Obrolan seperti itu menandakan adanya kompetensi yang sangat diperhitungkan oleh sekolah tujuan. Akhirnya, anak-anak yang merasa tidak mampu dari segi kompetensi akan mengalihkan pilihannya ke sekolah yang lebih ringan persyaratannya baik negeri maupun swasta.
Akibat dari sistem yang seperti itu, muncullah istilah sekolah favorit. Sekolah favorit menyeleksi dan menerima siswa berdasarkan kompetensinya, bahkan ada yang tanpa tes karena prestasinya. Adanya sekolah favorit menjadikan sekolah non favorit sebagai alternatif kedua.Â
Namun, semenjak diberlakukannya sistem zonasi, perlahan-lahan sekolah favorit dan non favorit dihilangkan, sehingga penerimaan siswa baru berdasarkan zona.
Akhir kata, sebagai usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerataan pendidikan masih menjadi sesuatu yang urgen hingga saat ini. Adanya kelas-kelas pendidikan atau sekolah sebagai indikasi bahwa pendidikan belum merata sepenuhnya. Kesenjangan pendidikan antara di kota, desa, dan pelosok, kaya dan miskin, sebagai potret wajah pendidikan kita.Â
Kita menyadari bahwasanya memang tidak mudah mewujudkan itu, perlu usaha keras, modal yang besar dan waktu yang panjang. Akan tetapi, dengan semangat gotong royong dan merdeka belajar semoga semuanya tercapai.
Salam