Hubungan antara hilangnya hutan tropis dengan penyebaran penyakit zoonotik terkait erat dengan beberapa hal, seperti hilangnya jasa lingkungan, fragmentasi hutan dan habitat, hilangnya keanekaragaman hayati, perdagangan satwa liar dan kebakaran hutan.
Hilangnya Jasa Lingkungan
Sebagai penyedia jasa lingkungan, hutan berperan sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan karbon, pemurnian air dan udara, pencegah banjir, konservasi keanekaragaman hayati dan pemeliharaan kesehatan serta kesejahteraan manusia.Â
Deforestasi hutan menyebabkan kemampuan hutan dalam mengendalikan penyebaran penyakit berkurang sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular, epidemi bahkan pandemi.
Fragmentasi Hutan
Fragmentasi hutan menyebabkan area hutan yang luas dipecah atau diubah menjadi area hutan yang kecil-kecil sehingga menciptakan lebih banyak daerah tepian hutan. Hal ini menyebabkan peningkatan kontak langsung antara manusia dan hewan liar sehingga penyakit lebih mudah menular.
Perdagangan Satwa Liar
Perdagangan satwa liar (baik legal maupun ilegal) merupakan bisnis dengan keuntungan besar tapi berisiko menularkan penyakit zoonotik lewat interaksi antara manusia dengan satwa liar. Tidak jarang perdagangan satwa liar ini terjadi lintas negara sehingga penularan penyakit berpotensi meluas lebih cepat.
Trenggiling adalah satwa liar yang paling banyak diburu dan diperdagangkan di dunia. Pengobatan tradisional Cina banyak memanfaatkan sisiknya untuk obat bagi sejumlah penyakit. Dagingnya pun dikonsumsi.
Meski mungkin tidak terkait dengan penyebaran virus Covid-19, trenggiling diketahui bisa menjadi sumber virus Corona lain dan telah menunjukkan ancaman bahaya nyata bagi kesehatan. Orang-orang yang terlibat dalam proses, mulai dari perburuan, pengangkutan hingga penjualan berisiko ikut terpapar.
Jika daging satwa liar tersebut dijual, kebersihan tempat penjagalan dan berjualan yang memprihatinkan, berisiko meningkatkan dan mempercepat proses penularan. Begitu pula dengan mereka yang mengonsumsinya.
Kebakaran hutan
Para ahli yang hadir dalam pertemuan internasional di Columbia pada Agustus 2019 mencatat bahwa kebakaran hutan Amazon dapat mengubah habitat dan perilaku spesies hewan yang menjadi inang penyakit endemik serta meningkatkan risiko penularan penyakit pada manusia.Â
Kebakaran hutan memaksa hewan-hewan yang biasanya hidup di hutan, keluar dan mencari makan di sekitar pemukiman manusia. Jika hewan-hewan tersebut membawa bibit penyakit, mereka bisa menularkannya pada hewan ternak penduduk. Manusia yang berinteraksi atau mengonsumsi daging hewan ternak yang terinfeksi penyakit akan ikut terserang penyakit.
Upaya Menjaga Kelestarian Hutan
Hutan memiliki fungsi krusial bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Kerusakan hutan berpengaruh signifikan terhadap perubahan iklim dan menimbulkan bencana, baik bencana hidrometeorologi maupun bencana sosial, seperti penyebaran penyakit zoonotik.