Film “Me Before You” merupakan film berbahasa inggris dengan genre romantis drama hasil garapan sutradara Thea Sharrock dan hasil produksi Karen Rosenfelt bersama Alison Owen yang ditayangkan perdana pada tanggal 23 May di New York dan dirilis pada tanggal 3 Juni 2016 di Inggris dan Amerika.
Film ini diadaptasi dari novel karangan Jojo Moyes pada tahun 2012 dengan judul yang sama. Mengambil latar tempat di Inggris, film ini melibatkan beberapa tempat historis sebagai lokasi syutingnya, yaitu Kastil Pembroke di Wales serta Chenies Manor House di Buckinghamsire.
Film ini berdurasi 110 menit dan dibintangi oleh Emilia Clarke sebagai Louisa Clark dan Sam Claffin sebagai William Traynor. Dengan anggaran sebesar 20 juta dolar, film yang didistribusikan oleh Warner Bros Picture ini berhasil menerima pendapatan kotor sebesar 200.314.186 dolar serta mendapatkan review rerata dari para kritikus. Me Before You juga menempati posisi ketiga di box office pada pembukaan akhir pekan sehingga dapat disimpulkan bahwa film ini cukup sukses.
Sinopsis
Film ini menceritakan kisah cinta antara Louisa Clark, seorang gadis berusia 26 tahun yang sedang mencari pekerjaan dan William Traynor, seorang pria kaya yang merupakan seorang difabel. Sebelum insiden kecelakaan yang dialaminya, Will Traynor memiliki kehidupan yang bisa dibilang sempurna dengan karir yang sukses, keluarga yang suportif, dan seorang kekasih berparas cantik. Namun itu semua berubah di suatu hari ketika Will hendak berangkat kerja. Sebuah sepeda motor menabraknya hingga Will kehilangan kemampuannya untuk berdiri dan berakhir menjadi seorang difabel. Sejak kejadian tersebut, banyak hal yang berubah di dalam diri dan kehidupannya. Will menjadi seorang pribadi yang dingin, kasar, dan sangat menutup diri, ia juga kehilangan pekerjaannya dan kekasihnya.
Camilla, Ibu Will tentu sangat sedih melihat putranya yang terlihat putus asa dan tidak lagi bahagia sehingga terpikir olehnya untuk mencari seorang perawat yang bisa megembalikan senyum dan semangat Will. Louisa, seseorang yang baru saja kehilangan pekerjaannya tanpa ambisi dan keahlian khusus, ditawarkan untuk bekerja sebagai pengurus Will Traynor, Camilla percaya bahwa Louisa adalah orang yang tepat untuk mengurus dan menghibur Will.
Dengan berbagai kebutuhannya yang perlu dipenuhi, Louisa akhirnya memutuskan untuk mengambil pekerjaan ini. Ia mulai dikenalkan kepada Nathan, dokter pribadi yang telah mengurus kebutuhan medis Will selama dua tahun terakhir dan juga dikenalkan kepada Ayah Will, Steven yang merupakan pebisnis sukses. Louisa pun mulai bekerja dan bertemu dengan Will setiap harinya.
Hari-hari pertama terasa berat bagi Louisa, menghadapi Will yang sangat menutup diri darinya tentulah tidak mudah. Namun berbagai perlakuan buruk yang diberikan Will kepadanya tidak mengehentikan Louisa untuk terus mencoba menghibur dan mengembalikan semangat Will. Di bawah perawatan Louisa dengan pribadi yang ceria, Will menjadi lebih komunikatif dan akhirnya mulai membuka diri.
Louisa dan Will berbagi hal-hal baru dan menyenangkan yang tetap bisa dilakukan dengan keterbatasan dirinya, seperti menonton film Prancis dengan subtitle (hal yang belum pernah Louisa lakukan sebelumnya) dan berbagi cerita tentang kehidupan mereka di luar pekerjannya. Louisa merasa senang akan perubahan baik yang mulai terlihat di diri Will.
Namun pikirannya berubah di hari ketika Will jatuh sakit dan melihat luka di pergelangan tangan Will yang merupakan hasil percobaan bunuh diri. Ia tidak sengaja mendengar percakapan antara Will dan Ibunya mengenai keinginan Will untuk mengakhiri hidupnya melalui sebuah organisasi yang “mengatur bunuh diri” bernama Dignitas yang berada di Swiss.
Karena takut akan percobaan bunuh diri Will, Camilla menyetujui keinginan Will dengan syarat ia harus hidup untuk enam bulan lagi. Camilla percaya bahwa dalam waktu enam bulan tersebut, ia bisa membuktikan kepada Will bahwa hidupnya berarti. Louisa merahasiakan pengetahuannya mengenai hal ini namun ia berjanji untuk berusaha membuat Will bahagia dan meyakinkannya untuk tetap melanjutkan hidupnya.
Louisa pun mulai melalukan banyak hal untuk menjaga Will tetap senang dan semangat. Ia merencanakan berbagai cara untuk meyakinkan Will agar mengurungkan keinginannya. Dalam beberapa minggu kemudian, Will menjadi lebih santai dan terbuka, ia bahkan membiarkan Louisa untuk mencukur janggutnya dan memotong rambut panjangnya. Louisa mulai membawa Will keluar rumah meski dengan kursi rodanya, mereka menghadiri peternakan kuda dan orkestra. Keduanya menjadi lebih dekat saat Louisa mengundang Will ke pesta ulang tahunnya untuk bertemu dengan orang tua dan pacarnya, Patrick. Will mengejutkannya dengan hadiah ulang tahun sebuah celana ketat bumblebee, benda favoritnya ketika ia kecil.
Hubungan Will dan Louisa menjadi lebih dekat setiap harinya, mereka juga sering mengobrol tentang hal-hal penting dalam hidupnya. Louisa menyadari bahwa ia telah berhasil menghidupkan senyum dan semangat Will kembali. Dalam perjalanan menuju sebuah lahan kastel yang dimiliki oleh keluarga Will, Louisa menceritakan ambisi dan keinginannya untuk pergi ke luar negeri serta keinginannya untuk mengubah caranya dalam berpakaian. Will memotivasi Louisa untuk mengikuti mimpinya dan mewujudkan keinginannya. Will juga menceritakan tentang tempat favoritnya yaitu sebuah kafe di Paris.
Tidak lama dari itu, Will menderita pneumonia yang nyaris membunuhnya sehingga Louisa harus membatalkan rencana perjalanannya dan membawa Will ke Mauritius. Malam sebelum kembali dari perjalanan, Louisa mengatakan bahwa ia mencintai Wil dan Will hendak mengatakan rencana untuk mengakhiri hidupnya kepada Louisa, namun Louisa mengungkapkan bahwa ia sudah mengetahui hal itu. Will mengatakan bahwa waktu yang mereka habiskan bersama sangat berarti, namun ia tidak bisa hidup dengan kursi roda selamanya dan ia tetap akan melanjutkan rencananya.
Merasa marah dan tersakiti, Louisa pergi dan tidak berbicara dengan Will selama sisa perjalanan. Ketika mereka kembali, orang tua Will senang melihat kondisi fisiknya yang baik. Walaupun demikian, Louisa mengundurkan diri sebagai perawat Will dan mengerti bahwa Will akan melanjutkan rencananya.
Pada malam penerbangan Will menuju Swiss, Louisa mengunjunginya untuk yang terakhir kali. Mereka setuju bahwa enam bulan terakhir merupakan waktu terbaik dalam hidup mereka. Will wafat di klinik dan ia juga meninggalkan warisan yang cukup bernilai kepada Louisa agar ia melanjutkan pendidikannya dan hidup sepenuhnya. Film ini diakhiri dengan Louisa berada di sebuah kafe di Paris, membaca kata-kata terakhir Will kepadanya dalam sebuah surat, yang menyuruhnya untuk "hidup lebih baik".
Opini Pribadi
Menurut saya, “Me Before You” adalah film yang emosional, mengharukan, dan dikemas dengan sangat baik. Film ini menjadi film favorit saya setelah menontonnya beberapa kali dan tidak pernah gagal untuk membuat saya emosional dan menangis di akhir film. Kisah antara Will dan Louisa memiliki jalan cerita yang realistis dan tidak hanya memprioritaskan happy ending seperti film romansa pada umumnya.
Chemistry atau ketertarikan dan koneksi antara dua aktor yang merupakan pemeran utama dalam film ini juga sangat baik. Film ini juga berhasil menghidupkan karakter-karakternya dengan nyata sehingga emosi yang dirasakan tokoh-tokoh dapat tersampaikan kepada penonton. Secara keseluruhan, menurut saya "Me Before You" adalah film yang pantas mendapatkan banyak perhatian karena keelokan penyajiannya.
Kelebihan & Kekurangan
Kelebihan film “Me Before You” seperti yang sudah saya tuliskan di atas, yaitu alur ceritanya yang terkesan nyata dan tidak hanya mementingkan akhir yang bahagia demi menarik penonton seperti film romansa pada umumnya. Performa para aktor yang terlibat dalam film ini juga sangat bagus dan mendalam sehingga penonton bisa merasakan emosi yang nyata dari tokoh-tokoh di film ini. Humor dan kesedihan di film ini juga disajikan secara rapih dan menyatu sehingga penonton dapat merasakan kesedihan dari film ini secara maksimal tanpa terkesan diburu-buru oleh alur ceritanya.
Sedangkan, kekurangan film ini yaitu ada beberapa bagian cerita dari buku yang tidak dimasukkan ke dalam film sehingga beberapa pembaca buku “Me Before You” yang menonton fim ini merasa ada yang tidak lengkap. Menurut saya, film ini kurang menunjukkan kehidupan Louisa di luar pekerjaannya sebagai perawat Will sehingga ada bagian yang terkesan terlewatkan dan tiba-tiba seperti saat Louisa mengakhiri hubungannya dengan Patrick. Film yang pemeran utamanya merupakan difabel ini juga memiliki kekurangan dalam pemilihan aktornya yang merupakan aktor berbadan sehat sehingga kurang merepresentasikan seorang difabel yang sebenarnya.
Pesan yang Dapat Diambil
Pesan yang saya dapat dari ini film adalah kita tidak bisa mengubah pikiran dan keinginan orang lain dengan mencintainya lebih keras dan dalam. Namun, cinta dan kasih sayang dapat memberikan kita pandangan yang berbeda dan keberanian untuk mencoba hal-hal yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Film ini juga menunjukan bahwa dengan kepedulian dan kasih sayang, kita bisa membawa kebahagiaan di hidup orang lain.
Penting bagi kita untuk mengungkapkan perasaan kita kepada orang-orang tersayang karena kita tidak tahu kemana takdir akan membawa kita selanjutnya. Kehidupan Will yang berubah seratus delapan puluh derajat setelah mengalami kecelakaan juga mengajarkan kita untuk menghargai dan memaknai setiap detik yang kita punya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI