Mungkin sebagian orang memandang sebelah mata pekerjaan sebagai penjual koran. Tapi sungguh sejak kecil aku tidak pernah meremehkan pekerjaan ini, Insya Allah. Mungkin karena ketika aku masih kecil dulu, Bapakku membeli koran setiap paginya pada tukang koran keliling. Pada kesempatan yang sama aku dan adikku sering dibelikan majalah anak BOBO dan DUNIA FANTASI tiap kali kedua majalah itu terbit. Kedua majalah anak tersebut sangat menarik bagi kami berdua. Masih kuingat jelas kenangan masa kecilku itu sampai saat ini.
Entah kenapa aku semangat menjalani aktivitas baruku itu. Entah karena masih hari pertamaku jualan koran atau karena memang itu sesuatu yang baru dan seru serta mengasyikkan buatku. Apapun sebabnya aku belum tahu. Tapi memang biasanya aku selalu ingin tahu dan suka pada hal-hal baru yang positif.
Eiits, bukan berarti aku mau terus-terusan brujualan koran. Tentu saja aku selalu ingin menjadi lebih baik, lebih baik dan lebih baik lagi. Seperti yang dilakukan orang Jepang pada teknologinya yaitu repair, repair dan repair. Jika ada kesempatan lebih baik dari ini, aku ambil. Meningkat step by step. Meskipun begitu selama aku berjualan koran aku akan melakukan pekerjaan ini dengan senang hati, semangat dan penuh tanggung jawab sebagai baktiku pada Agamaku Islam.
Aku sadar selama ini aku berada dalam zona nyaman. Aku masih tinggal dengan orang tua, baik saat aku bekerja maupun ketika menganggur. Hingga aku belum mampu menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua dan mandiri. Yang bisa membuat kedua orang tuaku dan keluargaku menangis bangga, haru karenaku.
Kini aku coba masuk zona kritis, guna menggembleng kepribadian, mental dan karakterku dalam berwirausaha. Ya Allah Ridhai kami.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI