Keduanya bisa mendapatkan cuti hingga 46 minggu dengan gaji penuh dan 56 minggu dengan 80% gaji.
Kebijakan cuti melahirkan di Islandia bagi ibu dan ayah, masing-masing adalah 3 bulan dan sisa 3 bulannya lagi, bisa dibagi untuk siapa (untuk ibu atau ayah yang bersangkutan) dan diatur kapan waktunya. Selama cuti, keduanya berhak mendapat 80% gaji.
Di Finlandia, kebijakan cuti melahirkan betul-betul progresif.
Negara Nordik yang terletak di Eropa Utara ini memiliki kebijakan cuti melahirkan bagi ayah selama 8 minggu dan 23 minggu bagi ibu. Keduanya pun mendapat gaji penuh.
Hari cuti ini dapat dibagi antara masa kehamilan hingga merawat anak. Setelah anak berumur 3 tahun, orangtua bisa berbagi waktu atau bergantian membesarkan anak sampai ia kelas 2 SD.
Mengapa Cuti Hamil/Melahirkan juga Penting bagi Suami?
1. Suami dapat memberikan dukungan dan pendampingan psikis bagi istri
Sejak masa kehamilan, kelahiran dan menyusui, seorang istri kerap mengalami perubahan hormonal, fisik maupun psikis. Perubahan-perubahan ini kadang membuatnya seperti tidak mengenal dirinya lagi.
Jika sebelum punya anak, istri bisa tidur nyenyak setelah lelah bekerja atau mengerjakan pekerjaan rumah.
Setelah punya anak, sering ia harus bangun tengah malam karena anaknya menangis. Entah si bayi ngompol atau ingin menyusu. Hal ini tentu membuat pola tidur istri berubah drastis.
Tak jarang beberapa ibu mengalami baby blues. Ada pula yang mengalami stres dan depresi.
Kehadiran suami dalam fase-fase ini akan membuat suami lebih dekat secara emosional dengan istri dan anaknya. Suami juga dapat membantu istri menghadapi baby blues atau gejolak-gejolak emosional lain yang dirasakan oleh istri.Â