Mohon tunggu...
Muhammad Luthfi Azmi
Muhammad Luthfi Azmi Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tetap Waspada! Inilah Sumber-Sumber Gempa Bumi di Sumatera

30 Juni 2022   12:12 Diperbarui: 16 September 2024   22:21 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PENDAHULUAN

Gempabumi adalah bencana alam berupa guncangan bumi yang terjadi akibat tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif akibat aktivitas gunung api, maupun runtuhan batuan. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng utama dunia, yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Salah satu wilayah yang merupakan pertemuan lempeng utama adalah pantai barat Sumatera. Wilayah inilah yang disebut dengan zona subduksi. (Martianto, H., 2007).

Pulau Sumatera merupakan wilayah yang rawan terjadi gempabumi. Dua sumber utamanya adalah zona subduksi dan sesar. Zona subduksi adalah wilayah dimana dua lempeng saling bertemu. Sementara itu, sesar adalah patahan atau bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif terhadap komponen batuan.

Pulau Sumatera termasuk pulau dengan penduduk yang terbanyak kedua setelah Pulau Jawa, sehingga sangat penting untuk dilakukan peringatan dan sosialisasi dini dalam langkah mitigasi sebelum, saat, dan sesudah terjadinya gempabumi. Selama kurun waktu 180 tahun, telah terjadi 10 gempabumi besar di Pulau Sumatera. Akibatnya, telah banyak korban jiwa dan kerugian materi yang disebabkan oleh bencana ini.  Dengan demikian, sudah sepatutnya kita waspada terhadap kemungkinan gempabumi di Pulau Sumatera ke depannya.

B. KONDISI GEOLOGI SUMATERA

Untuk mengetahui bagaimana Pulau Sumatera berpotensi atau tidak mengalami gempabumi adalah dengan cara meninjau kondisi geologi. Kondisi geologi meliputi zona subduksi, zona sesar, dan segmen-segmen sesar di Pulau Sumatera (TPSGN, 2017).

Sesar Aktif di Sumatera

Data dan parameter sumber gempa pada segmen-segmen sesar Sumatera menunjukkan, tujuh segmen sesar Sumatera memiliki potensi gempa dengan magnitudo berbeda-beda, mulai dari M6,9 sampai M7,6. Sesar-sesar yang tergolong aktif di Pulau Sumatera di antaranya adalah Segmen Angkola, Segmen Barumun, Segmen Sumpur, Segmen Sianok, Segmen Sumani, Segmen Suliti, dan Segmen Siulak.

Zona Sesar Sumatera

Sesar yang paling berpengaruh terhadap potensi gempabumi di Sumatera adalah Sesar Semangko. Zona patahan ini memanjang di bagian barat Pulau Sumatera, memanjang sepanjang 1900 km. Zona ini menyebabkan beberapa danau di Sumatera, termasuk Danau Singkarak yang merupakan runtuhan batuan akibat pergeseran sesar ini. Gempa dari sesar ini tergolong dangkal dan merusak.

Sesar Utama di Perairan Sumatera

Sesar Utama di Perairan Sumatera adalah Sesar Mentawai (Zen, dkk., 2016). Zona ini berupa patahan naik akibat dari patahan lempeng Asia atau juga disebabkan oleh patahan kumpulan batuan dari hasil tumbukan. Sesar Mentawai memanjang di sekitar pulau-pulau Mentawai dari utara hingga ke selatan, diperkirakan tidak menerus, tetapi terpotong-potong pada beberapa tempat. Gempa yang diakibatkan pergeseran Sesar Mentawai ini seringkali dangkal. Diperkirakan gempa Padang disebabkan oleh gerakan sesar ini.

Zona Subduksi Sumatera

Zona subduksi ini merupakan zona tumbukan antara Lempeng Tektonik Australia dengan Lempeng Tektonik Asia. Bila zona gempa ini dangkal dan berada di laut akan menyebabkan tsunami seperti yang terjadi pada Tsunami Aceh tahun 2004 lalu. Zona gempa ini menunjam sampai kedalaman lebih dari 70 km (Rahadi, S., 2009).

C. KEGEMPAAN SUMATERA

Kejadian Gempa Besar di Sumatera

Berikut ini adalah sembilan gempabumi besar di Sumatera dalam kurun waktu 180 tahun (Martianto, H., 2007)

1. 26 Agustus 1835, lokasi gempa di Padang, Sumatera Barat.

2. 5 Juli 1904, lokasi gempa di Siri Sori, Sumatera Barat.

3. 28 Juni 1926, lokasi gempa di Padang Panjang, Sumatera Barat.

4. 4 Februari 1971, lokasi gempa di Pasaman, Sumatera Barat.

5. 8 Maret 1977, lokasi gempa di Pasaman, Sumatera Barat.

6. 7 Oktober 1995, lokasi gempa di Kerinci, Jambi.

7. 16 Februari 2004, lokasi gempa di Tanah Datar, Sumatera Barat.

8. 22 Februari 2004, lokasi gempa di pesisir selatan Sumatera Barat.

9. 30 September 2009, lokasi gempa di dekat Padang Pariaman, Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil kajian resiko bencana gempabumi yang disusun pada tahun 2015, terdapat 24.210.546 korban jiwa, 151,5 miliar kerugian fisik, dan 89,1 miliar kerugian ekonomi (Amri, M.R., dkk, 2016)

D. LANGKAH MITIGASI GEMPABUMI

Dengan potensi gempabumi di Pulau Sumatera setelah ditinjau dari aspek geologis, dan juga rekaman sejarah gempabumi, serta kerugian yang dialami setelah gempabumi, maka diperlukan langkah mitigasi. Mitigasi adalah suatu upaya untuk mengurangi resiko bencana. Sebelum terjadi gempabumi, diperlukan pengetahuan tentang peta rawan gempa, persiapan peralatan keselamatan, dan perbaikan struktur bangunan. Saat terjadi gempabumi, tetap tenang, hindari kelistrikan, dan berlari ke tempat yang aman. Setelah terjadi gempabumi, tetap waspada akan adanya gempa susulan. (BNPB, 2017).

KESIMPULAN

Pulau Sumatera memiliki potensi yang besar terhadap munculnya gempabumi. Hal ini disebabkan karena adanya zona subduksi di bagian barat Pulau Sumatera, Sesar Semangko, Sesar Mentawai, dan beberapa segmen-segmen sesar. Dengan adanya, sumber-sumber gempabumi ini, rekaman sejarah mencatat beberapa kejadian gempabumi besar yang banyak mengakibatkan korban jiwa, kerugian fisik, dan ekonomi. Hal ini tentu saja menjadi perhatian untuk penduduk Pulau Sumatera agar lebih waspada dan memahami langkah mitigasi, sehingga dapat meminimalisir resiko bencana gempabumi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, M.R., dkk. (2016). Resiko Bencana Indonesia. Jakarta: BNPB.

BNPB. (2017). Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh menghadapi Bencana. Jakarta: BNPB.

Martianto, H. (2007). "Potensi Kerusakan Gempabumi akibat Pergerakan Patahan Sumatera di Sumatera Barat dan Sekitarnya". Bandung: UPI.

Rahadi, S. (2009). "Studi Seismotektonik sebagai Indikator Potensi Gempabumi di Wilayah Indonesia". Jakarta: Jurnal Meteorologi dan Geofisika.

Tim Pusat Studi Gempa Nasional. (2017). Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2017. Bandung: Pusat Studi Gempa Nasional.

Zen, dkk. (2009). Mengelola Resiko Bencana di Negara Maritim Indonesia. Bandung: ITB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun