Mohon tunggu...
luthfiyatul azimah
luthfiyatul azimah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Tetep semangat sampai titik dimana kesuksesan itu ada dan seterusnya..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Perilaku Prososial Anak-anak

29 November 2022   21:33 Diperbarui: 29 November 2022   21:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perilaku prososial adalah tindakan yang menguntungkan orang lain tetapi tidak memberikan manfaat nyata bagi orang yang melakukan tindakan tersebut. Perilaku psikososial ini terkadang juga melibatkan risiko bagi orang yang memberikan pertolongan. 

Istilah lain seperti perilaku menolong, kebajikan, dan kerelawanan juga dapat digunakan untuk menggambarkan hal-hal baik yang dilakukan orang untuk memberikan bantuan yang mereka butuhkan. Kemampuan empati dan karakter sosial seseorang terus berkembang seiring bertambahnya usia. 

Faktor lingkungan dalam hal ini dengan siapa dan bagaimana ia berkomunikasi sehari-hari sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian seseorang yang berorientasi sosial. Karena pengaruhnya, dia dapat menentukan bentuk lintasan pertumbuhannya apakah bertambah atau berkurang.

Masa terpenting pembentukan kepribadian sosial seseorang adalah masa kanak-kanak. Jika seseorang berhasil memupuk sifat-sifat yang baik bagi masyarakat saat ini, kemungkinan besar ketika ia besar nanti ia juga akan memiliki sifat-sifat yang baik bagi masyarakat. 

Sebaliknya, jika seorang anak memiliki kepribadian antisosial yang buruk, hal itu dapat menyebabkannya menjadi antisosial di kemudian hari. Untuk mengoptimalkan perkembangan kepribadian prososial, orang tua harus peka dalam mengamati tahapan perkembangan kualitas perilaku prososial pada anaknya. 

Di bawah ini kami rangkum lima tahapan perkembangan kualitas perilaku prososial yang dikembangkan oleh Nancy Eisenberg, seorang ahli di bidang perkembangan sosial. Dengan memahami tahapan-tahapan berikut ini, kami berharap orang tua dapat terbantu untuk melacak tahapan tumbuh kembang anaknya dalam perilaku sosial.

Tahap pertama yakni, Berorientasi pada kepentingan pribadi

Anak-anak pada tahap ini masih tertarik pada manfaat perlindungan yang bisa mereka dapatkan dari lingkungan sosialnya jika mereka berbuat baik kepada orang lain. Oleh karena itu, pada poin ini, alasan anak untuk berbuat baik tidak semata-mata didasarkan pada perasaan cemas, melainkan untuk menghindari konsekuensi negatif jika mereka tidak berbuat baik. 

Contohnya adalah seorang anak menata ulang mainannya setelah bermain karena takut ditegur oleh orang tuanya. Kualitas sosial seperti itu ditemukan pada anak-anak prasekolah dan sebagian kecil anak-anak di kelas satu sekolah dasar.

Tahap kedua yakni, Berorientasi pada kebutuhan

Anak-anak pada tahap ini mulai menunjukkan kemampuan untuk menunjukkan kepedulian terhadap kebutuhan orang lain meskipun kebutuhan tersebut tidak sejalan dengan preferensi pribadinya. 

Namun, ungkapan kecemasan itu sederhana dan tidak mengandung proses refleksif, artinya anak hanya menanggapi sinyal ketika orang lain membutuhkan bantuan tetapi tidak bisa mengungkapkan empati secara verbal atau bayangkan jika Anda berada dalam situasi itu. Kualitas sosial seperti itu ditemukan pada sebagian besar anak prasekolah dan sebagian besar anak usia sekolah dasar.

Tahap ketiga yakni, Beroerintasi pada penilaian orang lain dan seterotip sebagai anak baik

Dengan berbuat baik, anak-anak pada tahap ini cenderung memahaminya sebagai upaya untuk diterima oleh orang-orang di sekitarnya dan sekaligus dipandang sebagai pribadi yang baik. Misalnya, seorang anak yang dengan sukarela membantu seorang guru membersihkan papan tulis selama kelas harus diberi nilai tinggi oleh guru dan bahkan oleh teman-temannya. 

Kualitas sosial ini terdapat pada sebagian anak usia sekolah dasar dan sebagian kecil anak usia sekolah menengah pertama.

Tahap keempat A yakni, Munculnya kemampuan refleksi dan empati

Pada tahap ini, pemikiran anak tentang berbuat baik lebih kompleks. Perbuatan baik yang mereka lakukan melibatkan proses empati, mempertimbangkan prinsip-prinsip kemanusiaan yang baik dan mengantisipasi emosi yang mungkin mereka rasakan jika memutuskan untuk membantu atau tidak membantu mereka yang membutuhkan bantuan. 

Misalnya, seorang anak pada tahap ini mungkin menyumbangkan uang sakunya dalam kegiatan penggalangan dana untuk korban bencana karena mereka sangat emosional dan dapat membayangkan diri mereka sendiri dalam situasi tersebut. Dia mungkin juga merasa menyesal karena tidak memberikan sumbangan. Jenis kualitas sosial ini ditemukan pada sebagian kecil siswa sekolah dasar di tahun terakhir mereka dan di sebagian besar siswa sekolah menengah.

Tahap keempat B yakni, Tahapan transisi

Pada tahap ini, keputusan anak untuk membantu atau tidak membantu orang lain didasarkan pada pertimbangan jangka panjang yang melibatkan nilai-nilai mayoritas yang dianut anak, norma dan tanggung jawab sosial, serta mendorong perubahan, mengubah kondisi masyarakat menjadi lebih baik. 

Contohnya adalah seorang anak yang menolak menyontek temannya saat ujian karena menurutnya itu melanggar nilai-nilai kejujuran. Dalam hal ini, meskipun sang anak menolak untuk membantu temannya, keputusannya didasarkan pada persepsinya tentang nilai-nilai moral dan tanggung jawab sosial yang dimilikinya sebagai seorang siswa. Kualitas sosial ini ditemukan pada sebagian kecil siswa sekolah menengah atas dan kelompok usia yang lebih tua

Tahapa kelima yakni, Berorientasi pada nilai-nilai moral yang telah terinternalisasi dalam diri

Pada tahap ini, keputusan anak untuk terlibat atau tidak terlibat dalam perilaku prososial dipengaruhi oleh banyak prinsip yang diuraikan dalam Langkah 4B. Barulah prinsip-prinsip tersebut akan terus tertanam dalam kepribadian anak. Tahap ini biasanya terlihat pada sebagian kecil siswa sekolah menengah dan belum pernah terlihat pada anak usia sekolah dasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun