Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menjaga Kewarasan di Tengah Gempuran AI dan Menyusutnya Lingkaran Pertemanan

30 Desember 2024   13:03 Diperbarui: 31 Desember 2024   08:01 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semakin sedikitnya teman ketika dewasa membuat AI seperti ChatGPT dijadikan teman curhat | photo by Sanket Mishra from pexels.com

Mengutamakan pertemanan yang berkualitas | photo by Belle Co from pexels.com
Mengutamakan pertemanan yang berkualitas | photo by Belle Co from pexels.com
Makin dewasa mestinya membuat kita tidak lagi punya waktu untuk drama-drama pertemanan. Percayalah bahwa kamu berhak untuk hidup lebih tenang, jauh dari drama pertemanan yang tidak penting sehingga kamu bisa fokus untuk mencapai tujuan-tujuan hidupmu.

Pilihlah teman-teman yang lebih low maintenance (teman yang tidak butuh banyak perhatian, yang tetap saling mendukung meski tidak setiap saat harus kumpul-kumpul), bisa dipercaya dan mampu membuatmu berkembang lebih baik. Jangan lupa untuk tetap menjaga silaturahmi dan komunikasi yang baik dengan teman-teman dekat yang memang layak untuk dipertahankan. 

2. Kurangi ketergantungan pada AI untuk bertanya mengenai masalah hidupmu

Teman yang itu-itu aja dan sudah pada sibuk dengan urusan masing-masing membuat kita sering bingung mau curhat pada siapa ketika lagi ada masalah. Akhirnya curhat sama AI menjadi pilihan. Selain tidak menghakimi dan adu nasib, kamu juga bisa mendapatkan jawaban atau solusi secara instan.

Namun, kalau sedikit-sedikit kamu bertanya pada AI, kamu bisa jadi ketergantungan dan itu berpotensi menumpulkan pemikiran dan kreativitasmu.

Saya percaya bahwa manusia itu sudah didesain sedemikian canggih oleh Tuhan dengan diberikan akal budi. Jadi, daripada sedikit-sedikit tanya AI, kenapa tidak coba pakai akalmu dulu untuk memecahkan masalah hidupmu?

Kalau teman yang bisa kamu percaya hanya sedikit, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk curhat dengan orangtua, saudara atau pasangan bagi yang sudah menikah. 

3. Cari hobi baru atau aktivitas yang positif dan membuatmu bahagia

Ikut volunteering atau komunitas untuk terhubung dengan orang-orang yang sefrekuensi | photo by ROD Production from pexels
Ikut volunteering atau komunitas untuk terhubung dengan orang-orang yang sefrekuensi | photo by ROD Production from pexels

Kesibukan pekerjaan membuatmu tidak punya banyak waktu untuk olahraga? Bisa lakukan stretching setelah bangun tidur. Tidak usah lama-lama, 5-10 menit cukup. 

Alih-alih naik motor, bisa juga jalan kaki ke tempat-tempat yang dekat, yang jaraknya kurang 1 km.

Untuk mengurangi ketergantungan pada smartphone, selain mengatur screentime, coba lakukan aktivitas lain yang tidak butuh gawai, misalnya journaling, berkebun, melukis, baca buku dan sebagainya.

Kalau tertarik, kamu juga bisa ikut kegiatan volunteering atau bergabung dengan komunitas yang sesuai dengan minatmu. Siapa tahu dengan ikut volunteering atau komunitas kamu bisa mendapat teman baru yang sefrekuensi.

4. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun