Kalau Anda ingin karyawan yang bisa bekerja 24/7 tanpa protes atau minta tambahan upah, pekerjakan saja robot. Sudah tahu yang dipekerjakan itu manusia, ya perlakukan mereka sebagaimana manusia dong!Â
Memang, sekarang sudah jamak ditemukan pekerjaan yang menerapkan jam kerja fleksibel. Dalam pikiran saya, jam kerja fleksibel itu berarti saya bisa mengatur sendiri mulai dan selesai bekerja jam berapapun, asalkan pekerjaan selesai dengan baik sesuai deadline.
Ternyata, jam kerja fleksibel yang dijanjikan dalam kontrak tak lebih dari sekadar eufemisme. Dengan kata lain, maksud dari jam kerja fleksibel adalah Anda harus siap dan mau diberi kerjaan kapanpun, bahkan di jam-jam orang seharusnya istirahat atau hari libur. Jam kerja fleksibel kok jadinya malah bikin pekerja overwork?Â
Lalu, apa kabar aturan ketenagakerjaan soal lembur? Sudah diterapkan atau malah diabaikan dengan dalih loyalitas?Â
Teman-teman fresh graduate yang lagi cari kerja, pernah gak ditanya, "Kalau diterima kerja, siap gak kalau diminta lembur tanpa dibayar? Siap gak kalau harus kerja di luar jam/hari kerja normal" saat tahap interview?Â
Ketahuilah teman-teman, bahwa itu adalah celah eksploitasi. Bagi bos loyalitas, bagi pekerja loyolitas.Â
Belum lagi iklan lowongan kerja absurd yang mencantumkan kualifikasi macam orang yang sengaja belanja borongan biar dapat harga murah.Â
Satu posisi yang dicari tapi daftar kualifikasinya bisa buat tiga sampai empat posisi. Misalnya, cari karyawan untuk posisi content writer, tapi dia juga dituntut harus bisa mengelola medsos, paham SEO atau bisa desain grafis.Â
Padahal pengelolaan medsos bisa dikerjakan oleh admin medsos atau kalau mau lebih advance, silakan pekerjakan social media specialist.Â
Soal SEO, ada profesi namanya SEO specialist. Untuk desain grafis, rekrut atau bayar saja pekerja lepas yang bisa desain grafis dengan bayaran yang layak.Â