' gaya berpikir Anda ketika mendengarkan orang lain berbicara secara non-formal. Terlalu mengintervensi setiap hal tetapi tidak sesuai konteks situasional akan membuat Anda sebagai orang yang gampang dijauhi di lingkungan non-ilmiah. Jika Anda ingin tahu kenapa saya memasukkan konsep Alam Bawah Sadar Sigmund Freud ke dalam cerita saya adalah dengan alasan naluriah logistik sederhana, sehingga perhatian Anda jangan dulu dikaburkan dengan strategi intervensi ilmiah yang tidak saya butuhkan dalam konteks cerita saya.

Ilmu pengetahuan pada tataran menguji-coba aspek spiritual manusia, lebih kepada menelusuri "pengalaman mistik" yang diciptakan oleh otak manusia mengenai sesuatu yang secara implisit 'tidak kelihatan' oleh mata telanjang. Ilmu pengetahuan mencoba untuk mengetahui pengalaman mistik manusia melalui metode ilmiah yang obyektif dan dapat diuji. Ini termasuk menggunakan teknik observasi, eksperimen, dan analisis statistik untuk menguji hipotesis tentang pengalaman mistik. Penelitian ini sering dilakukan di bidang seperti neurosains dan psikologi, yang mencoba untuk menjelaskan mekanisme di balik pengalaman mistik dan bagaimana hal itu mempengaruhi kesehatan mental dan fisik seseorang. Namun, karena pengalaman mistik sering dianggap subyektif dan sulit diukur, penelitian ini sering dianggap kontroversial dan belum diterima secara luas dalam komunitas ilmiah. 

Jika berbicara tentang neurosains dan psikologi, apakah tidak ada hubungannya dengan idea dari Sigmund Freud? Dengan teknik 'probabilitas logistika-proposisi' yang saya kumandangkan pada tulisan sebelumnya, tentu akan senantiasa membuat Anda terkesima bagaimana teori saya dapat mampu menyesatkan alur berpikir Anda yang kerap mengintervensi segala hal yang dirasa tidak masuk akal, kemudian akan menjadi masuk akal. Kecerdasan dalam membangun kerangka berpikir tidak sepenuhnya harus memenuhi proporsional kerangka berpikir ilmiah yang Anda temukan selama Anda bersekolah, karena itu tidak dapat memicu rasa ingin tahu seseorang akan sesuatu hal, entah 'itu baru' atau 'lama'. Dengan demikian, intervensi-intervensi Anda sebenarnya merupakan pemetaan praktis kegagalan Pendidikan di Indonesia untuk mencapai visi "bagaimana menggerakkan nalar manusia (SDM) untuk berpikir lebih maju" dan bukan stagnan sebagaimana yang saat ini kita alami dan rasakan. Jangan menyombongkan diri dengan kemampuan ber-filsafat klasik dan konvensional Anda untuk menanggapi segala hal yang ada di dunia ini. Buatlah 'shortcut' yang lebih kreatif dalam berpikir, sehingga Anda dengan sendirinya dapat menjadi orang yang mempunyai 'kharisma' jika berdiri di depan microphone dan banyak orang. Oke, cukup sampai di situ saja gertakan motivasi saya untuk Anda yang berpikir se-linear dengan serumpun pertanyaan serupa. Kita kembali ke cerita saya mengenai 'KEGAGALAN SAINS DAN ILMU PENGETAHUAN'.

Menghadapi KEGAGALAN tersebut, akhirnya langkah terakhir para budak Sains dan Ilmu pengetahuan pun lebih berani dalam menelusuri lebih jauh tentang "aspek mistik" manusia religius dengan 'melemparkan umpan matang', yakni salah satu ilmu yang dikenal dengan istilah ibu dari semua ilmu, yakni Filsafat, untuk "menjinakkan" nalar manusia religius yang dianggap 'sesat' secara ilmiah sebagai cara terakhir untuk meyakinkan publik bahwa mereka 'tidak pernah gagal' - dan uniknya, teknik terakhir itu menjadi amat-sangat-luar biasa efektif. Langkah dari ilmu pengetahuan untuk menyelamatkan diri dari serangan logistika berpikir manusia religius adalah dengan terciptanya ilmu teologi (yang secara ilmiah menjadi sah dan valid namun pada tataran perspektif 'mistik' atau pandangan kolektif tertentu) dengan melabelkan oknum-oknum intelektual yang secara 'nalar' (intelek) mempunyai kemampuan luar biasa dalam memetakan daya berpikir 'ilmiah' manusia untuk memahami "sisi mistik" dari manusia itu sendiri. Sains dan Ilmu pengetahuan sekali lagi berhasil melangkahi dan memprovokasi manusia dengan dua entitas ciptaannya - ilmu pengetahuan umum (alam, sosial, dsb.) dan ilmu teologi. Mereka memosisikan diri sama seperti saya akan memosisikan diri sebagai opposite dari trik sederhana konsep neokolonialisme - merusak, lalu mendamaikan (dan 'mereka' adalah neokolonialis-intelek).  Sekali lagi, siapa yang mampu meruntuhkan argumentasi struktural yang terkesan natural ini?

Teori tentang Tuhan atau teologi naturalis adalah cabang dari teologi yang mencoba untuk menjelaskan eksistensi dan sifat Tuhan dengan menggunakan metode ilmiah dan filsafat. Beberapa filsuf dan sarjana yang dikreditkan sebagai pencetus dari teologi naturalis termasuk:

(1) Thomas Aquinas (1225-1274) adalah seorang filsuf dan teolog Kristen yang mencoba untuk menjelaskan eksistensi dan sifat Tuhan dengan menggabungkan filsafat Aristoteles dengan teologi Kristen.

(2) René Descartes (1596-1650) adalah seorang filsuf Prancis yang mencoba untuk menjelaskan eksistensi dan sifat Tuhan dengan menggunakan metode ilmiah dan filsafat.

(3) Baruch Spinoza (1632-1677) adalah seorang filsuf Yahudi yang mencoba untuk menjelaskan eksistensi dan sifat Tuhan dengan menggunakan filsafat rasionalisme.

(4) Immanuel Kant (1724-1804) adalah seorang filsuf Jerman yang mencoba untuk menjelaskan eksistensi dan sifat Tuhan dengan menggunakan filsafat kritikal.

Itu hanyalah beberapa contoh dari filsuf dan sarjana yang memperkenalkan ilmu pengetahuan tentang Tuhan. Ilmu pengetahuan tentang Tuhan telah dikembangkan oleh banyak filsuf dan sarjana dari berbagai latar belakang dan tradisi filsafat sepanjang sejarah. Ilmu teologi dapat di-trace kembali ke peradaban kuno, dengan pencetusnya berbeda-beda tergantung pada agama dan tradisi yang diteliti. Beberapa contoh pencetus ilmu teologi yang terkenal di beberapa agama:

a) Pada agama Kristen, Santo Agustinus dikenal sebagai salah satu pencetus ilmu teologi. Dia menulis banyak buku yang membahas teologi dan filsafat Kristen, dan dia dianggap sebagai salah satu filsuf terbesar dalam agama tersebut.

b) Pada agama Yahudi, Maimonides (1135-1204) dikenal sebagai salah satu pencetus ilmu teologi. Dia adalah seorang filsuf, teolog, dan dokter Yahudi yang menulis beberapa buku yang menjelaskan teologi Yahudi dan filsafat dalam agama tersebut.

c) Pada agama Islam, Al-Ghazali (1058-1111) dikenal sebagai salah satu pencetus ilmu teologi. Dia adalah seorang filsuf, teolog, dan sarjana Muslim yang menulis beberapa buku yang menjelaskan teologi Islam dan filsafat dalam agama tersebut.

d) Pada agama Hindu, Adi Shankara (788-820) dikenal sebagai salah satu pencetus ilmu teologi. Dia adalah seorang filsuf, teolog, dan sarjana Hindu yang menulis beberapa buku yang menjelaskan teologi Hindu dan filsafat dalam agama tersebut.

Ini hanyalah beberapa contoh pencetus ilmu teologi dari agama yang berbeda. Ilmu teologi telah berkembang sepanjang sejarah dan dikembangkan oleh banyak sarjana dan filsuf dari berbagai agama dan tradisi.

Cerita ini berhasil menggugah semua umat manusia (manusia religius dan atheis) sehingga dengan demikian terciptalah 'kedamaian dan keharmonisan' antara Agama dan Ilmu Pengetahuansebuah kreativitas para budak sains dan ilmu pengetahuan yang tak terbantahkan sampai hari ini. Akan tetapi, di balik keharmonisan keduanya, hal ini justru sengaja diciptakan guna dapat dijadikan sebagai 'senjata psikologi' yang invicible bagi agama itu sendiri. Sisa-sisa manusia religius yang merasa tidak puas (lebih kepada radikalisme agama) dengan keputusan perdamaian di antara keduanya, menciptakan api yang sudah 'dibungkus-rapi' oleh para budak Sains dan Ilmu Pengetahuan agar mereka selamat dari serangan anti-ilmiah dari "sisi mistik" manusia yang TELAH GAGAL dipahami oleh Ilmu Pengetahuan itu sendiri. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Psikologi Manusia adalah 'sasaran empuk' mereka untuk mengontrol dan mengendalikan manusia-manusia mistik - mengandalkan alam bawah sadar - dengan menciptakan stimulasi konsep 'yang menyesatkan' dengan mengandalkan nama "Tuhan"-nya masing-masing agama sebagai 'senjata humanis' agar apa yang menjadi masalah (ke-ilmiah-an) yang tidak dapat dipecahkan sejatinya harus dilenyapkan. Silahkan Anda refleksikan kata-kata saya lalu hubungkan dengan berbagai konflik berbau agama yang ada di dunia yang pernah terjadi selama ini.

Masih sangat panjang alur kisah cerita saya mengenai KEGAGALAN BESAR Ilmu Pengetahuan dan Sains dalam memecahkan problematika mengenai "sisi mistik" dari manusia pada taraf intelektual murni, akan tetapi saya lebih baik memberikan tanda titik pada cerita ini karena bisa saja ada hal-hal tertentu yang belum dipahami oleh banyak orang tentang bagaimana saya dapat bercerita seperti itu. Hal ini tidak terlepas dari kisah historik para pemberontak anti-religius yang tidak akan pernah kalian temukan di manapun, bahkan di Google sekalipun, yang mengisahkan bagaimana mereka mencoba tahap-demi-tahap untuk mengendalikan dunia spiritual manusia dengan menggunakan sains dan ilmu pengetahuan pada taraf yang 'tidak masuk akal' dan 'melampaui batas', seperti misalnya, salah satu kisah yang sampai pada hari ini masih dipertanyakan oleh orang Kristen tentang bagaimana kitab-kitab yang digolongkan sebagai kitab apokrif dapat diciptakan dengan 'kemampuan reflektif super-sub ilmu pengetahuan' yang mendekati kata 'sempurna' dan nyaris 'tanpa cacat', meski pada akhirnya tetap gagal sebagai sebuah 'senjata anti-raligius' yang hendak merubah alur berpikir manusia "mistik". Semua itu tercatat dalam sebuah duplikat buku berisi 392 halaman yang telah saya dapatkan dari salah satu oknum di forum 'yang sama' dengan apa yang pernah saya ceritakan sebelumnya. 

Saya tidak akan mempertanyakan keraguan Anda membaca diary saya yang satu ini, karena pada dasarnya saya tidak peduliSaya hanya ingin bercerita, dan jika Anda menyukainya 'hanya sebagai sebuah cerita' maka saya sangat merasa senang dan berterima kasih. Cukup menghargai bahwa saya bisa menulis saja sudah lebih dari cukup, karena saya masih akan terus-dan-terus menulis sampai saya akan memutuskan untuk berhenti menulis.

*translated by 404 - found on Jan, 18th, 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun