* MEG adalah studi aktivitas otak yang sangat tepat dan real-time.
* MEG meningkatkan hasil bedah pasien epilepsi.
Resiko: Pemeriksaan MEG tidak menimbulkan resiko yang diketahui bagi pasien rata-rata ketika pedoman keselamatan yang sesuai diikuti.
Keenam, MRI alias Magnetic Resonance Imaging merupakan teknologi pencitraan non- invasif yang menciptakan gambar anatomi perinci 3 dimensi. Perihal ini kerap digunakan guna deteksi penyakit, diagnosis, serta pemantauan penyembuhan. Ini didasarkan pada teknologi canggih yang menggairahkan serta mengetahui pergantian arah sumbu rotasi proton yang dijumpai di air yang membentuk jaringan hidup.
MRI digunakan untuk mencitrakan bagian badan yang tidak bertulang ataupun jaringan lunak. Mereka berbeda dari computed tomography (CT), sebab mereka tidak memakai radiasi pengion yang merusak dari sinar- x. Otak, sumsum tulang belakang serta saraf, dan otot, ligamen, serta tendon tampak jauh lebih jelas dengan MRI dibanding dengan sinar- x serta CT biasa; untuk alibi ini MRI kerap digunakan guna menggambarkan luka lutut serta bahu. Di otak, MRI bisa membedakan antara modul putih serta modul abu- abu serta pula bisa digunakan untuk mendiagnosis aneurisma serta tumor. Sebab MRI tidak memakai sinar- x ataupun radiasi yang lain, ini merupakan modalitas pencitraan pilihan pada saat pencitraan yang kerap dibutuhkan untuk diagnosis ataupun pengobatan, paling utama di otak. Akan tetapi, MRI lebih mahal daripada pencitraan x- ray ataupun CT scan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H