Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Belajar Menjadi Penulis yang Baik dari Dee Lestari

23 November 2022   13:36 Diperbarui: 23 November 2022   13:43 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
menjadi penulis yang baik-photo by picjumbo.com from pexels

Langkah awal yang perlu dilakukan sebelum menulis adalah membuat kerangka tulisan. Tujuannya agar tulisan kita tidak melebar kemana-mana alias fokus pada topik. Pada tahap ini, kita juga perlu melakukan riset. 

Kedua, memiliki paragraf pembuka yang baik 

Bisakah Anda bayangkan, bagaimana para juri kompetisi menulis novel menilai karya peserta yang jumlahnya ratusan dengan banyak halaman? Apakah dibaca dari awal sampai akhir? 

Tentu saja tidak. Mana mungkin juri punya waktu se-selo itu melototin lembar demi lembar karya peserta. 

Untuk menghemat waktu dan tenaga, mereka akan menilainya dari paragraf pembuka (lead) terlebih dulu. Kalau paragraf pembuka saja sudah gagal menarik perhatian, jangan harap juri akan membaca bagian lainnya. 

Ibarat orang kenalan, kesan pertama adalah koentji. Sebegitu pentingnya paragraf pembuka sehingga ia menjadi penentu apakah pembaca tertarik untuk menamatkan atau malah ngacir duluan. 

Ketiga, tunjukkan emosi 

Tulisan fiksi sudah pasti akan bermain-main dengan emosi. Sementara menunjukkan emosi secara terbuka dalam tulisan non fiksi dimaksudkan agar tulisan tidak kaku, kering dan hambar. Oleh karena itu, Dee mengungkapkan pentingnya penulis non fiksi untuk bisa mendeskripsikan emosi dalam bingkai adegan. 

Misalnya, ketika ingin menulis tentang sulitnya masyarakat di daerah A memperoleh air bersih. Alih-alih langsung membeberkan data di paragraf pembuka, Dee mencontohkan untuk membukanya dengan deskripsi seorang anak kecil yang harus berjalan kaki berkilo meter jauhnya sambil mengangkut ember-ember berisi air yang cukup besar untuk ukuran tubuhnya. 

Alih-alih hanya menuliskan kata 'sedih', tuliskan saja deskripsi yang menggambarkan kalau si tokoh sedang sedih. Misalnya, 'ia terdiam, memalingkan muka, sekuat tenaga menahan agar air matanya tidak tumpah'. 

Keempat, variasi kalimat 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun