Tahun Rilis: 2023
Judul: Suzume no Tojimari
Genre: Fantasy/Adventure/Slice of life
Studio: CoMix Wave Films
Siapa yang tak kenal Makoto Shinkai? Lewat tangan dinginnya, ia berhasil membuat anime Kimi no Nawa meraup keuntungan sebesar $382 juta. Kini ia kembali lewat film baru, yaitu Suzume no Tojimari.
Mengangkat tema tentang pintu dan move on, film ini akan mengajak anda untuk mengikuti petualangan Suzume Iwato, Souta Munakata, dan Daijin berkeliling Jepang. Mulai dari Kota Miyazaki, Tokyo, sampai prefektur Iwate.
Film ini sebenarnya telah ditayangkan di Jepang pada November 2022 silam dengan novel tambahan yang menyertainya. Namun sejauh ini baru filmnya saja yang dirilis untuk audiens di Indonesia tanpa ada tanda-tanda novelnya diterjemahkan.
Visual indah!
Jika ada satu kata yang menggambarkan semua karya seorang Makoto Shinkai, maka kata itu adalah “indah”, tak terkecuali anime ini.
Sepanjang film, mata audiens akan dimanjakan sepanjang film berlangsung, mulai dari animasi yang smooth sampai visual yang indah dipandang. Kemudian ditambah lagi dengan suguhan pemandangan kota-kota di Jepang yang membuat kita seakan-akan berada di sana.
Lagu-lagu nikmat
Sama seperti film sebelumnya, Makoto masih menyerahkan theme song kepada RADWIMPS lewat lagu Suzume dan Kanata Haruka.
Bedanya, dalam sebuah bagian di film, audiens juga disuguhkan lagu-lagu lawas yang amat merdu di telinga dan catchy. Misalnya saja バレンタイン。キッス (Valentine Kiss) karya Sayuri Kokusho atau 夢の中へ (Yume no Naka e) karya Yosui Inoue.
Bagi anda yang menyukai lagu lawas Jepang, pilihan lagu yang ditawarkan tidak mengecewakan.
Bukan Sekedar Buka-tutup Pintu!
Saat pertama kali melihat poster maupu trailer dari film ini, sebagai audiens kita mengetahui bahwa pintu akan menjadi tema utama anime ini.
Souta berperan sebagai “penutup”, yaitu orang-orang yang berperan untuk menutup pintu, agar “cacing” tidak keluar dan menimbulkan bencana. Ternyata takdir Suzume berkaitan dengan tugas menutup pintu ini.
Selain itu, Makoto sebagai Sutradara ingin menyampaikan kepada audiensnya bahwa pintu adalah sebuah medium dimana kita dapat mengatakan selamat tinggal, hati-hati, dan kemudian menyambut orang yang kita cintai.
Namun bagaimana jika orang tersebut tidak kembali pulang? Apakah kita dapat move on dan melupakan masa lalu? Nilai filosofis inilah yang kemudian membedakan Suzume no Tojimari dengan film-film Makoto lainnya.
Kesimpulan
Bagi anda yang familiar dengan karya seorang Makoto, maka anime ini tetap menawarkan dinamika romansa antara dua remaja. Namun dengan suspense dan motivasi yang jauh lebih berbobot ketimbang film sebelumnya.
Selain itu, penceritaan, world building, dan character development di dalam anime ini juga membuat karakter-karakter di dalamnya terasa lebih hidup dan dekat dengan kehidupan kita.
Meski demikian, anime ini bukan tanpa kekurangan. Beberapa karakter di dalamnya–seperti Sadaijin kurang memiliki screentime dan substansi dalam penceritaanya. Sehingga (mungkin) anda akan kesulitan memahami apa motivasi karakter tersebut.
Namun bisa jadi kekurangan ini telah diceritakan di dalam novelnya, sayangnya novel tersebut belum diterjemahkan ke dalam bahasa inggris.
Penasaran dengan film ini? Segera tonton Suzume no Tojimari di bioskop!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H