Mohon tunggu...
Luzzatul Azaaim
Luzzatul Azaaim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Suka moto sesuatu yang random

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metodologi Penelitian

30 Oktober 2023   08:42 Diperbarui: 30 Oktober 2023   08:55 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penelitian ilmiah merupakan sarana pokok dalam pengembangan disiplin ilmu seseorang. Hal ini terjadi karena penelitian ilmiah bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran secara sistematis, metodologis, dan konsisten. Penelitian ilmiah juga merupakan kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data yang dilakukan dengan sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu masalah sebagai awal perolehan ilmu pengetahuan juga berkaitan langsung dengan proses berpikir ilmiah seseorang ilmuwan. (Musthafa, Hermawan, 2020, hlm 12).

Kemudian ketika akan melakukan penelitian ilmiah harus dibarengi dengan berfikir kristis. Apa sih berfikir kritis itu?. Ada pendapat yang menyatakan bahwa berfikir kritis adalah, “critical thinking includes the component skills of analyzing arguments, making inferences using inductive or deductive reasoning, judging or evaluating, and making decisions or solving problems” (Emily R. Lai: 2011, hlm 3). Definisi menurut Lai tersebut memiliki arti, bahwa berpikir kritis meliputi komponen keterampilan-keterampilan menganalisis argumen, membuat kesimpulan menggunakan penalaran yang bersifat induktif atau deduktif, penilaian atau evaluasi, dan membuat keputusan atau memecahkan masalah. Menurut saya berpikir kritis adalah rasa ingin mencari informasi yang sangat tinggi, meskipun dia telah mendapatkan informasi tetapi dia akan mencari informasi lagi sebanyak-banyaknya sampai menumakan akar permasalahannya.

Setelah mengetahui mengenai Penelitian dan berfikir kritsi, kita juga harus mengetahui penelitian ilmiah itu harus dilakukan dengan baik dan benar. Ada beberapa cara untuk melakukan metodologi penelitian dengan baik dan benar. Diantaranya :

1. Identifikasi masalah. Mengidentikasi permasalahan yang muncul dengan memapar kan kesenjangan antara teori dan realita, das sein dan das sollen.

2. Merumuskan masalah. Masalah yang muncul yang telah diidentifikasikan kemudian dibuat lebih spesifik, diperinci dan dibuat daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dikaji dan dibahas.

3. Merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban sementara atau kemungkinan pernyataan yang dapat menjelaskan dari rumusan masalah yang diajukan. Hipotesis yang diambil hendaknya berdasar pada teori yang berlaku sehingga akan menggiring pada kesimpulan yang final.

4. Pengumpulan data. Data, informasi dan bukti yang dicari dan dikumpulan adalah yang sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dan dikaitkan dengan rumusan hipotesis.

5. Analisis. Analisis merupakan teknik yang digunakan menganalisa dan memverifikasi data yang ada. Analisis berhubungan erat dengan topik dan data yang telah dikumpulkan. Jika data yang dikumpulan adalah berupa data naratif atau kualitatif, maka yang digunakan adalah teknik pendekatan kualitatif. Sedangkan jika data yang telah dikumpulkan adalah data angka atau kuantitatif maka analisis yang digunakan adalah teknik statistik.

6. Kesimpulan. Kesimpulan adalah hasil temuan atau implikasi dari data yang telah dianalisis. Kesimpulan, hasil temuan dan saran bersumber dari data yang terpercaya dan dianlisis bukan tiba-tiba ada dan muncul dengan cara mengumpulkan fakta yang benar-benar ada dan terjadi, data yang ada juga harus sesuai dengan fakta dan diantara fakta dan data itu diolah dan menjadi sebuah kesimpulan (Fauzy, 2022, hlm 4). 

Kebenaran ilmiah itu dapat diaktualisasikan atau dimanifestasikan dalam pengetahuan ilmiah. Atau dengan kata lain, suatu pengetahuan disebut ilmiah justeru karena di dalam pengetahuan tersebut terdapat suatu kebenaran yang bersifat ilmiah. Pengetahuan ilmiah bertitik tolak dari kekaguman terhadap pengalaman biasa atau harian, misalnya saja air jika dipanaskan akan mendidih. Kekaguman terhadap pengalaman, kebenaran, pengetahuan biasa (common sense), menimbulkan berbagai ketidakpuasan dan bahkan keraguan terhadap kebenaran harian tersebut. Ketidakpuasan dan keraguan tersebut akan melahirkan keingintahuan yang mendalam yang diwujudkan dalam berbagai pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutnya diikuti dengan dilakukannya sejumlah penyelidikan. Serangkaian proses ilmiah tersebut melahirkan kebenaran ilmiah yang dinyatakan dalam pengetahuan atau sain (Hardono Hadi, 1994: 13-27).

Proses penemuan kebenaran ilmiah akan terus berkembang ke arah yang progresif. Bahwa tidak ada kebenaran final dalam sains, karena langkah-langkah yang digunakan dalam metode ilmiah diulang-ulang seperti sebuah siklus. Jika seorang ilmuwan telah menciptakan permasalahan pokok yang perlu dipecahkan maka dengan sendirinya ia akan melakukan  observasi untuk  mengumpulkan dan mempelajari fakta-fakta yang relevan dan relevan dengan permasalahan yang  sedang ia hadapi, permasalahan tersebut selanjutnya harus dijelaskan melalui rangkaian fungsional. Teori  sebagai kerangka reflektif untuk menjelaskan peristiwa dianggap mampu menyusun data  sesuai  permasalahan. Dari teori dan hipotesis, peneliti atau ilmuwan dituntut untuk membentuk hipotesis baru yang disimpulkan dari data dan membangun teori  dalam suatu eksperimen pencarian kebenaran. Setelah semuanya diatur sedemikian rupa, pengujian empiris akan dilakukan. Pengujian kebenaran dalam sains berarti menguji hipotesis alternatif dengan mengamati fakta sebenarnya atau melalui eksperimen (Jujun S.. Suriasumantri, 1997:108). Dalam uji kebenaran, para ilmuwan kemudian mengumpulkan fakta untuk menguji validitas prediksi yang  dikembangkan dari teori .

Sumber kebenaran ilmiah berasal dari ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu pengetahuan berasal dari beberapa aspek, anatara lain; akal (rasionalisme), ilham/intuisi (intuisionisme), wahyu (religion), hati (iluminasionisme), dan indra (empirisme) (Musthafa, 2020, hlm 9).

Cara menguji kebenaran ilmiah dapat dilakukan metode ilmiah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu observasi, hipotesis, eksperimen, analisis data, dan kesimpulan. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan secara sistematis dan terkontrol agar dapat menghasilkan kebenaran ilmiah yang dapat dipercaya (Widi, 2018)

Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang menggunakan data deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang dapat diamati. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjelaskan dan menganalisis fenomena individu atau kelompok, peristiwa, dinamika sosial, sikap, keyakinan, dan persepsi. ijelaskan bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Penelitian kualitatif berangkat dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan berakhir dengan sebuah teori. Penelitian kualitatif dilakukan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Abdussamad, 2021). Menurut Sugiyono (2009:15) mengungkapkan definisi penelitian pendekatan kualitatif didasarkan pada filosofi post-positivis yang digunakan oleh peneliti untuk mempelajari keadaan objek-objek alam utama (bukan eksperimen). Sarana meliputi pengambilan sampel data yang ditargetkan dari sumber data. Metode survei menggunakan triangulasi (kombinasi), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan temuan kualitatif berarti bukan generalisasi.

Cara menganalisis data kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data, mengorganisir data, mengelompokkan data, dan menginterpretasikan data. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu oleh teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian kualitatif melakukan analisis data untuk membangun hipotesis (Abdussamad, 2021)

Penelitian Kuantitatif merupakan jenis penelitian yang terstruktur mulai dari perencanaan penelitian hingga penelitian selesai. Penelitian ini menggunakan alat-alat statistik untuk menganalisis data, sehingga data yang diperoleh dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diekspresikan dalam bentuk angka (Syafrida, 2022, hlm 13).

Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik, seperti korelasi, ujit, analisis varian dan covarian, analisis faktor, regresi linear dll.nya (Sarwono, 2006:261). Pengumpulan data dari penelitian Kuantitatif yaitu datanya bersifat kuantitatif/angka-angka statistik ataupun koding- koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variabel- variabel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal, ordinal, interval dan ratio (Sarwono, 2006:259)

Penelitian Historis merupakan prosedur pemecahan masalah dengan menggunakan data masa lalu atau peninggalan-peninggalan masa lalu untuk memahami kejadian atau suatu keadaan yang berlangsung pada masa lalu. Hasil dari penelitian historis dapat diaplikasikan untuk meramalkan kejadian atau keadaan masa yang akan datang. Metode Historis lebih memusatkan pada data masa lalu berupa peninggalan atau artefak, dokumen, arsip, dan tempat-tempat yang dianggap keramat. Tujuan penelitian historis adalah membuat rekontruksi masa lampau secara objektif, dan sistematis dengan mengumpulkan, memverifikasikan, menginterpretasi, mensintesa dan menuliskan menjadi kisah sejarah”. (Kuntowijoyo, 1995 : 89-103 )

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memaparkan gejala, fakta atau kejadian secara sisitimatis dan akurat mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel-variabel mandiri, tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Metode penelitian deskriptif biasanya dapat diaplikasikan untuk meneliti status sekelompok manusia atau obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Abdullah K, 2018. 1-2).

Penelitian kritis adalah jenis penelitian yang dilakukan dengan cara mengkritisi suatu fenomena atau teori dengan menggunakan logika dan bukti-bukti yang akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kebenaran suatu teori atau hipotesis dengan cara mengumpulkan data dan menganalisisnya secara kritis. Cara mengaplikasikan penelitian kritis adalah dengan melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dari sumber yang terpercaya dan melakukan evaluasi terhadap kebenaran suatu teori atau hipotesis. Peneliti juga harus memperhatikan etika penelitian dan memastikan bahwa data yang diperoleh akurat dan valid

Makalah adalah salah satu karya ilmiah yang membahas suatu permasalahan tertentu sebagai kajian lapangan, biasanya di tugaskan oleh dosen terhadap mahasiswanya baik tugas akademik ataupun non akademik. tujuan adanya tugas makalah yaitu untuk mengasah mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan secara akademis dan juga sebagai sarana untuk mengetahui pemahaman penulis terhadap isi dari berbagai sumber (Fahmi, dkk, 2020, hlm 3). Contoh dari makalah yaitu : Makalah tentang Pendidikan: Makalah ini membahas tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia. Isi makalah meliputi pengertian pendidikan, tujuan pendidikan, dan peran pendidikan dalam kehidupan manusia.

Esai adalah sebuah karangan singkat yang didalamnya berisi pendapat atau argumen penulis tentang suatu topik. Biasanya si penulis essay ini didorong oelh adanya peristiwa atau fenomena yang ada di sekitarnya. (Fahmi, Riyadi, 2020, hlm 4). Contoh : Essay tentang Peran Teknologi dalam Pendidikan: Essay ini membahas tentang peran teknologi dalam pendidikan. Isi essay meliputi pengertian teknologi, manfaat teknologi dalam pendidikan, dan tantangan dalam pemanfaatan teknologi dalam pendidikan.

Skripsi merupakan karya  ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk membantu mahasiswa mempunyai kemampuan menyusun dan menulis  karya ilmiah yang sesuai dengan bidang keilmuannya. Skripsi dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing skripsi yang berstatus dosen di universitas tempat mahasiswa belajar. Proses penyusunan skripsi bisa berbeda-beda antar universitas, namun secara umum mencakup beberapa tahapan seperti penyerahan kerangka skripsi, pengajuan proposal skripsi, penelitian dan presentasi skripsi, serta hasil karya ilmiah kepada dosen. Contoh : Pengaruh pembelajaran Bahasa Arab dan Inggris di SMPT Riyadlul Ulum bagi siswa baru.

Tesis adalah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa pada jenjang magister atau S2 sebagai syarat untuk meraih gelar magister. Tesis merupakan pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen dan dikemukakan dalam suatu karya tulis ilmiah serta untuk dapat mendapatkan gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi. Tesis juga dapat diartikan sebagai karangan ilmiah yang ditulis untuk mendapatkan gelar kesarjanaan pada suatu universitas. Contoh : Manajemen Pondok Pesantren dalam Pembentukan Karakter Kemandirian Entrepreneur Santri Pondok Pesantren Riyadlul Ulum Wadda’wah Tasikmalaya.

Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa pada jenjang doktoral atau S3 sebagai syarat untuk meraih gelar doktor. Disertasi merupakan bukti kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan penemuan baru dalam program ilmu yang dipilih seorang mahasiswa. Contoh : Disertasi Hukum: membahas tentang bahan hukum primer yang terdiri dari peraturan perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.

Jurnal adalah sebuah catatan yang dibuat secara teratur dan sistematis tentang kegiatan, peristiwa, atau pemikiran yang terjadi. Jurnal dapat berasal dari berbagai bidang, seperti akuntansi, teknik, sosial, medis, dan lain-lain. Contoh : Pengaruh pembelajaran intensif terhadap siswa  dalam pemahaman menulis insya dengan benar.

DAFTAR PUSTAKA

Zakiah Linda, 2019,  Berfikir kritis dalam pembelajaran, Erzatama Karya Abadi, Bogor.

Musthafa Izzuddin, 2020, Metedologi Penelitian Bahasa Arab, PT Remaja Rosdakarya, Bandung.

Fauzy Ahmad, 2022, Metodologi Penelitian, CV Pena Persada, Banyumas

Suriasumantri, Jujun, S., 1990, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Hadi, Hardono, 1991, Epistemologi Filsafat Pengetahuan, Kanisius, Yogyakarta

Widi ,Restu Kartiko, 2018, Menggelorakan Penelitian Pengenalan dan Penuntun Pelaksanaan Penelitian, Deepbublish, Yogyakarta

Abdussamad Zuchri, 2021, Metode Penelitian Kualitatif, Syakir Media Press,

Sarwono Jonathan, 2006,  Metode Penelitian Kuantitatid dan Kualitatif, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah : Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta

K,Abdullah, 2018, Berbagai Metofologi dalam Penelitia, Gundarma Ilmu, Gowa Sulawesi Selatan.

Fahmi Ami Abdullah, dkk, 2020, Panduan Penulisan Karya Ilmiah, Condong Press, Tasikmalaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun