Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Underprivileged Millenials and Gen Zs": Anak-anak Muda yang Luput dari Perhatian Kita

8 Juni 2022   10:15 Diperbarui: 8 Juni 2022   14:07 2483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak-anak yang hidup di daerah miskin dan kumuh-Photo by Dulana Kodithuwakku on Unsplash

Lalu, siapa sebenarnya milenials dan gen Z yang underprivileged ini?

Mereka adalah milenials dan gen Z yang image-nya berkebalikan dengan yang biasa ditampilkan di media atau media sosial. Mereka adalah milenials dan gen Z yang hidup tepat atau di bawah garis kemiskinan, berpendidikan rendah, mendapatkan upah di bawah standar, pengangguran atau terjebak dalam pernikahan dini. Sebagian lagi ada yang menjadi korban kekerasan, baik fisik, psikis, ekonomi dan seksual, hingga mereka yang mengidap masalah kesehatan mental.

Data BPS tahun 2017 menyebutkan sekitar 20% milenial merupakan pekerja kerah biru, 25% bekerja di bidang penjualan atau sektor jasa, 7% bekerja sebagai profesional dan hanya 1,4% yang berada di posisi manajerial, dengan rata-rata upah pekerja milenial hanya di kisaran Rp 2,1 juta per bulan.

Fakta ini sekaligus menunjukkan bahwa lebih banyak anak muda yang bekerja di sektor informal. Penyebabnya tentu macam-macam. Bisa karena pendidikan yang rendah, keterampilan yang dimiliki tidak cukup untuk bersaing di pasar tenaga kerja, terbatasnya lapangan kerja dan sebagainya.

Terkait pendidikan, masyarakat Indonesia, termasuk generasi muda masih banyak yang belum memiliki akses pendidikan tinggi.

Data dari Wittgenstein Centre for Demography and Global Human Capital (2020) menunjukkan hanya 14,4% milenial Indonesia, berusia 20-39 tahun, yang dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

ilustrasi grafik tingkat pendidikan milenial Indonesia 2020-tangkapan layar dari thejakartapost.com
ilustrasi grafik tingkat pendidikan milenial Indonesia 2020-tangkapan layar dari thejakartapost.com

Sebelumnya, OECD dalam laporannya Education at a Glance 2019 juga pernah menyebutkan pada tahun 2017, hanya sekitar 16% penduduk Indonesia usia 25-64 tahun yang berpendidikan tinggi. Jumlah ini masih di bawah rata-rata negara-negara OECD (44%) dan G20 (38%). 

ilustrasi grafik tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan oleh penduduk dewasa di berbagai negara-tangkapan layar dari laporan OECD 
ilustrasi grafik tingkat pendidikan tertinggi yang diselesaikan oleh penduduk dewasa di berbagai negara-tangkapan layar dari laporan OECD 

Program S1 merupakan jenjang yang paling populer di kalangan dewasa muda, yaitu 12% dari penduduk usia 25-34 tahun merupakan lulusan sarjana.

Sementara penduduk dewasa muda Indonesia yang berpendidikan master dan doktor masih sangat rendah, yaitu hanya 1% untuk lulusan program master dan kurang dari 0,01% untuk program doktoral.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun