Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Kemampuan Multilingual

13 Mei 2018   20:08 Diperbarui: 13 Mei 2018   20:22 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyadari kebesaran Sang Pencipta

Betapa Tuhan Mahabesar telah menciptakan sekian ratus (sekian ribu) bahasa di dunia. Tiap suku/bangsa di dunia ini memiliki bahasanya masing-masing. Di negara kita sendiri, juga ada ratusan bahasa. Di Papua khususnya, diperkirakan juga ada ratusan bahasa, karena begitu banyaknya suku-suku yang ada di sana.

Begitu banyaknya bahasa di dunia, suatu hal yang harus kita syukuri bersama. Mari kita pergunakan dengan sebaik-baiknya dan kita lestarikan agar tidak punah digusur oleh bahasa asing. Diharapkan juga, kita saling mempelajari antara bahasa satu dengan bahasa lainnya untuk memperkaya dan memudahkan dalam berkomunikasi dan menyampaikan pesan.  

Pada mulanya satu bahasa

Menurut keyakinanku, semua bahasa yang ada di dunia ini berasal (bermuara) pada bahasa yang dipakai nenek-moyang manusia, yaitu bahasanya Adam-Hawa. Ketika anak-keturunan Adam-Hawa mulai berkembang, muncullah bahasa-bahasa baru sesuai konteks ruang dan waktunya masing-masing. Dan bahasa-bahasa baru tersebut terus-menerus mengalami perkembangan akibat adanya proses migrasi, asimilasi, akulturasi, dan bentuk interaksi lainnya.

Salah satu contoh adalah bahasa bangsa Semit. Pecahan bahasa Semit memunculkan adanya bahasa Aram, Arab, dan Ibrani. Bahasa Arab pun banyak variannya, ada Arab Yahudi, Arab Mesir, Arab Yaman, Arab Syam dll. Di Indonesia, ada bahasa induk Melayu, variannya seperti Melayu Aceh, Melayu Minangkabau, Melayu Riau, Melayu Palembang, Melayu Pontianak, dan seterusnya. Juga dalam bahasa Batak, ada bahasa subetnis Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing, dan Batak Angkola.

Adanya persamaan bahasa

Adanya proses migrasi, maka interaksi antaretnis suatu hal yang niscaya. Interaksi yang intens akan mengakibatkan proses saling mempengaruhi, take an give, serta penambahan dan pengurangan. Suatu suku memberikan bahasanya kepada suku lain, dalam waktu bersamaan juga mengambil bahasa orang lain ke dalam bahasanya.

Sebagai contoh, kata desa (Indonesia) dengan kata firdaus (Arab) dan paradise (Inggris). Atau kata bahasa daerah untuk nyamuk di Sunda, Mandailing, maupun Madura sama, yaitu reungit.

Bahasa sebagai wujud eksistensi

Manusia mengungkapkan pikiran dan perasaannya lewat bahasa. Manusia berkomunikasi dengan manusia lainnya juga lewat bahasa. Segala hal yang ada di dunia ini dideskripsikan dalam bentuk bahasa. Kita mengetahui sejarah masa lampau melalui bahasa, termasuk prediksi masa mendatang pun dengan bahasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun