Mohon tunggu...
Riyadi Mubdi Zhaahir
Riyadi Mubdi Zhaahir Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Memohon kepada Allah sebesar-besar'y kekuatan, sebesar-besar'y pengaruh bagi kebaikan sesama' demi Ridho Allah SWT... \r\n\r\n--- Then which of the favours of your LORD will you deny? (QS. Ar-Rahmaan) ---\r\n\r\n\r\nLove learning and never give up!!

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Ceritaku Berjualan Koran

12 Juli 2011   16:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:43 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin sebagian orang memandang sebelah mata pekerjaan sebagai penjual koran. Tapi sungguh sejak kecil aku tidak pernah meremehkan pekerjaan ini, Insya Allah. Mungkin karena ketika aku masih kecil dulu, Bapakku membeli koran setiap paginya pada tukang koran keliling. Pada kesempatan yang sama aku dan adikku sering dibelikan majalah anak BOBO dan DUNIA FANTASI tiap kali kedua majalah itu terbit. Kedua majalah anak tersebut sangat menarik bagi kami berdua. Masih kuingat jelas kenangan masa kecilku itu sampai saat ini.

Entah kenapa aku semangat menjalani aktivitas baruku itu. Entah karena masih hari pertamaku jualan koran atau karena memang itu sesuatu yang baru dan seru serta mengasyikkan buatku. Apapun sebabnya aku belum tahu. Tapi memang biasanya aku selalu ingin tahu dan suka pada hal-hal baru yang positif.

Eiits, bukan berarti aku mau terus-terusan brujualan koran. Tentu saja aku selalu ingin menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi. Seperti yang dilakukan orang Jepang pada teknologinya yaitu repair, repair dan repair. Jika ada kesempatan lebih baik dari ini, aku ambil. Meningkat step by step. Meskipun begitu selama aku berjualan koran aku akan melakukan pekerjaan ini dengan senang hati, semangat dan penuh tanggung jawab sebagai baktiku pada Agamaku Islam.

Aku sadar selama ini aku berada dalam zona nyaman. Aku masih tinggal dengan orang tua, baik saat aku bekerja maupun ketika menganggur. Hingga aku belum mampu menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua dan mandiri. Yang bisa membuat kedua orang tuaku dan keluargaku menangis bangga, haru karenaku.

Kini aku coba masuk zona kritis, guna menggembleng kepribadian, mental dan karakterku dalam berwirausaha. Ya Allah Ridhai kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun