Maulidpun berlalu. Kami beranjak dari tempat duduk.
"Jangan tengok belakang dulu, biar orangnya pergi dulu"Â gumamku menunduk malu
Saat aku mendongakkan pandanganku. Ia berhenti tepat di depanku. Nampaknya ia juga tak mau beranjak. Hampir saja air yang aku bawa jatuh sebab tertegun dalam keindahan yang hanya berlangsung sekejap mata.
"Ayo pulang"
Kulihat ia hanya terdiam saat temannya mengajak pulang. Ia memandangiku. Malu sedai-jadinya aku. Aku hanya tertunduk. Takut jika aku semakin larut dalam keindahannya.
Mungkin tidak ada satu menit ia berdiri di depanku, kemudian ia berlalu.
Ah wajahnya lebih indah dari yang ku lihat di kaca jendela. Parasnya nampak karismatik, suaranya, semuanya indah.
Entah siapa namanya, yang jelas dalam pertemuan pertama ini. Aku berdoa semoga kita di pertemukan kembali.
Meski wajahnya kian samar dalam pandanganku. Tapi suaranya; masih terekam jelas dalam ingatanku.
Ah; Begitu indahnya taman surga ini.;
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H