Namun, ada perdebatan tentang seberapa besar kecerdasan emosional atau keterampilan interpersonal bisa diajarkan atau dikembangkan melalui pelatihan formal. Apakah keterampilan interpersonal merupakan hasil dari sifat pribadi yang dalam, ataukah itu dapat dibentuk melalui pelatihan? Bagaimana dengan guru yang mungkin memiliki keterbatasan dalam hal empati atau kecerdasan emosional? Apakah sistem pendidikan harus lebih inklusif untuk menerima berbagai gaya interpersonal, ataukah keterampilan interpersonal ini harus menjadi standar kompetensi bagi semua guru?
Dari perspektif teori kritis, yang sering berfokus pada ketidakadilan struktural dan ketimpangan sosial, keterampilan interpersonal guru mungkin tidak selalu menjadi solusi untuk masalah yang lebih dalam dalam sistem pendidikan.
Teori Reproduksi Sosial (Bowles & Gintis) menyatakan bahwa sistem pendidikan sering kali mereproduksi ketidakadilan sosial yang ada dalam masyarakat. Dalam konteks ini, keterampilan interpersonal mungkin dianggap sebagai solusi individu untuk masalah struktural yang lebih besar. Misalnya, jika seorang guru beroperasi dalam sistem yang tidak adil (seperti kurangnya sumber daya, kebijakan pendidikan yang tidak memadai, atau ketimpangan ekonomi), keterampilan interpersonal mereka mungkin membantu mengurangi dampak negatif, tetapi tidak benar-benar mengubah masalah sistemik tersebut.
Kesimpulan
Dalam perspektif yang lebih mendalam, keterampilan interpersonal jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap kompetensi perilaku dan kinerja guru. Namun, analisis yang lebih kritis menunjukkan bahwa efektivitas keterampilan ini sangat tergantung pada konteks sosial, budaya, dan struktural di mana guru beroperasi. Keterampilan interpersonal, meskipun penting, mungkin tidak cukup untuk mengatasi tantangan yang lebih besar dalam pendidikan, seperti ketimpangan struktural, birokrasi yang kaku, atau tekanan dari kebijakan pendidikan yang fokus pada hasil kuantitatif.
Pendekatan holistik diperlukan untuk memahami bagaimana keterampilan interpersonal dapat diintegrasikan ke dalam strategi pengembangan pendidikan yang lebih luas, yang tidak hanya fokus pada kompetensi individu, tetapi juga pada reformasi sistemik yang lebih besar.
Pendekatan holistik dalam memahami dan mengintegrasikan keterampilan interpersonal ke dalam strategi pengembangan pendidikan yang lebih luas memerlukan perhatian pada berbagai aspek yang saling terkait. Hal ini mencakup dimensi individu, organisasi, sosial, dan kebijakan. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan interpersonal sebagai kompetensi pribadi guru, tetapi juga memperhatikan konteks yang lebih luas di mana keterampilan ini diterapkan dan berkembang.
Pendekatan holistik dalam mengintegrasikan keterampilan interpersonal ke dalam strategi pengembangan pendidikan yang lebih luas mencakup upaya di tingkat individu, organisasi, sosial, kebijakan, dan sistemik. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada pengembangan keterampilan interpersonal guru secara personal, tetapi juga mencakup perubahan struktural di tingkat organisasi dan sistem pendidikan yang lebih luas.
Disajikan oleh :
Lusy Listiawaty
Magister Manajemen Pendidikan