Mohon tunggu...
Lutfi Dwi Prasetyo
Lutfi Dwi Prasetyo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Halooooo. Penikmat buku karya ilmiah atau film fiksi ilmiah, terlebih lagi tentang alam semesta dengan segala isinya. Sehingga dapat meningkatkan kemampuan kognitif serta membangun iman yang kuat kepada Allah Swt.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Waspada! Maraknya Ketegangan Konflik antar Etnis di Dalam Games Online

14 Mei 2024   14:24 Diperbarui: 14 Mei 2024   14:24 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Di era digital saat ini, games online telah muncul sebagai kegemaran yang sangat populer di kalangan anak muda di seluruh dunia. Indonesia, dengan komunitas gamingnya yang berkembang pesat dan keragaman etnis, menjadi latar belakang yang unik untuk mengkaji bagaimana ranah interaksi virtual ini dapat secara tidak sengaja memicu ketegangan sosial di dunia nyata.

Pada intinya, dunia game online dimaksudkan untuk mempertemukan orang-orang melalui minat bersama dan persaingan yang ramah. Namun, beberapa jenis permainan yang memungkinkan komunikasi antar pemain telah memunculkan kekhawatiran tentang potensi penyebaran ujaran kebencian, sikap diskriminatif, dan konflik antar-etnis yang merembet ke dunia nyata.

Kemajemukan Etnis Indonesia

Dengan lebih dari 17.000 pulau dan lebih dari 300 kelompok etnis, Indonesia merupakan salah satu negara dengan keragaman etnis tertinggi di dunia. Meskipun kekayaan budaya ini sebagian besar telah hidup berdampingan dengan harmonis, tetapi letupan kekerasan etnis dan agama masih terjadi di berbagai wilayah di sepanjang sejarah negara ini.

Peran Permainan Online

Seiring dengan semakin populernya permainan online di Indonesia, para ahli memperingatkan risiko yang ditimbulkan oleh jenis permainan tertentu yang mempromosikan stereotip etnis atau memungkinkan komunikasi antar pemain tanpa sensor. Permainan yang berpusat pada skenario konflik etnis atau yang memungkinkan pemain untuk memisahkan diri ke dalam enklave etnis dapat berpotensi memperkuat prasangka dan permusuhan.

"Anonimitas interaksi online yang dikombinasikan dengan kemampuan untuk dengan mudah terhubung dengan individu yang sepaham menciptakan lahan subur untuk penyebaran ujaran kebencian dan penguatan bias etnis," jelas Dr. Rina Suryani, seorang antropolog budaya dari Universitas Indonesia.

Tantangan Moderasi dan Regulasi

Mengatasi masalah pelik ini membutuhkan pendekatan multi-jalur yang melibatkan pengembang game, lembaga pemerintah, dan pemimpin komunitas. Meskipun beberapa permainan online telah menerapkan sistem moderasi konten yang kuat, skala besar konten yang dihasilkan pengguna dan keragaman bahasa yang digunakan di Indonesia menjadi tantangan signifikan.

"Kami terus berupaya untuk menciptakan pengalaman permainan yang inklusif," ungkap perwakilan dari sebuah studio game besar. "Namun, skala dan kompleksitas dalam mengelola konten di berbagai bahasa dan konteks budaya menjadikannya tantangan yang terus berlanjut."

Membangun Komunitas Online yang Bertanggung Jawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun