Pembelajaran daring sangat bergantung pada jaringan internet yang kuat. Semakin bagus jaringan internet semakin bagus pula kualitas gambar, video dan suara yang diterima oleh pembelajar.Â
Terdapat beberapa keluhan dari guru dan siswa perihal jaringan internet. Misalnya, jaringan internet  yang sering tidak stabil di kota, lebih-lebih di desa. Ketidakstabilan jaringan memaksa guru dan siswa untuk gonta-ganti kartu perdana yang sekiranya mendukung kualitas jaringan.
Keluhan lainnya datang dari faktor ekonomi dimana siswa harus mempertimbangkan pilhannya untuk membeli kuota internet. Kuota internet menjadi syarat berikutnya yang harus terpenuhi agar pembelajaran daring berjalan lancar.Â
Melihat keadaan sekarang, di tengah pandemi virus corona dengan kondisi ekonomi yang agak susah, siswa dituntut untuk memilah dan memilih mana yang lebih prioritas, terlebih lagi bagi yang memiliki keterbatasan ekonomi. Oleh karenanya, guru dan siswa dituntut untuk memahami keadaan masing-masing.
Gagal fokus
Pembelajaran daring atau istilah panjangnya adalah aktivitas pembelajaran menggunakan jaringan internet. Pembelajaran daring saat ini menjadi pilihan utama dalam pandemi virus corona.Â
Sebagaimana pembelajaran tatap muka, pembelajaran daring pun tidak luput dari godaan yang membuat guru dan siswa gagal fokus. Contohnya seperti media sosial, game, dan kesibukan lainnya di rumah.
Penduduk Indonesia yang kadang disebut netizen+62 sudah tidak diragukan lagi eksistensi penduduknya di media sosial. Dilansir dari m.detik.com terdapat sekitar 160 juta pengguna aktif media sosial di Indonesia. Artinya, lebih separuh penduduk Indonesia telah menggunakan media sosial. Salah satu penggunanya adalah guru dan siswa.
Keaktifan netizen +62 di media sosial berdampak pada pembelajaran daring. Ketika pembelajaran daring berlangsung kerap kali media sosial menggagalkan fokus guru dan siswa.Â
Misalnya, masuknya pesan melalui media sosial sehingga membuat guru atau siswa ingin segera membukanya. Contoh lainnya adalah guru atau siswa terkadang lebih tergoda melihat foto, video, dan status orang lain.
Untuk mengatasi ini selain diingatkan oleh guru, diperlukan kesadaran bersama antara siswa, guru dan orang tua untuk mengontrol agar perhatian tetap terfokus pada kegiatan belajar mengajar.Â