Gott ist tot!Â
got bleibt tot!Â
Undwir haben ihn getotet!
(Tuhan Telah Mati!
Tuhan terus mati!
Kita telah membunuhnya!)
Demikian Nietzsche berseru melalui Zarathrustra, seorang tokoh dalam novelnya ''Also Sprach Zaratrusta'.
Seruan ini bergema ke segala penjuru. Lantas bangsa Barat beramai-ramai 'membunuh' Tuhan dalam kehidupan mereka. Tuhan yang tak pernah mereka kenal. Sikap anti Tuhan pun kemudian melanda dunia. Arus atheisme dan agnostisime tak tertahankan menjalar perlahan ke dalam jiwa dan pikiran generasi berikutnya, hingga menjadi hal yang lumrah jika ada yang mengatakan bahwa Tuhan itu tak ada.
Seluruh sistem di pemerintahan dan pendidikan kemudian diwarnai atheisme dan materialisme. Ini artinya dunia selama berabad-abad dilanda kekeringan spiritual. Bayangkan, jika kita mengarungi gurun pasir yang luas sedangkan kita hanya menemukan sedikit oasis yang ternyata hanya cukup untuk sedikit tumbuhan saja? Tentu saja, Â ratusan kilometer oasis tersebut bisa jadi merupakan ladang kematian.
"Membunuh Tuhan?"
"Gile bener! Apa-apaan!?"