Rasanya tidak usah bicara perkotaan dan pinggiran kota. Â Dalam satu kota besarpun, perbedaan fasilitas dari banyaknya sekolah tetap ada perbedaan. Â Silakan dibandingkan sendiri.Â
Cukuplah kesalahpahaman hanya dibatas keinginan Euis yang sepertinya sulit 'move on' dengan teman 'Jakarta' tanpa disertakan embel-embel pernyataan Pak Guru bahwa lebih baik Euis kembali bersekolah ke Jakarta. Â Atau bisa jadi film ini ingin menyelipkan pesan kepada pemerintah bahwa samakan standard diseluruh sekolah di Indonesia agar dapat mengakomodir siswa cerdas dimanapun berada.Â
Sisi lain film ini bisa jadi membuka mata kita bahwa itulah fakta yang terjadi di pendidikan Indonesia pada umumnya.  Hal yang menyebabkan pergeseran arus urbanisasi dari desa ke kota secara terus menerus meningkat.  Pemikiran dan perasaan  ketimpangan hingga kesempatan yang dibedakan.Â
Cerita akhir ditutup dengan pentas sekolah dimana Ara tampil sebagai salah satu pemerannya. Â Sedikit aneh, mengapa guru sampai melupakan Ara untuk dipanggil saat perkenalan pemain. Â Padahal jumlahnya pun tidak banyak. Â
Apakah ingin dikaitkan dengan kostum pentas ara adalah kostum lama tahun lalu, sehingga menjadi ikut terlupakan? Atau karena bagian akhir Pentas ingin memperlihatkan bagaimana seluruh anggota keluarga saling mendukung anggota keluarga lainnya yang ditunjukkan dengan seruan Abah memanggil Ara diikuti Emak, Euis hingga guru meminta maaf dan memanggil Ara sebagai pemain penutup.
Keluarga yang saling mendukung  dan bersatu dapat mengatasi semua keterbatasan hingga dapat menjadikan sebuah kelebihan.
Selalu ada sisi indah dibalik kesulitan, selalu ada hikmah yang terjadi dibalik kegetiran hidup.  Karena dibalik kekurangan  akan selalu ada kekuatan menumbuhkan.  Karena diantara tangisan akan ada tawa yang menghidupkan.
Semoga dengan bergabungnya saya menjadi salah satu anggota keluarga kompal menghilangkan kelemahan  dan memunculkan sisi lain yang menjadi kelebihan saya.  Salam kompak, Salam Kompal!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H