Pelecehan, baik secara fisik atau emosional, adalah kenyataan yang menyedihkan bagi beberapa pasangan dan bertanggung jawab atas perceraian. Kekerasan dalam rumah tangga dapat mencakup segala tindakan kekerasan nyata atau ancaman -- termasuk pelecehan verbal, fisik, seksual, emosional, dan/atau ekonomi. Dalam hubungan seperti itu, satu orang memperoleh atau mempertahankan kekuasaan atas pasangannya melalui pola perilaku kasar. Apa pun alasannya, tidak seorang pun boleh mentolerir pelecehan, dan penting untuk melepaskan diri dari hubungan yang toxic.
5. Sering berdebat/bertengkar
Menurut psikolog Dr. Howard Markman, cara dalam memandang dan menangani konflik sangat berhubungan dengan seberapa lama pernikahan akan bertahan. Konflik atau perdebatan yang terjadi terus-menerus tidak mencerminkan kondisi pernikahan yang sehat.
Dalam pernikahan yang sehat, pasangan adalah tempat berlindung, sekaligus pemberi semangat ketika mengalami keterpurukan.
6. Belum siap menikah
Menikah dini memungkinkan kedua pasangan tidak memahami hakikat pernikahan. Hal ini bisa menjadi alasan mengapa banyak pasangan menikah muda yang sering bercerai.
7. Masalah finansial dan utang
Perceraian juga umum terjadi karena masalah ekonomi atau finansial. Dalam suatu hubungan yang serius, uang menjadi salah satu yang sangat penting. Sederhananya, semua membutuhkan uang.
Alasan Perceraian.
Berikut adalah sejumlah alasan untuk perceraian: ketidakbertanggung jawaban, ketidakpemberian nafkah, perselingkuhan, perselisihan, pertengkaran, tinggal terpisah secara wajib, belum memiliki anak, dan meninggalkan kewajiban. Semua alasan ini pada akhirnya berkaitan dengan masalah ekonomi, di mana sulit untuk berhemat, terutama ketika belum ada pekerjaan tetap, yang dapat menjadi beban tambahan bagi keluarga.