Mohon tunggu...
Lya Munawaroh
Lya Munawaroh Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Suka bertualang

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mengejar Senja di Pantai Panduri Tuban

10 Februari 2024   11:20 Diperbarui: 10 Februari 2024   11:30 760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Area ayunan hammock di Pantai Panduri/Do. Pribadi/Lya Munawaroh

Begitu aku menjawab pertanyaannya, temanku segera menambah kecepatan motor. Dengan gesit ia menyalip di antara truk-truk bermuatan dan bus antar provinsi. Meski agak ngeri, tapi perjalanan ini cukup seru. Seperti perjalanan ke barat, tapi bukan untuk mencari kitab suci, melainkan mengejar senja di Pantai Panduri.

Setelah motor kami berbelok ke Jalan Syekh Subakir, aku sudah berpasrah karena matahari telah benar-benar tak terlihat. Jika memang tidak bisa melihat senja, setidaknya kunjungan ke pantai ini mengobati rasa penasaranku akan keindahan Pantai Panduri.

Lokasi Pantai Panduri berada di Dusun Awar-awar, Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabubapten Tuban. Masih lumayan dekat dengan kawasan pabrik petrokimia PT. TPPI, hanya berjarak sekitar tiga kilometer saja. Setelah berkendara kurang lebih setengah jam, kami akhirnya tiba di pintu masuk Pantai Panduri. Sebelum memasuki area parkiran, terlihat sebuah makam di sisi kanan jalan. Makam yang lumayan luas dan bersih, makam ini merupakan Makam Syekh Subakir.

Untuk memasuki kawasan pantai kami hanya dikenakan biaya parkir kendaraan saja sebesar Rp5000,-. Usai memarkir kendaraan, kami melangkah memasuki kawasan pantai. Sebuah gapura terbuat dari kayu bertuliskan ‘Pantai Panduri’ menyambut kami. Sebelum gapura, di sisi kanan dan kiri ada beberapa warung yang menyediakan aneka jajanan semacam mi instan dalam cup, minuman kemasan, hingga gorengan.

Gapura pintu masuk Pantai Panduri/Dok. Pribadi/Lya Munawaroh
Gapura pintu masuk Pantai Panduri/Dok. Pribadi/Lya Munawaroh

Setelah melewati gapura, di sebelah kiri, kami melihat area dengan deretan pohon cemara laut yang dikaitkan dengan hammock berbagai warna. Sedangkan di sisi kanan kami terdapat area camping ground yang telah dipenuhi banyak tenda yang berjejer rapi. Lampu-lampu neon menggantung di atas tenda-tenda itu.

Area ayunan hammock di Pantai Panduri/Do. Pribadi/Lya Munawaroh
Area ayunan hammock di Pantai Panduri/Do. Pribadi/Lya Munawaroh

Aku lupa kalau hari ini adalah malam minggu, pantas saja masih banyak pengunjung. Aku melihat beberapa orang memakai seragam organisasi. Kemungkinan mereka sedang mengadakan acara berkemah di sini. Kami terus berjalan menuju bibir pantai. Sebuah spanduk besar bertuliskan hari santri nasional tak jauh dari bibir pantai. Di depannya sebuah tenda pleton tegak berdiri. Oh, ternyata sedang ada acara peringatan hari santri, aku mengangguk-angguk mengerti.

Aroma Pantai Membangkitkan Kenangan

Aku melihat sekeliling pantai, ternyata langit masih cerah. “Yes, masih ada kesempatan melihat senja,” sorakku dalam hati. Nun jauh di sana terlihat kapal-kapal tongkang pengangkut minyak bumi berlalu lalang. Di sisi barat, kulihat sebuah dermaga yang nampak kecil, aku teringat kalau di sana juga ada sebuah pantai bernama Pantai Dermaga.

Suasana Pantai Panduri sebelum senja/Dok. Pribadi/Lya Munawaroh
Suasana Pantai Panduri sebelum senja/Dok. Pribadi/Lya Munawaroh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun