Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kelas-kelas Pendidikan

4 Mei 2020   10:47 Diperbarui: 4 Mei 2020   10:47 3396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan di pelosok | Sumber: Tribunnews.com

Obrolan seperti itu menandakan adanya kompetensi yang sangat diperhitungkan oleh sekolah tujuan. Akhirnya, anak-anak yang merasa tidak mampu dari segi kompetensi akan mengalihkan pilihannya ke sekolah yang lebih ringan persyaratannya baik negeri maupun swasta.

Akibat dari sistem yang seperti itu, muncullah istilah sekolah favorit. Sekolah favorit menyeleksi dan menerima siswa berdasarkan kompetensinya, bahkan ada yang tanpa tes karena prestasinya. Adanya sekolah favorit menjadikan sekolah non favorit sebagai alternatif kedua. 

Namun, semenjak diberlakukannya sistem zonasi, perlahan-lahan sekolah favorit dan non favorit dihilangkan, sehingga penerimaan siswa baru berdasarkan zona.

Akhir kata, sebagai usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerataan pendidikan masih menjadi sesuatu yang urgen hingga saat ini. Adanya kelas-kelas pendidikan atau sekolah sebagai indikasi bahwa pendidikan belum merata sepenuhnya. Kesenjangan pendidikan antara di kota, desa, dan pelosok, kaya dan miskin, sebagai potret wajah pendidikan kita. 

Kita menyadari bahwasanya memang tidak mudah mewujudkan itu, perlu usaha keras, modal yang besar dan waktu yang panjang. Akan tetapi, dengan semangat gotong royong dan merdeka belajar semoga semuanya tercapai.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun