Mohon tunggu...
M. Khaliq Shalha
M. Khaliq Shalha Mohon Tunggu... Penulis - Pegiat literasi bersama anak didik

Pustakawan MTs Al-Wathan Sumenep

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Problema Filosofis Dalam Pendidikan Modern

28 November 2014   09:06 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:38 1328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

C.DOMINASI FILSAFAT BARAT DI DUNIA PENDIDIKAN MODERN

Sebagaimana penulis kupas pada pendahuluan di atas bahwa munculnya teori-teori pendidikan menurut perspektif historis tak bisa dilepaskan dari konteks peradaban Barat, baik pada periode klasik maupun setelah periode Renaissance. Tak bisa dipungkiri bahwa pendidikan merupakan ranah praksis di mana berbagai nilai, norma, dan kepentingan bertemu untuk merebut pengaruh. Dalam kondisi seperti ini pendidikan lantas menjadi suatu ladang kompetisi berbagai pandangan, dan tak jarang saling berseberangan dan berkontradiksi.

Ditelisik dari perjalanan sejarah munculnya teori pendidikan, secara teori siklus,[8] Barat menempati posisi strategis setelah nenek moyangnya (Yunani Kuno) meniggalkan warisan luar biasa. Dunia Islam mengalami kemunduran setelah mempergunakan warisan Yunani Kuno dengan baik. Kalangan Barat segera bangun dari tidurnya yang sudah berabad-abad lamanya terpuruk, dengan memberikan kritik dan respon terhadap kondisinya yang menyebabkannya terpuruk di zaman kegelapan. Tawaran teori yang cerdas, pragmatis, menjanjikan, dan rasional yang dibangun di atas filsafat yang mereka anut menjadi laris manis di bursa pasar ide pendidikan hingga saat ini.

M. Jindar Wahyudi mendeskripsikan munculnya teori-teori pendidikan Barat mulai setelah munculnya Renaissance hingga abad 20.[9] Adanya suatu gerakan yang tumbuh pertama kali menghasilkan sebuah teori yang disebut dengan teori Humanisme. Tujuan pendidikan dengan teori ini diarahkan pada pembentukan manusia berani, bebas, dan gembira. Berani berarti manusia percaya pada dirinya sendiri, bukan taat pada kekuasaan Tuhan seperti pada zaman pertengahan. Bebas berarti lepas dari ikatan Gereja dan tradisi. Gembira berarti menunjukkan dirinya pada kenikmatan duniawi bukan pada ukhrawi.

Rasa bebas dan merdeka merupakan ciri khas dari zaman Renaissance yang lambat laun mendorong para ilmuwan melakukan eksprimen-eksprimen dan observasi-observasi sehingga menghasilkan metode ilmiah yang dicetuskan oleh Francis Bacon yang terkenal dengan metode induktif. Perubahan cara-cara berfikir induktif ini berpengaruh pada bidang pendidikan sehingga memunculkan teori baru dalam pendidikan yang disebut teori Realisme. Teori ini berusaha untuk meninggalkan cara-cara dan usaha yang segala sesuatunya dikembalikan pada masa klasik seperti pandangan teori humanisme, akan tetapi Realisme berpegang pada masa lampau dan berorientasi pada masa depan dengan perhatian pada dunia nyata dan realita alam yang ada.

Memasuki abad 18 M muncul usaha-usaha manusia yang segala sesuatunya ditunjukkan pada usaha-usaha pencerahan, Aufklarung terhadap abad kegelapan. Pada abad ini manusia hanya percaya pada akal manusia saja, sehingga abad ini desebut abad Rasionalisme. Pada abad ini paling tidak ada dua teori pendidikan yang satu sama liannya saling mempengaruhi, yaitu teori Empirisme dan terori Rasionalisme.

Empirisme berangapan bahwa sumber dari segala pengetahuan dan kebenaran adalah empiri atau pengalaman. Oleh karena itu, segala sesuatu harus dicari dari bahan-bahan yang telah diperoleh dari pengalaman. Paham ini berasal dari Inggris yang dipelopori oleh Bacon (1561-1626), ajaran ini diperluas oleh kaum empiri bangsa Inggris lainnya seperti John Locke, Berkeley, dan Hume. Sedangkan Rasionalisme beranggapan bahwa sesuatu itu dianggap benar jika sesuai dengan akal pikiran. Teori ini dipelopori oleh Descartes dari Prancis (1596-1650).

Pada abad ke-19 M peradaban Barat mengalami perkembangan sangat pesat. Pada abad ini muncul teori Liberalisme (Subyektifisme), suatu perkembagan dari Rasionalisme dan Nativisme. Orang ingin bebas, merdeka, dan ingin mengikuti pikirannya sendiri. Pola pikir semacam ini bukan hanya dalam bidang pendidikan, namun juga dalam bidang agama, politik, dan ekonomi.

Memasuki abad ke-20 M muncul teori-teoridalam pendidikan dan pengajaran sebagai reaksi terhadap Liberalisme tersebut. Teori-teori tersebut dapat digolongkan menjadi beberapa aliran, yaitu aliran sosial, kepribadian, dan pembaharuan pengajaran. Aliran Sosial muncul sebagai reaksti terhadap teori Subyektifisme (Individualisme) yang terlalu ekstrim dalam mengabaikan unsur-unsur sosial dalam pendidikan.

Aliran Kepribadian memberikan rekasi terhadap pendidikan yang dirasakan terlalu intelektualistik, yang hanya megutamakan pembentukan kecerdasan tanpa mengindahkan pendidikan watak. Sementara itu, aliran Pembaharuan Pengajaran muncul karena ketidakpuasan terhadap pelaksanaan pengajaran yang sedang berlaku pada waktu itu, melalui aliran ini mereka mulai mengadakan percobaan-percobaan dan mencari jalan baru dalam bidang pengajaran yang dipadukan dalam bidang pisikologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun