Bahasa adalah manusia itu sendiri, dunia itu sendiri. Tanpa bahasa, manusia dan dunia ini mungkin tiada. Lebih dari itu, bahasa bukan sekedar kata-kata, tapi memiliki "ruh" tersendiri. Setiap kata memiliki rasa, emosi, nilai, daya gerak, daya cipta, daya imajinasi. Kata bisa mengubah sesuatu. Bukankah Tuhan menciptakan dunia ini hanya lewat sebuah kata "kun fayakun".
Pada mulanya satu, pada akhirnya pun satu
Jika semua bahasa di dunia ini berasal dari bahasanya Adam-Hawa, maka menurut keyakinan penulis, setelah dalam perjalanan panjangnya mengalami perkembangan menjadi ribuan bahasa; pada akhirnya nanti akan kembali menjadi "satu bahasa" lagi.
Tengok saja, banyak bahasa di dunia yang telah mengalami kepunahan akibat tidak mampu bertahan atau (sengaja) ditinggalkan oleh pemakainya. Kita lihat sekarang ini, bahasa lokal telah dijajah sedemikian rupa oleh bahasa asing, sehingga kata-kata bahasa asing lebih dominan daripada kata-kata bahasa lokal. Termasuk sikap rendah diri memakai bahasa sendiri, dan berlomba-lomba memakai bahasa asing dengan penuh kebanggaan. Juga rendahnya upaya untuk melestarikan bahasa ibu.
Sepertinya, suatu saat nanti, dunia akan digiring untuk hanya memakai (memiliki) satu bahasa saja. Dan bahasa apakah itu, kita semua tentu sudah bisa menebaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H