Justru mereka yang menjadi provokator ini menerapkan ideologi divide et impera untuk kepuasan golongan pribadi.
Jayalah Kebhinekaan
Jangan sampai kesatuan dan persatuan bangsa Indonesia dipecah-belah oleh peristiwa ini dan semoga masyarakat Indonesia yang sudah semakin cerdas dan rasional bisa menekan potensi kebangkitan isu “pribumi vs. non-pribumi”.
Siapapun yang salah harus dihukum secara adil karena kesalahannya, bukan karena suku, ras, jenis kelamin atau agamanya.
Saya menjadi teringat diskusi saya dengan seorang antropolog dari Bahrain (sebuah negara Arab berbentuk pulau di Teluk Persia). Beliau mengekspresikan kekagumannya pada multikulturalisme Islam di luar Jazirah Arab, terutama Indonesia. Bila bangsa Arab saja rindu akan multikulturalisme, mengapa kita dan oknum agama tertentu di sini ingin menghidupkan ekstremisme berbasis agama yang ditujukan pada suku tertentu?
Bhinneka Tunggal Ika.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI