Ibu Sri, ya, demikian saya memanggilnya. Saya memang belum pernah menjumpainya secara langsung, hanya lewat percakapan panjang melalui telepon. Dan bagi saya, sepenggal percakapan itu sudah cukup untuk meyakini, bahwa betapa berat beban yang harus ia tanggung di usianya yang semakin menua. Harusnya, di usia 74 tahun ia sudah hidup tenang, bersama anak-anak dan cucu-cucunya. Nama beliau, cukup terkenal di Kota Karawang. Beliau menjadi penerjemah di harian Shang Bao, sebuah harian khusus berbahasa Mandarin yang sebagian besar rubriknya lahir dari tangannya. Nama Tjia Soek Jan alias Sri Surhanty, terkenal di Karawang sebagai guru les Bahasa Mandarin.
Saya sedemikian takjub mendengar betapa sederhananya yang ia inginkan saat ini. Terlepas dari kasus perdata dan pidana yang sedang membelit dirinya dan keluarga, hanya satu keinginan terdalam dari hati seorang Ibu yang terluka.
“Saya ingin mengembalikan harkat dan nama baik keluarga dan anak-anak saya, terutama Dede yang belum terbukti bersalah dan belum jatuh vonis, namun sudah harus mencicipi dinginnya tembok tahanan. Saya sakit, seluruh perjuangan saya selama 50 tahun menikah dan membesarkan anak-anak harus hancur oleh perkataan Jaksa yang selalu ditudingkan saat persidangan, bahwa perkawinan antara suami dan saya tidak pernah ada, dan anak-anak yang saya lahirkan dari pernikahan sah kami dianggap orang lain yang hanya mengaku-aku ahli waris”.
“Saya sudah tua, Mbak. Sudah tidak memiliki keinginan apa-apa selain melihat anak saya bebas. Namun, saya juga tidak ingin diperlakukan tidak adil seperti ini oleh hukum. Mengapa mereka hanya berpihak kepada orang-orang yang berkuasa? Mengapa mereka tidak mau sedikit pun melihat bukti-bukti yang kami miliki?”
Mengapa, mengapa, dan mengapa … pertanyaan itulah yang saya bawa pulang kembali menuju Bandung. Percakapan panjang, yang berujung airmata tak mampu dibendung oleh saya.
“Sabar ya, Bu. Ibu harus selalu kuat, sehat. Demi anak-anak.”
Hanya ucapan itu yang mampu saya berikan sebelum menutup pembicaraan kami. Ucapan yang selama bertahun-tahun senantiasa saya azzamkan kepada diri saya sendiri. Harus selalu kuat dan sehat demi anak-anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H