Pertanyaan saya, bagaimana jika ada seseorang yang dalam hal pekerjaan dan karier tidak memenuhi standar usia ideal sebagaimana saya sebutkan di atas?Â
Misalnya, alih-alih lulus kuliah sarjana di usia 22-24 tahun, orang tersebut baru lulus di usia 26 tahun. Atau ada orang berumur 30 tahun--yang katakanlah di usia tersebut idealnya dia sudah di level supervisor--tapi apply posisi management trainee.Â
Padahal mereka yang telat lulus kuliah belum tentu karena malas.Â
Ada yang gap year setelah lulus SMA sehingga masuk dan lulusnya pun lebih lambat dari teman-teman seangkatannya. Ada yang kuliahnya tersendat karena masalah biaya.Â
Mereka yang baru memulai kariernya di usia 30 tahun tidak bisa sesederhana itu dihakimi sebagai orang yang tidak kompeten, pemalas, tidak punya target yang jelas, tidak mampu berkompetisi dan sebagainya.Â
Bagi pekerja perempuan, hal seperti ini sangat mungkin terjadi.Â
Ada yang setelah lulus kuliah kemudian bekerja barang satu dua tahun lalu berhenti lantaran ingin fokus mengurus rumah tangga. Baru kemudian ingin bekerja kembali setelah anaknya berhenti ASI atau sudah masuk TK.Â
Ada yang awalnya ibu rumah tangga, tapi karena perceraian atau suami meninggal, harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan.Â
Ada juga yang setelah lulus kuliah tapi tidak langsung bekerja karena sedang membangun komunitas atau aktif di kegiatan volunteering. Salah seorang kakak tingkat yang saya kenal ada lho, yang seperti ini.Â
Selain di dunia kerja, batasan usia maksimal juga ada yang diberlakukan dalam seleksi beasiswa. Misalnya, usia maksimal 35 tahun untuk S2 dan maksimal 40 tahun untuk S3.Â
Mengapa orang mau menimba ilmu mesti dihalangi batasan usia?Â