Luthfiah Raisya Ardani (43218010023) -- Akuntansi S1 -- Universitas Mercu Buana
Laba Transaksi AntarPerusahaan -- Aset Tetap
Pada dasarnya, aset tetap dibeli untuk dipakai dalam operasi normal dan tidak untuk dijual kembali, walaupun dalam prakteknya entitas suka menjual aset tetapnya. Terdapat dua aset tetap berdasarkan masa pemakaiannya, yaitu:
- Aset tetap yang mempunyai masa pakai tidak terbatas (tidak memiliki umur ekonomis)
Dimana laba antarperusahaan hanya akan terealisasi melalui proses penjualan aset tetap yang berpindah tangan ke pihak ketiga.
- Aset yang mempunyai masa pakai terbatas (aset yang memiliki umur ekonomis).
Laba antarperusahaan dapat terealisasi dengan dua cara yaitu:
- Pindah tangan ke pihak eksternal melalui proses penjualan.
- Selama adanya aset entitas induk atau anak yang berasal dari transaksi antarperusahaan walaupun umur ekonomis aset tetap telah habis.
Apabila aset tidak lagi dimiliki oleh pihak pembeli maka laba antarperusahaan sudah terealisasi. Secara akuntansi, aset tetap yang sudah habis masa pakainya bernilai nol meskipun masih ada secara fisiknya. Apabila nilai buku aset telah nol berarti aset tersebut sudah tidak dalam hubungan induk-anak melalui proses penyusutan. Oleh karena itu, laba antarperusahaan juga sudah terealisasi. Karena pada proses aset tetap menjadi nol bertahap sesuai dengan umur aset tetap tersebut, dan laba antarperusahaan juga terealisasi secara bertahap sesuai dengan umurnya.
Misalnya, jika terjadi transaksi jual beli aset tetap antara PT SYAVAN dan PT RAVINO dengan laba penjualan sebesar Rp. 80 juta. Dan, aset tetap tersebut memiliki umur ekonomis 10 tahun dan tidak dijual hingga habis umur ekonomisnya. Apabila pada akhir tahun melakukan penjualan maupun pembelian aset tersebut, maka untuk penundaan dan realisasi laba antarperusahaan yaitu ditunjukkan pada Gambar 2.
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/21/2-20210521-170304-0001-60a7a7e9d541df67c70f3112.png?t=o&v=770)
![Dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/05/21/3-20210521-170304-0002-60a7a8738ede485307661e63.png?t=o&v=770)
Oleh karena itu, adanya pengaruh dari keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan harus dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi dan pendapatan investasi dalam konsolidasi satu-baris. Sesuai dengan metode ekuitas, keuntungan dan kerugian tersebut dieliminasi dalam hasil operasi perusahaan induk dan pelaporan posisi keuangan. Dan, keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi atas aset tetap dapat berpengaruh terhadap laporan keuangan sampai aset tersebut habis terpakai oleh afiliasi pembeli atau dijual kepada pihak luar entitas yang dikosolidasikan.
Terdapat beberapa masalah yang timbul dalam kegiatan transaksi jual beli aset tetap antara perusahaan induk dan perusahaan anak yaitu masalah penyusutan aset tetap bagi perusahaan yang membeli dan masalah laba atau rugi yang harus dieliminasi. Dan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan penjualan aset tetap antar afiliasi yaitu perusahaan penjual harus melakukan eliminasi pada laba atau rugi yang telah diakui, apabila aset tetap pada perusahaan pembeli dicatat terlalu besar maka akibatnya depresiasi aset tetap pihak pembeli juga akan dicatat terlalu besar, dan aset tetap maupun depresiasinya harus dicatat seperti nilai semulai yang mengakibatkan harus dilakukan eliminasi. Sehingga, jurnal yang diperlukan untuk melakukan eliminasi berdasarkan periode terjadinya transaksi jual beli yaitu sebagai berikut:
Pada periode sebelum pelaporan
(D) Laba Ditahan                             xxx
      (Kr) Akum. Peny. Aktiva Tetap                 xxx
(D) Aktiva Tetap                             xxx
      (Kr) Akum. Peny. Aktiva Tetap                 xxx
(D) Peny. Aktiva Tetap                        xxx   Â
Pada periode yang sama dengan pelaporan
(D) Laba Penjualan Aktiva Tetap             xxx
      (Kr) Aktiva Tetap                               xxx
(D) Akum. Peny. Aktiva Tetap                xxx
      (Kr) Peny. Aktiva Tetap                        xxx
Akhir periode pelaporan
(D) Laba Penjualan Aktiva Tetap            xxx
      (Kr) Aktiva Tetap                            xxx
Aset Tetap Yang Dapat Disusutkan
Penjualan Aset Tetap Arus Ke Bawah Yang Dapat DisusutkanÂ
Jika dalam penjualan aset tetap antarperusahaan yang mengalami penyusutan, depresi atau amortisasi yang menyebabkan untung atau rugi serta belum direalisasi maka disajikan dalam akun perusahaan afiliasi penjualan. Perusahaan harus melakukan eliminasi karena pengaruh keuntungan maupun kerugian tersebut dari laporan keuangan perusahaan induk dan konsolidasi sampai entitas konsolidasi melalui penjualan kepada entitas lain merealisasikannya atau penggunaan dalam entitas.
Penjualan Arus Ke Bawah Pada Akhir Tahun
Penjualan aset tetap yang disusutkan ke anak perusahaan dari induk dapat menyebabkan keuntungan pada akhir periode menurut metode ekuitas yang belum direalisasi. Sehingga, perlu adanya penyesuaian laba investasi untuk semua laba yang belum direalisasi. Jurnalnya yaitu:
(D) Laba dari anak                    xxx
          (Kr) Investasi pada anak                       xxx
Contoh Kasus:
Pada tanggal 31 Desember 2012, perusahaan anak yaitu PT Casco yang 80 persen kepemilikannya dimiliki oleh PT Syavan, dengan asumsi bahwa PT Syavan menjual mesin pada PT Casco. Mesin yang dijual tersebut mempunyai nilai sebesar Rp. 60.000.000 yang belum disusutkan pada tanggal tersebut dengan harga perolehan sebesar Rp. 100.000.000, serta diakumulasi penyusutan sebesar Rp. 50.000.000) yang dijual kepada PT Casco seharga Rp. 90.000.000. Maka, dalam mencatat penjualan dan pembelian pada PT Syavan dan PT Casco, jurnal penyelesaiannya adalah:
Jurnal yang dicatat oleh PT Syavan:
(D) Kas                                      Rp. 90.000.000
(D) Akum. Penyusutan                       Rp. 50.000.000
            (Kr) Mesin                                           Rp. 100.000.000
            (Kr) Keuntungan atas penjualan mesin             Rp. 40.000.000
Jurnal yang dicatat oleh PT Casco:
(D) Mesin                             Rp. 90.000.000
            (Kr) Kas                                    Rp. 90.000.000
Karena pada tanggal 31 Desember 2012 keuntungan PT Syavan belum direalisasi, maka PT Casco menyesuaikan pendapatan investasinya untuk tahun 2012 untuk seluruh jumlah laba yang direalisasi menggunakan metode ekuitas yaitu dengan jurnal:
(D) Pendapatan dari PT Casco            Rp. 40.000.000
            (Kr) Investasi pada PT Casco                    Rp. 40.000.000
- Dalam laporan laba rugi konsolidasi tidak boleh disajikan keuntungan atas penjualan aset, karena seharusya nilai aset dimasukkan ke neraca konsolidasi yang merupakan nilai yang disusutkan oleh entitias konsolidasi. Pada kertas kerja konsolidasi, jurnal eliminasinya yaitu:
(D) Keuntungan atas penjualan aset        xxx
            (Kr) Aset                                   xxx
Lanjutan contoh kasus:
Karena, seharusnya keuntungan atas mesin tidak termasuk dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2012 dan seharusnya masuk ke dalam neraca konsolidasi yaitu sebesar Rp. 60.000.000 nilai yang dapat disusutkan oleh entitas konsolidasi sebagai berikut :
(D) Keuntungan atas penjualan mesin       Rp. 30.000.000
            (Kr) Mesin                                         Rp. 30.000.000
Penjualan Arus Ke Bawah Pada Awal Tahun
Jurnal yang harus dibuat oleh perusahaan induk untuk mengeliminasi penjualan antarperusahaan pada awal tahun yaitu sebagai berikut:
(D) Laba dari anak                               xxx
         (Kr) Investasi pada anak                       xxx
(D) Investasi pada anak                     xxx
         (Kr) Laba dari anak                           xxx
Penjualan Aset Tetap Arus Ke Atas Yang Dapat DisusutkanÂ
Akibat adanya penjualan aset tetap arus ke atas yang dapat disusutkan yaitu menyebabkan keuntungan dan kerugian pada tahun penjualan yang belum direalisasi pada akun perusahaan anak (jika aktiva tidak dijual pada nilai bukunya). Untuk menghitung pendapatan investasi pada tahun penjualan, penyesuaian yang harus dilakukan oleh perusahaan induk untuk bagiannya atas pendapatan yang dilaporkan oleh perusahaan anak terbagi dua, yaitu untuk:
bagiannya melalui proses penyusutan yang berasal dari setiap pengakuan bagian per bagian atas keuntungan yang belum direalisasi; dan
bagiannya dari setiap keuntungan atas penjualan yang belum direalisasi melalui proses penyusutan.
Aset Tetap Yang Tidak Dapat Disusutkan
Melakukan transfer aset tetap yang tidak dapat disusutkan antarperusahaan afiliasi pada harga selain nilai buku bagi entitas yang dikonsolidasikan membuat keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi. Sehingga, berpengaruh harus dieliminasi dalam penyiapan laporan keuangan konsolidasi dan dari pendapatan investasi dalam konsolidasi satu baris oleh induk perusahaan.
Penjualan Tanah Arus ke Bawah (Downstream)
Laba yang belum direalisasi atas penjualan tanah kepada anak harus dieliminasi. Jurnalnya yaitu:
(D) Laba dari anak                               xxx
            (Kr) Investasi pada anak                             xxx
Contoh Kasus:
PT Luthfiah memperoleh 80 persen kepemilikan perusahaan anak PT Raisya seharga Rp. 280.000.000 pada tanggal 1 Januari 2015. Dimana untuk nilai wajar serta nilai buku kepemilikan yang diperoleh sama dengan biaya investasi. Laba bersih PT Raisya sebesar Rp. 100.000.000. Pendapatan PT Luthfiah termasuk laba yang belum direalisasi atas tanah Rp. 20.000.000 yang mempunyai harga perolehan Rp. 50.000.000 dan dijual kepada PT Raisya dengan harga Rp. 60.000.000. Sehingga, PT Luthfiah membuat beberapa ayat jurnal berikut untuk mempertanggungjawab investasi pada PT Raisya pada tanggal 31 Desember 2015 yaitu:
(D) Investasi pada PT Raisya               Rp. 80.000.000
        (K) Pendapatan dari PT Raisya                        Rp. 80.000.000
(Untuk mencatat 80% dari Rp. 100.000.000, pendapatan yang dilaporkan oleh PT Raisya)
(D) Pendapatan dari PT Raisya       Rp. 16.000.000
        (K) Investasi pada PT Raisya                         Rp. 16.000.000
(Untuk mengeliminasi 80% dari Rp. 20.000.000 laba yang direalisasi atas penjualan tanah kepada PT Raisya)
Dimana, seharusnya keuntungan atas penjualan tanah seharusnya tidak dalam laporan laba rugi konsolidasi dan tanah seharusnya terdapat dalam neraca konsolidasi dengan harga perolehan sebesar Rp. 50.000.000. Dan, ayat jurnal yang dibutuhkan untuk melakukan eliminasi keuntungan atas penjualan tanah dan mengurangi akun tanah untuk harga perolehannya menjadi Rp. 50.000.000 bagi entitas yang dikonsolidasikan.
Penjualan Tanah Arus ke Atas (Upstream)
Untuk jumlah keuntungan atas penjualan dieliminasi dari laporan keuangan konsolidasi pada tahun penjualan tanah antarperusahaan dan tanah dicatat sebesar harga perolehannya pada entitas yang dikonsolidasikan.
Contoh Kasus:
Diasumsikan bahwa PT Syavan membeli tanah dari PT Casco (perusahaan anal yang 80 persen kepemilikannya dimiliki PT Syavan). Dimana, laba bersih PT Casco untuk tahun 2015 sebesar Rp. 80.000.000 dan pendapatan PT Syavan (diluar pendapatannya dari PT Casco) sebesar Rp. 100.000.000. Namun, karena laba yang belum direalisasi atas penjualan tanah antar perusahaan sebesar Rp. 20.000.000 sekarang direfleksikan dalam pendapatan PT Casco, bukan PT Syavan. Sehingga, ayat jurnal yang dibuat oleh PT Syavan yaitu:
(D) Investasi pada PT Casco                 Rp. 80.000.000
         (Kr) Pendapatan dari PT Casco                        Rp. 80.000.000
(Untuk mencatat 80% dari Rp. 100.000.000, laba bersih yang dilaporkan oleh PT Syavan)
(D) Pendapatan dari PT Casco               Rp. 16.000.000
         (Kr) Investasi pada PT Casco                         Rp. 16.000.000
(Untuk mengeliminasi 80% dari Rp. 20.000.000 laba yang belum direalisasi atas tanah yang dibeli dari PT Casco)
DAFTAR PUSTAKA