Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Menilik Hubungan Antara Kerusakan Hutan dengan Penyebaran Penyakit Zoonotik

26 Mei 2022   10:36 Diperbarui: 28 Mei 2022   16:14 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi hutan yang rusak akibat deforestasi-photo by Vladimir Srajber from pexels

Demam berdarah, malaria, flu burung, SARS, MERS, Covid-19 adalah contoh penyakit yang dapat menyerang manusia dan penularannya terjadi lewat perantara hewan atau disebut dengan penyakit zoonosis atau zoonotik. 

Sebuah penelitian berjudul Host Range and Emerging and Reemerging Pathogens (2005) melaporkan dari 1.407 spesies patogen (mikroorganisme parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya) yang teridentifikasi pada manusia, sebanyak 177 spesies merupakan patogen emerging dan re-emerging serta 58% nya bersifat zoonotik.

Patogen emerging dapat menimbulkan penyakit yang disebut dengan EIDs (Emerging Infectious Disease), yaitu penyakit yang muncul dan menyerang suatu populasi untuk pertama kalinya.

Ada pula penyakit yang bisa dikategorikan ke dalam EIDs adalah penyakit yang sudah pernah terjadi sebelumnya di suatu wilayah, kemudian jumlah kasusnya menurun dan terkendali tapi muncul lagi di kemudian hari dengan jumlah kasus baru yang meningkat, menyebar lebih cepat, meluas ke wilayah geografis baru dan kadang bergejala atau berdampak lebih parah (re-emerging).

Contoh paling dekat dengan kita saat ini adalah virus Covid-19 (SARS-Cov-2) yang ternyata masih setipe dengan virus penyebab SARS dan MERS. Setelah cukup lama tidak terdengar kabar tentang kemunculan kasus baru dari dua penyakit tersebut, muncullah penyakit Covid-19 yang menggegerkan dunia.

Ia hadir dengan gejala klinis yang lebih parah, daerah penyebaran yang lebih luas dan menyebar lebih cepat hingga ditetapkan sebagai pandemi. Tak terbilang berapa banyak nyawa di seluruh dunia melayang akibat penyakit ini.

Meski penyakit zoonotik disebarkan lewat perantara hewan, tapi tahukah Anda bahwa penyebaran penyakit tersebut berkaitan erat dengan kerusakan hutan? Bagaimana cara penyebarannya? Mari kita bahas di bawah ini.

Hubungan Antara Deforestasi Hutan dengan Penyakit Zoonotik

Para ahli memprediksi bahwa pandemi akibat penyebaran penyakit zoonotik di masa depan bisa lebih berbahaya dengan meningkatnya deforestasi hutan tropis, hilangnya habitat alam dan degradasi ekosistem di seluruh dunia.

Dalam kurun lebih dari 300 tahun belakangan, alih fungsi hutan meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Meski alih fungsi hutan bermanfaat dari segi pembangunan ekonomi dan sosial, ia punya segudang masalah ekologis yang ternyata berdampak negatif pada kesehatan umat manusia. Laporan IDEEAL menyebutkan alih fungsi hutan menjadi pemicu terbesar penyebaran penyakit zoonotik, dengan persentase sebesar 31%.

ilustrasi diagram pemicu penyebaran penyakit zoonotik yang terjadi sejak tahun 1940-sumber: tangkapan layar dari IDEEAL final report 2019
ilustrasi diagram pemicu penyebaran penyakit zoonotik yang terjadi sejak tahun 1940-sumber: tangkapan layar dari IDEEAL final report 2019

Hubungan antara hilangnya hutan tropis dengan penyebaran penyakit zoonotik terkait erat dengan beberapa hal, seperti hilangnya jasa lingkungan, fragmentasi hutan dan habitat, hilangnya keanekaragaman hayati, perdagangan satwa liar dan kebakaran hutan.

Hilangnya Jasa Lingkungan

Sebagai penyedia jasa lingkungan, hutan berperan sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan karbon, pemurnian air dan udara, pencegah banjir, konservasi keanekaragaman hayati dan pemeliharaan kesehatan serta kesejahteraan manusia. 

Deforestasi hutan menyebabkan kemampuan hutan dalam mengendalikan penyebaran penyakit berkurang sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit menular, epidemi bahkan pandemi.

Fragmentasi Hutan

Fragmentasi hutan menyebabkan area hutan yang luas dipecah atau diubah menjadi area hutan yang kecil-kecil sehingga menciptakan lebih banyak daerah tepian hutan. Hal ini menyebabkan peningkatan kontak langsung antara manusia dan hewan liar sehingga penyakit lebih mudah menular.

Perdagangan Satwa Liar

Perdagangan satwa liar (baik legal maupun ilegal) merupakan bisnis dengan keuntungan besar tapi berisiko menularkan penyakit zoonotik lewat interaksi antara manusia dengan satwa liar. Tidak jarang perdagangan satwa liar ini terjadi lintas negara sehingga penularan penyakit berpotensi meluas lebih cepat.

Trenggiling adalah satwa liar yang paling banyak diburu dan diperdagangkan di dunia. Pengobatan tradisional Cina banyak memanfaatkan sisiknya untuk obat bagi sejumlah penyakit. Dagingnya pun dikonsumsi.

Meski mungkin tidak terkait dengan penyebaran virus Covid-19, trenggiling diketahui bisa menjadi sumber virus Corona lain dan telah menunjukkan ancaman bahaya nyata bagi kesehatan. Orang-orang yang terlibat dalam proses, mulai dari perburuan, pengangkutan hingga penjualan berisiko ikut terpapar.

Jika daging satwa liar tersebut dijual, kebersihan tempat penjagalan dan berjualan yang memprihatinkan, berisiko meningkatkan dan mempercepat proses penularan. Begitu pula dengan mereka yang mengonsumsinya.

Kebakaran hutan

ilustrasi kebakaran hutan-photo by Vladyslav Dukhin from pexels
ilustrasi kebakaran hutan-photo by Vladyslav Dukhin from pexels
Para ahli yang hadir dalam pertemuan internasional di Columbia pada Agustus 2019 mencatat bahwa kebakaran hutan Amazon dapat mengubah habitat dan perilaku spesies hewan yang menjadi inang penyakit endemik serta meningkatkan risiko penularan penyakit pada manusia. 

Kebakaran hutan memaksa hewan-hewan yang biasanya hidup di hutan, keluar dan mencari makan di sekitar pemukiman manusia. Jika hewan-hewan tersebut membawa bibit penyakit, mereka bisa menularkannya pada hewan ternak penduduk. Manusia yang berinteraksi atau mengonsumsi daging hewan ternak yang terinfeksi penyakit akan ikut terserang penyakit.

Upaya Menjaga Kelestarian Hutan

ilustrasi menanam bibit pohon-photo by Karolina Grabowska from pexels
ilustrasi menanam bibit pohon-photo by Karolina Grabowska from pexels
Hutan memiliki fungsi krusial bagi seluruh makhluk hidup di bumi. Kerusakan hutan berpengaruh signifikan terhadap perubahan iklim dan menimbulkan bencana, baik bencana hidrometeorologi maupun bencana sosial, seperti penyebaran penyakit zoonotik.

Upaya menjaga kelestarian hutan bukan tanggung jawab satu pihak saja. Pembukaan hutan besar-besaran, perdagangan satwa liar dan segala upaya yang merusak hutan serta keanekaragaman hayati di dalamnya, perlu ditindak secara serius dan tegas.

Kita pun dapat berpartisipasi menjaga hutan dengan beberapa tindakan berikut:

  • Melakukan reboisasi
  • Memanfaatkan ruang terbuka di sekitar rumah, sekolah, kantor dan tempat-tempat umum untuk menanam pohon atau berbagai tanaman
  • Mengurangi penggunaan kertas
  • Tidak melakukan aktivitas yang dapat menyebabkan kebakaran hutan, seperti membuang puntung rokok yang masih menyala di sekitar hutan, tidak mematikan api unggun sisa berkemah dengan benar, membakar sampah dan sebagainya
  • Melakukan tebang pilih
  • Menjaga keberadaan tumbuhan dan hewan yang ada di hutan dengan tidak melakukan perdagangan satwa liar, baik secara keseluruhan maupun bagian tubuh tertentu, seperti cula, gading, kulit, sisik dan sebagainya. Terlebih jika hewan tersebut berstatus langka atau terancam punah.

Wasana Kata

"Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap manusia tapi tidak cukup untuk memenuhi keinginan segelintir manusia yang serakah."

(Mahatma Gandhi)

Tuhan telah mencukupi kebutuhan kita dari alam yang Dia ciptakan. Agama apapun memerintahkan kepada manusia untuk tidak serakah dan membuat kerusakan.

Hutan yang dirusak, dikeruk hasilnya tanpa mau menjaga dan menanam kembali. Hewan yang seharusnya hidup di hutan, kehilangan tempat tinggal, diperdagangkan dan dimakan.

Jika sekarang banyak penyakit "aneh-aneh" menyerang manusia, bahkan berkembang menjadi epidemi maupun pandemi, Anda tahu kan kenapa dan siapa yang harus disalahkan?

Referensi: 1, 2, 3, 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun