Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Apa yang Luput Diperhatikan dari Isu Urbanisasi?

5 Mei 2023   11:48 Diperbarui: 5 Mei 2023   15:52 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa daerah malah belum tersentuh koneksi internet. Padahal koneksi internet yang cepat, stabil dan lancar jaya adalah hal krusial yang diperlukan oleh para pekerja di industri kreatif. 

Definisi "Kota" dan "Bukan Kota" yang Semakin Kabur 

ilustrasi megalopolis seiring dengan definisi kota yang semakin kabur-photo by Laura Tancredi from pexels
ilustrasi megalopolis seiring dengan definisi kota yang semakin kabur-photo by Laura Tancredi from pexels
Pertumbuhan suatu kota tidak hanya dilihat dari pertambahan jumlah penduduknya. Pertumbuhan kota juga akan menyangkut sistem transportasi publik, infrastruktur energi, pasokan air, tata kota dan perekonomian. 

Meski proses urbanisasi kerap dikaitkan dengan kota-kota terbesar di suatu negara, sekarang mulai bermunculan kota-kota lainnya yang tumbuh dengan pesat dan menjadi incaran para perantau. Seiring dengan konsep "kota" dan "bukan kota" yang semakin kabur, para ahli perkotaan sampai memperkenalkan konsep kota megalopolis. 

Wilayah provinsi Guangdong di Cina yang secara efektif telah menggabungkan 11 kota lainnya seperti Makau, Guangzhou, Shenzhen dan Hong Kong, menjadikannya sebagai kota megalopolis terbesar saat ini. 

Kota-kota pesisir pantai barat Afrika, yang membentang sepanjang 600 km antara Abidjan di Pantai Gading dan Lagos di Nigeria juga berkembang pesat. Perkembangan ini diprediksi para ahli akan membentuk megalopolis terpadat di dunia pada tahun 2100 dengan populasi mencapai 500 juta jiwa. 

Berkembangnya kota megalopolis juga turut dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Hal ini misalnya terjadi di Chicago dan New York yang tumbuh seiring perkembangan teknologi baja dan lift yang memungkinkan orang-orang untuk membangun gedung-gedung pencakar langit. 

Di Indonesia, kita bisa sedikit berkaca pada hasil riset Litbang Kompas mengenai fenomena pergeseran tujuan migrasi. Hasil riset menunjukkan bahwa kini perantau lebih memilih untuk bermigrasi ke daerah penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

hasil riset Litbang Kompas mengenai pergeseran tujuan migrasi perantau (untuk data tahun 2021)-tangkapan layar dari kompas.id
hasil riset Litbang Kompas mengenai pergeseran tujuan migrasi perantau (untuk data tahun 2021)-tangkapan layar dari kompas.id

Bahkan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta masuk dalam daftar 10 daerah utama tujuan migrasi pada tahun 2021 dengan jumlah migran sebanyak 134.545 orang. Sebagai warga Sleman, saya memang merasakan pembangunan di Sleman memang cukup masif tapi juga semakin padat dan macet. 

Wasana Kata 

Isu perkotaan dan urbanisasi adalah masalah yang sangat kompleks. 

Selain masalah yang mungkin timbul di perkotaan sendiri akibat urbanisasi yang tidak terkendali, hal ini merupakan alarm akan alih fungsi lahan yang kian masif dan terbatasnya lapangan kerja di pedesaan. Dalam jangka panjang, kondisi tersebut dapat memunculkan masalah yang tidak kalah serius seperti ketahanan pangan, air bersih, menurunnya daya dukung lingkungan dan sebagainya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun