Sementara bagi anak yang lebih dewasa bisa diajak berdiskusi secara terbuka tentang pengalaman traumatik orangtua dan bagaimana mengatasinya. Sebagai anak yang telah dewasa, mereka juga bisa belajar untuk memahami dan berempati atas trauma yang dialami oleh orangtuanya.Â
Wasana Kata
Konsep inherited trauma telah diperkenalkan sejak lama dan penelitian tentangnya masih terus dikembangkan, terutama dalam bidang psikologi dan psikiatri.Â
Anak yang diwarisi trauma oleh orangtuanya dapat mengalami sejumlah masalah, seperti rasa percaya diri rendah, trust issue yang besar, sikap masa bodoh, kecemasan, memiliki kewaspadaan dan ketakutan berlebihan dan sebagainya. Tanpa keterbukaan dan kesediaan untuk berdamai dengan masa lalu, lingkaran trauma ini akan sulit terputus sehingga dapat mengorbankan lebih banyak anak di masa depan.Â
Anak tidak pernah minta dilahirkan. Namun, haruskah kita menjadikan mereka sebagai "tumbal generasi" dan menanggung luka-luka masa lalu kita?Â
Saya pikir ini sekaligus menjadi peringatan bahwa punya anak itu harus siap banyak hal (baca: fisik, finansial, ilmu, mental dan spiritual), bukan hanya untuk memenuhi ekspektasi keluarga besar maupun masyarakat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H